Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Ditemukan Banyak Kecurangan, Gojek Tuding Data Lembaga Riset Tidak Valid

BACA JUGA

Jakarta, Selular.ID – Tindakan kecurangan (fraud) masih saja terjadi pada layanan transportasi online seperti Gojek dan Grab hingga saat ini. Mulai dari fake GPS dan lainnya kerap digunakan para driver transportasi online dalam melancarkan aksi kecurangannya.

Berdasarkan data yang dirilis sejumlah lembaga riset seperti Spire Research and Consulting dan INDEF ditemukan aksi kecurangan yang dilakukan oleh driver Grab dan Gojek.

Data Spire Research and Consulting menyebutkan bahwa sebanyak 30% dari order yang diterima Gojek terindikasi fraud. Tingkat fraud yang dilakukan Gojek cukup besar dibandingkan Grab. Tercatat, tingkat fraud yang dilakukan Grab hanya 5%.

Sementara data dari INDEF menunjukan bahwa 42% mitra pengemudi yakin bahwa di Gojek paling banyak terjadi order fiktif. Sekitar 28% mitra pengemudi mengatakan bahwa order fiktif lebih banyak terjadi di Grab.

Hasil riset yang dilakukan Spire Research and Consulting dan INDEF ini berdasarkan hasil riset mereka kepada para driver Grab dan Gojek serta temuan lainnya. Survei yang dilakukan  Spire Research and Consulting dilakukan terhadap 40 pengemudi dan 280 konsumen atau pengguna yang dipilih secara acak dalam skala nasional.

Sedangkan survey yang dilakukan INDEF melibatkan 516 orang responden mitra pengemudi kendaraan baik roda dua dan roda empat dengan metode non-probability atau convinient sampling.

Terkait banyaknya kecurangan yang terjadi di Gojek, Redaksi Selular.ID meminta tanggapan dari pihak Gojek melalui pesan singkat.

“Menanggapi riset terkait dengan driver online, kami tidak mengetahui metode apa yang digunakan oleh lembaga riset terkait. Karena 40 sampel responden tidak dapat merepresentasikan jutaan driver online di Indonesia,” ujar Kristy Nelwan, VP Corporate Communications melalui pesan singkat kepada Selular.ID.

Kristy merasa bahwa data yang disajikan kedua lembaga riset tersebut tidak valid. Kristy menekankan bahwa Gojek telah memiliki sistem yang jauh lebih kuat yang mampu menghentikan order fiktif bahkan sebelum sampai ke pengguna aplikasi.

Dari hal tersebut dikatakan Kristy menunjukkan bahwa Gojek sudah mampu mengurangi tingkat kecurangan yang dilakukan para drivernya.

“Kami menghimbau agar lembaga riset dapat lebih berhati-hati dalam menyajikan data. Tujuannya agar tidak memberikan informasi menyesatkan yang dapat berdampak kepada jutaan mitra driver dan keluarganya yang mencari nafkah melalui aplikasi online,” tutup Kristy.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU