Jakarta, Selular.ID – Sony berada dalam posisi yang sama dengan LG saat ini. Kinerja perusahaan secara keseluruhan cenderung baik, tetapi unit mobile-nya terus terperosok.
Perusahaan Jepang itu baru saja mengungkapkan hasilnya untuk kuartal ketiga tahun fiskal 2018.
Sony mencatat pendapatan operasi 2,4 triliun yen (~ Rp300 triliun) untuk kuartal tersebut, mewakili penurunan 270,5 miliar yen (~ Rp34,3 triliun) dibandingkan dengan tahun lalu.
Namun, Sony juga mencatat laba operasional 377 miliar yen (~ Rp48 triliun), yang berarti peningkatan 26,2 miliar yen (~ Rp3,3 triliun) dibandingkan dengan Q3 2017.
Divisi game dan network services Sony (bisnis PlayStation) adalah pemain yang cukup terkenal, menghasilkan 790,6 miliar yen (~ Rp100 trilun) dalam penjualan untuk kuartal tersebut.
Ini menandai peningkatan yang cukup besar dibandingkan dengan tahun lalu, ketika mencetak 718 miliar yen (~ Rp91 triliun) dalam penjualan.
Tetapi laba operasional unit turun dibandingkan dengan Q3 2017, dari 85,4 miliar yen (~ Rp11 triliun) menjadi 73,1 miliar yen (~ Rp9,3 triliun). Perusahaan menghubungkan penurunan laba dengan penjualan promosi selama musim liburan serta penurunan penjualan perangkat keras.
Unit Mobile Communications Sony melaporkan penjualan 137,2 miliar yen (~ Rp18 triliun), membuat penurunan besar dibandingkan tahun lalu.
Pada Q3 2017 divisi ini menghasilkan penjualan 217,5 miliar yen (~ Rp28 triliun). Unit ini juga beralih dari untung 15,8 miliar yen (~ Rp2 triliun) pada Q3 2017 menjadi rugi 15,5 miliar yen (~ Rp1,9 triliun) pada Q3 2018.
Perusahaan mengatakan penurunan penjualan smartphone sebagai alasan utama. Sony secara khusus menunjukkan penurunan penjualan di Eropa, Jepang, dan Amerika Latin.
Di sisi lain, perusahaan mencatat pengurangan dalam biaya operasi sebagai satu hal positif untuk kuartal tersebut.
Namun angka itu mewakili penurunan besar dalam setahun, di saat divisi berjuang melawan brand-brand seperti Samsung, Huawei, Xiaomi, dan produsen lainnya.
Dan kenyataan Xiaomi dan Oppo telah memasuki lebih banyak pasar Eropa, Sony tentu akan mendapat tekanan lebih besar pada tahun ini.