Jakarta, Selular.ID – Pada tahun 2016, Smartfren berkolaborasi dengan IBM dalam mewujudkan Big Data System. Operator 4G itu mulai mengumpulkan data dari konsumen.
“Mulai dari komplain, interaksi, isi ulang pulsa, usage, transaksi, transfer, streaming, relasi data dari network performance, dan mengetahui dari mana datangnya data paling besar,” papar Sharizan Zaki Pondren, Head of Customer Experience and Analytics, pada acara penyerahan sertifikasi ISO27001 di Jakarta (8/2/2018).
Zaki menuturkan pengguna bisa menggunakan paket data untuk bermacam kegiatan, beragam aplikasi, dari perangkatnya.
Di Smartfren, data itu direkam dan dikumpulkan untuk nantinya dipelajari dan dianalisa agar perusahaan bisa merespon lebih cepat bila ada laporan terkait network. Data itu juga menjadi patokan bagi Smartfren dalam membuat produk yang sesuai dengan kebiasaan pengguna.
“Dengan begitu, kami bisa melihat data, menganalisa, dan memahami area mana yang perlu ditingkatkan atau produk apa yang tepat untuk di-push ke customer,” ungkap pria berkebangsaan Malaysia itu.
Zaki mengungkapkan empat point perilaku konsumen di jaringan Smartfren selama tahun 2017, khususnya di kuartal terakhir. Berikut data yang disampaikan Zaki pada Q4 2017:
1. Distribusi Data
Dari Big Data, diketahui distribusi pelanggan Smartfren selama 2017 menunjukkan 80 persen menggunakan kuota sekitar 1GB-8GB per bulan. 20 persen sisanya menggunakan data lebih dari 8GB. Bahkan ada yang menghabiskan lebih dari 30GB per bulan.
Dari situ, Smartfren bisa membuat produk yang sesuai dengan pengguna mayoritas. Rata-rata penggunaan data per bulan di jaringan Smartfren adalah 5GB per pelanggan.
Sebanyak 36,8 persen menggunakan data kurang dari 1GB.
2. Konten Populer
Konten yang diakses dikelompokkan menjadi aplikasi global dan lokal. Di jaringan Smartfren, selama Q4 2017, penggunaan Instagram tumbuh signifikan karena adanya fitur baru Stories. Sebelumnya, volume data didominasi oleh Youtube, tapi di akhir-akhir tahun, Instagram mendominasi.
Tidak kalah pamor, di aplikasi lokal, pengguna Smartfren terus mengakses e-commerce seperti Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia. Dan Smartfren menganalisa pertumbuhan e-commerce di jaringan 4G sangat tinggi.
Konten hiburan yang biasa dinikmati melalui layar TV kini menurun ke perangkat mobile. Sekitar 56 persen pelanggan Smartfren sudah memiliki aplikasi hiburan lokal seperti iflix, Joox, dll.
Di segmen transportasi, Gojek, Grab dan Uber mendominasi trafik pelanggan Smartfren.
3. Voice over IP
Dari Big Data, terlihat pelanggan kerap melakukan penggilan telepon melalui akses data. Baik itu WhatsApp Call dan Line Call, yang sudah mengambil porsi voice call tradisional dari operator.
Karena di jaringan 4G, Smartfren juga bisa memberi kualitas tertinggi dari voice data call.
4. Device
Open market handset di jaringan Smartfren terlihat 25 persen menggunakan iPhone, Samsung, dan Xiaomi. Di akhir tahun 2017 semakin banyak smartphone yang support jaringan Smartfren, yang berarti pertanda baik.
Sementara Andromax mengambil porsi paling banyak yakni 45 persen. Sementara itu 1 dari 3 pengguna masih menggunakan mobile wifi. Berarti perangkat MiFi masih dibutuhkan oleh pelanggan Smartfren.
Zaki menegaskan Smartfren telah mendokumentasi data semua itu menggunakan teknologi Big Data.
“Smartfren adalah operator telko pertama yang menggunakan Big Data dalam kategori Customer Experience Management System,” pungkasnya.