Jakarta, Selular.ID – Hijrahnya Thomas Jul ke penyedia layanan digital payment Nets, mendorong pergantian tongkat komando di Ericsson Indonesia. Per November 2017, Jerry Soper dipercaya untuk memimpin vendor jaringan yang bermarkas di kawasan Pondok Indah, Jakarta, itu.
Seperti halnya Jul, sebagai Presiden Direktur, Jerry akan bertanggung jawab untuk mengemudikan bisnis perusahaan di dua negara, Indonesia dan Timor Leste.
Pria kelahiran Inggris tersebut sebelumnya telah menjabat sebagai senior dan pimpinan eksekutif di Ericsson UK, Eropa, Asia, dan Afrika. Sebelum bergabung di Ericsson Indonesia, Jerry menempati posisi sebagai Head of Global Customer Unit and Customer Unit, Bharti Airtel, yang berbasis di India.
Jebolan Electronic Engineering di Southampton University, United Kingdom, itu telah menghabiskan lebih dari 30 tahun di Ericsson dan telah melihat evolusi industri telekomunikasi di berbagai negara. Dia juga pernah memegang posisi senior di bisnis mikroelektronika milik Ericsson di Eropa sebelum bergabung di Ericsson UK pada 2002.
Menanggapi jabatan barunya, Jerry mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk di antara 10 negara teratas di dunia untuk pertumbuhan pelanggan dan para operatornya terus menjadi yang terdepan dalam inovasi.
“Saya sangat tertarik untuk dapat menjalani tantangan ini dan berkesempatan untuk memimpin tim yang berbakat. Ericsson telah menjadi bagian penting dan tidak dapat dipisahkan dari industri telekomunikasi di Indonesia. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor ini,” sebut Jerry dalam keterangan resmi yang diterima Selular.ID.
Itulah pernyataan pertama Jerry tentang Indonesia. Ia juga menyinggung tentang tim kerja yang solid dan berbakat, serta historikal yang kuat antara Ericsson dengan Indonesia.
Kita ketahui, Ericsson punya rekam jejak yang panjang. Perusahaan asal Swedia itu, sudah 110 tahun hadir di Tanah Air. Ericsson bahkan bisa disebut sebagai peletak dasar teknologi nir kabel, khususnya GSM sejak pertama kali diperkenalkan pada 1995.
Berkat peranan Ericsson, tiga dekade kemudian, industri telekomunikasi di Indonesia sudah mulai memasuki era internet cepat. Membuat Indonesia tak kalah dengan negara-negara lain, yang bergegas menjadikan ICT sebagai mesin pertumbuhan di masa depan.
Saat ini Ericsson menjadi perusahaan infrastruktur yang fokus pada tiga area besar, yakni jaringan komunikasi (communication network), layanan ke jaringan operator (service to networks operator), dan menjadi penyedia layanan multimedia.
Dengan tiga bidang bisnis itu, Ericsson punya pengaruh kuat pada perkembangan industri selular. Sebagai buktinya, empat dari lima operator GSM yang beroperasi di Tanah Air, menggunakan infrastruktur dari Ericsson. Bahkan pada 2012, jumlahnya karyawannya terbilang cukup besar, lebih dari 1.600 orang dan kebanyakan berasal dari Indonesia.
Sayangnya kompetisi yang keras, terutama dari pesaing asal China, Huawei dan ZTE, membuat performa Ericsson Indonesia belakangan ini kurang menggembirakan. Padahal, di era 2G dan 2,5G, Ericsson adalah penguasa pasar.
Dari bisik-bisik dengan petinggi salah satu pemain di bisnis ini, saya memperoleh bocoran bahwa penguasaan market share Ericsson terus menyusut drastis. Di sisi lain, Huawei semakin memperlihatkan ototnya. Peralihan dari 2G ke 3G, benar-benar dimanfaatkan oleh vendor China itu untuk meningkatkan penetrasi di Indonesia.
“Pangsa pasar Huawei terus membesar dalam lima tahun terakhir. Di Telkomsel kini sekitar 50%, XL 80%, Indosat Ooredoo 60%, dan Tri Hutchinson 90%”, ujarnya.
Khusus XL dan Tri, kebijakan managed service yang menunjuk Huawei sebagai mitra, otomatis menguntungkan vendor berlogo bunga merah menyala itu. Tak berlebihan dengan penguasaan pasar yang signifikan, saat ini Huawei menjadi penguasa bisnis jaringan di Indonesia. (baca : strategi-codelqutec-bikin-huawei-berjaya-di-bisnis-jaringan).
Fakta bahwa Ericsson telah turun kelas, dari market leader menjadi challenger di bisnis infrastruktur, tentu menjadi tantangan yang tak ringan bagi Jerry. Alhasil, mengembalikan performa Ericsson sebagai vendor yang disegani sekaligus menjadi mitra terpercaya operator menjadi tujuan utama Jerry. Meski untuk mencapai tujuan tersebut, bukan perkara mudah.
Namun dalam banyak kasus, strategi turn around dari zone merah ke zone biru, membutuhkan pendekatan yang berbeda. Perusahaan terkadang harus mengambil kebijakan yang radikal jika tak ingin terkubur dalam persaingan.
“Kita tidak bisa memecahkan masalah-masalah baru dengan cara-cara lama’, demikian kata Albert Einstein, ilmuwan besar dunia.
Disinilah leadership memegang peranan penting.
Mengutip pernyataan Mantan Direktur Bank Mandiri Zulkifli Zaini, pada akhirnya kepemimpinan lebih menyangkut angka. Kehebatan seorang pemimpin itu ditentukan oleh hanya satu hal, yaitu deretan angka dan kinerja secara faktual.
“Kalau kita berbicara bisnis, maka angka itu tak lain adalah sales, profit, atau mungkin harga saham. Anda disebut pemimpin yang kredibel hanya jika mampu membawa perusahaan lebih maju melalui pencapaian ketiga faktor itu lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, terutama dengan para pesaing”, ujar Zulkifli.
Jadi tak ada gunanya Anda memiliki visi yang hebat, membangun budaya kerja yang kokoh, atau dicintai oleh seluruh anak buah, kalau kinerja keuangan perusahaan Anda jeblok, imbuh Zulkifli.
So, selamat datang Jerry, selamat bekerja!