Jakarta, Selular.ID – Implementasi teknologi 4G di Indonesia memang masih memasuki belum merata di setiap wilayah. Namun vendor jaringan Ericsson sudah mempersiapkan teknologi lanjutan generasi ke-5 di Tanah Air.
Ericsson telah menuntaskan demo 5G pertama di Indonesia, termasuk 5G test bed, 5G new radio (NR) dan penggunaan lainnya seperti tangan robot sensor gerak dan video streaming 4K secara live. Ericsson secara historis memang memiliki paten dari teknologi jaringan termasuk salah satunya dalam pengembangan teknologi 5G.
Test bed radio 5H mencapai kecepatan puncak downlink sebesar 5.74 Gbps dan latensi serendah 3ms. Sebagai perbandingan, saat ini standar kecepatan transmisi 4G berkisar antara 100 Mbps–1 Gbps.
Thomas Jul, Presiden Direktur Ericsson Indonesia mengungkapkan salah satu perbedaan fundamental teknologi 5G menjadi salah satu keunggulan teknologi ini. “Teknologi 5G didesain untuk memenuhi semua kebutuhan yang mampu dipenuhi oleh teknologi jaringan sebelumnya,” tambahnya.
Saat 5G diimplementasi, semua hal akan bisa terhubung satu sama lain. Mulai dari mobil, kulkas, televisi dan perangkat yang ada di dunia.
Ericsson meyakini, di masa depan, semua hal bisa terhubung bahkan secara virtual. Bahkan dalam data Ericsson, pada 2020 nanti akan ada 50 miliar perangkat yang terhubung. 5G akan menjadi pemicu terbesar dari koneksi itu.
Kebanyakan ahli teknologi telekomunikasi berharap teknologi 5G bisa mulai dioperasikan pada tepat saat Olimpiade Tokyo. Ini juga yang digadang-gadang akan menjadi basis tren ‘internet of things’.
“Selain itu, industri akan diuntungkan oleh aplikasi internet of things inovatif seperti transportasi pintar dan layanan kesehatan jarak jauh yang akan membuka peluang besar bagi masyarakat,” kata Thomas, saat showcase 5G di Jakarta, Senin (3/4/2017).
Secara global, kesiapan ekosistem 5G di dunia diperkirakan akan booming pada 2020. Dari kurun tersebut, butuh waktu sekitar lima tahun kemudian bagi Indonesia untuk mengadopsinya.
Disebutkan Ericsson, 5G berpotensi mendorong pertumbuhan pemasukan sebesar 34 persen di tahun 2026, bila dibandingkan pada 2016. Untuk itu, menurut Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika, pihak operator telekomunikasi harus lebih dulu mempersiapkan model bisnis yang akan diterapkan, karena teknologi tersebut tidak semata-mata hanya untuk akses internet saja, melainkan juga untuk urusan bisnis juga.
“Bukan hanya operator telco, saya juga masih wonder bagaimana business model yang akan digunakan bila jaringan 5G hadir di Indonesia. Karena misalnya di Jepang, mereka gunakan 5G untuk penyelenggaraan Olympics 2020. Ini karena 5G juga bersinggungan dengan political decision,” kata Menteri yang akrab disapa Chief RA ini dikesempatan yang sama.