Jakarta, Selular.ID – Industri games di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada tahun ini Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan kontribusi industri ini naik hingga dua kali lipat.
Jika pada 2014 pertumbuhannya masih sekitar USD181 Juta, di tahun 2015 pertumbuhannya naik menjadi sekitar USD321 Juta dan Bekraf memperkirakan 2016 ini transaksi industri games di Indonesia mencapai USD700 juta.
Hal itu diungkapkan Hari Sungkari Deputi Infrastruktur Bekraf dalam Indonesia Games Championship yang digelar Telkomsel di Jakarta baru-baru ini. Sehingga pada 2017 Bekraf menargetkan kontribusinya game naik jadi dua kali lipat menjadi 2%, dan diharapkan pada 2019 menjadi 5%.
Jika industri game terus tumbuh, menurut Hari bukan hal yang mustahil 2020 industri game mampu berkontribusi sekitar 20%. Karena saat ini kontribusi games masih satu persen.
“Memang kontribusi games dan aplikasi memberikan kontribusi sebesar satu persen, jumlah tersebut masih kecil dibandingkan dengan item lainnya, yaitu fesyen dan kuliner,”kata Hari
Meski demikian, pertumbuhan industri games dan aplikasi lebih tinggi dibandingkan item fesyen dan kuliner, mencapai 7-8% setiap tahunnya sejak 2013.
Kendati kontribusinya masih kecil, Hari menyarankan jangan didiamkan karena menurut para analis kalau didiamkan, kontribusinya malah turun. Oleh karena itu Bekraf akan terus memfasilitasi para developer sambil bekerja sama dengan para provider telekomunikasi.
Dia menuturkan, saat ini jumlah developer aplikasi maupun games yang sudah tergabung melalui asosiasi dan juga terdaftar di Bekraf sebanyak 42 ribu. Pada umumnya, mereka yang terdaftar adalah para developer yang mampu menghasilkan karya-karya yang disukai oleh konsumen. Namun, para developer juga harus memperhatikan tata kelola perusahaan, atau start-up yang dibangun, sehingga bisa terus bertahan dan berkembang.
