Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Menkominfo: Perwakilan Facebook Batal Datang Bahas Hoax

BACA JUGA

RudiantaraJakarta, Selular.ID – Salah seorang petinggi Facebook dari kantor pusat rencananya akan berkunjung ke Indonesia akhir bulan Januari ini untuk membahas berita bohong alias hoax yang beredar deras di media sosial. Namun karena suatu hal, Ia batal datang dan mengganti pertemuan dengan pemerintah melalui video conference.

Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), mengatakan akan melakukan video conference dengan executive dari jejaring sosial tersebut tanggal 6 Februari mendatang. “Dia (petinggi Facebook) gak jadi datang karena ayahnya meninggal. Jadi nanti diganti video conference tanggal 6 Februari. Kita video conference dulu baru nanti dia datang ke sini,” kata Rudiantara di kantor Kementerian Kominfo, di Jakarta, Senin (30/1/2016).

Dalam pertemuan dengan eksekutif Facebook itu, nanti akan dibahas upaya pencegahan hoax karena Facebook jadi salah satu tempat tayang dan viral-nya berita palsu. Untuk mencegah penyebaran berita hoax, jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut kini memiliki fitur pelaporan. Setiap artikel yang ada di linimasa Facebook kini dilengkapi dengan fitur pelaporan. Letaknya di sudut kanan atas layar.

Jika suatu artikel mengandung unsur penyebaran kebencian, hoax, atau spam, pengguna bisa langsung melaporkannya ke Facebook. Ada beberapa alasan template yang bisa dipilih untuk memperkuat laporan.

Sementara dari sisi pemerintah sendiri, Rudiantara mengatakan jika upaya menangkal dan memerangi berita bohong, palsu, alias hoax tidak bisa dilakukan oleh satu pihak yakni pemerintah saja, melainkan keterlibatan peran masyarakat itu sendiri.

Dalam diri masing-masing masyarakat juga harus memiliki daya saring terlebih dahulu. Artinya, masyarakat mengerti dengan kabar yang mereka terima, media mana yang mereka baca atau dengar, dan sebagainya.

“Karena konten (hoax) ini banyak di generate oleh masyarakat, maka aktivitas penyaringan (filtering) bukan hanya teknis tapi aktivitas diri sendiri. Contoh bila kita menerima informasi benar, disimpan sendiri saja. Kalau tidak benar, tabayyun atau tanya ke pengirim berita. Kalau mengirim informasi, pastikan berita benar karena kalau tidak benar itu namanya fitnah. Kalau (berita) benar, kita bisa kirim ini tapi sebelumnya kita harus tahu apakah memberikan manfaat untuk penerima,” ujar Menteri yang kerap disapa Chief RA ini.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU