Jakarta, Selular.ID – Stigma miring soal handphone China ternyata masih menggentayangi sebagian konsumen Indonesia. Bukan di wilayah pinggiran kota atau pelosok, melainkan konsumen di tengah ibu kota, yang notabene sudah lebih kaya informasi, masih mempunyai persepsi negatif terkait ponsel buatan negeri Tirai Bambu itu.
Seperti pengakuan Violin, karyawan Dhea Cellular, di ITC Cempaka Mas, yang menyebut bahwa, “Customer gak mau beli merek-merek ini, karena dikiranya ini merek China, padahal kan ini merek Indonesia,” ujarnya kepada Selular.ID (12/10/2016).
Violin mengacu pada sederet ponsel merek lokal yang dipajang di etalase kiosnya. Di situ terpampang sejumlah ponsel dengan merek Advan, Evercoss, Mito, dan Maxtron.
Menurut Violin, calon pembeli sering menganggap ponsel dengan merek-merek tadi sebagai merek China. Sehingga mereka enggan membeli, dan lebih memilih handphone yang dianggapnya “merek Indonesia.”
“Mereka lebih milih handphone Oppo, Asus, Samsung, atau Lenovo, yang dibilangnya merek Indonesia, karena ada tulisan Made in Indonesia,” terang Violin.
Menurut pemaparan Violin, persepsi negatif masyarakat terhadap ponsel buatan Tiongkok masih ada. Tapi lucunya, sebagian masyarakat itu malah memilih handphone merek China yang dianggapnya merek Indonesia. Violin mengaku capek menerangkan hal itu ke konsumen yang bebal.
Stigma miring yang masih melekat di mata sebagian konsumen tersebut bukan tanpa sebab. Seperti diketahui, sekitar satu dekade silam, pasar Indonesia dibombardir puluhan merek ponsel China yang diklaim sebagai “merek dalam negeri”. Hampir semua merek tersebut merupakan ponsel yang dibuat di Tiongkok dan diimport ke sini. Namun kualitas mereka sepertinya tidak sesuai harapan konsumen, sehingga mereka trauma untuk membeli ponsel merek China.