Jakarta, Selular.ID – Telkomsel dan Huawei melakukan uji coba teknologi selular yang disebut-sebut sebagai teknologi pertama di Indonesia yang dapat menembus kecepatan akses data 1 Gbps.
Teknologi ini menerapkan penggabungan teknologi antena 4×4 multiple-input multiple-output (MIMO), teknologi modulasi 256 Quadrature Amplitude Musik Arion (QAM), dan LTE Licensed assisted access (LAA).
Dengan teknologi ini, memungkinkan terjadinya peningkatan kapasitas dan efisiensi signifikan dari jaringan 4G saat ini.
Dijelaskan Sukardi Silalahi Direktur Network Telkomsel, uji coba ini merupakan satu tahapan menuju diimplementasikannya teknologi 5G di Indonesia.
“Kami telah mempersiapkan jaringan untuk memastikan uji coba ini berjalan dengan lancar. Kesiapan dalam uji coba 1 Gbps mempertegas komitmen Telkomsel untuk terdepan dalam penerapan roadmap teknologi broadband terkini,”ujar Sukardi di Jakarta (21/10/16).
Lebih jauh Sukardi menjelaskan, bahwa teknologi LAA memungkinkan penggunaan spektrum un-licensed 5.8 Ghz sebagai spektrum tambahan di samping spektrum LTE utama untuk meningkatkan kecepatan akses data.
Uji coba teknologi LAA ini menurut Sukardi berbeda dari sebelumnya, kali ini Telkomsel melakukannya dengan menggabungkan teknologi baru yang lainnya, yaitu 4×4 MIMO dan 256 QAM, sehingga kecepatan akses data bisa mencapai 1 Gbps.
“Dengan penggabungan teknologi-teknologi tersebut, maka peningkatan kecepatan data mencapai lebih dari 4 kali lipat dari uji coba teknologi LAA sebelumnya,” kata Sukardi
Sementara Sun Xiwei Deputy Ceo Huawei Indonesia menuturkan penggabungan teknologi LAA 4x4x MIMO dan 256-QAM mampu memberikan pengalaman layanan digital yang baru bagi pelanggan. Dengan teknologi ini, pelanggan dapat menikmati layanan Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR) ultra HD dan 4k video mobile kapan saja dan dimana saja.
“Sebagai penyedia solusi komunikasi Huawei selalu memberikan teknologi terdepan untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan kami. Huawei menciptakan keuntungan end to end dalam jaringan telekomunikasi, perangkat dan kompertisasi cloud,” tutur Sun Xiwei.
