Jakarta, Selular.ID – Berkembangnya pasar smartphone berbasis Android menjadi titik tolak melambungnya posisi Samsung. Hingga kini vendor asal Korea Selatan itu, tetap menduduki posisi nomor satu, termasuk di Indonesia yang sudah dipegangnya sejak 2013.
Indonesia memang pasar yang sangat seksi bagi vendor global. Namun pelemahan ekonomi pada tahun lalu ditambah dengan aturan yang mewajibkan vendor untuk memenuhi TKDN 30% terkait smartphone 4G, membuat pasar sedikit melesu.
Laporan terbaru bertajuk Quarterly Mobile Phone Tracker yang dikeluarkan firma riset terkemuka International Data Corporation (IDC), menunjukkan bahwa pengiriman produk smartphone di Indonesia pada kuartal I-2016, mencapai 6,5 juta unit. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 2,7% dari tahun sebelumnya (YoY), namun mengalami penurunan 22.2% dari kuartal ke kuartal (QoQ).
Samsung tetap bertahan di posisi teratas namun vendor asal Taiwan dan China (TaiChi) terus mengejar. Samsung menguasai 33% pangsa pasar, berkat promosi besar, penawaran cash back, dan juga program bundling dengan sejumlah operator untuk seri Galaxy J.
Namun keberhasilan Samsung mempertahankan posisinya, tak membuatnya aman. Pasalnya, vendor-vendor asal China dan Taiwan terus membuntuti dengan ketat. IDC mengungkapkan, pangsa pasar smartphone asal TaiChi semakin meluas, yakni mencapai 23% pada kuartal pertama 2016. Meningkat 2% dibandingkan kuartal sebelumnya dan 12% pada tahun lalu. Untuk pertama kali pada kuartal pertama tahun ini, produk asal TaiChi lebih besar dibandingkan smartphone buatan lokal. Tiga pemain yakni Asus, Oppo dan Lenovo, semakin diminati masyarakat.
Tercatat lima besar vendor teratas di Indonesia adalah, Samsung (dengan pertumbuhan YoY 16%), Oppo (tumbuh 187%), Asus (tumbuh 24%), Advan (mengalami penurunan pengiriman 12%), dan Evercoss (mengalami penurunan 15%).
Menyadari semakin agresifnya para pesaing, terutama vendor China, Lee Kang Hyun, Vice President Director Samsung, menyebutkan bahwa sebagai brand ponsel, di era 4G ini memang produsen ponsel dituntut untuk memberikan inovasi dan teknologi terbaru supaya tidak ditinggalkan penggunanya.
“Samsung mengambil pelajaran penting dari brand-brand besar yang pernah menjadi nomor satu di Indonesia kini mengalami hal yang tidak diinginkan, seperti menjadi nomor kesekian, bahkan tumbang. Padahal awalnya brand-brand tersebut sangat disegani bahkan menjadi market leader”, ujar Lee dalam Diskusi Panel Selular Congress, di Jakarta (25/5/2016).
Menurut Lee, Samsung memiliki tiga hal yang menjadi pilar dalam membangun pasar di Indonesia. Pertama adalah inovasi, kedua adalah melayani purna jual, dan ketiga membangun experience center.
“Karena ke tiga pilar itu dibutuhkan pengguna smartphone. Pengguna butuh hal baru, yang didukung dengan pelayanan jika terjadi kerusakan dalam perangkatnya, dan untuk menjajal teknologi terbaru pengguna Samsung perlu tempat untuk mencobanya. Itu sebabnya experience center kami bangun dibanyak kota di Indonesia.” pungkasnya.