Jakarta, Selular.ID – Serangan malware di dunia internet kian brutal dan tak pernah lelah mengusik para netizen. Tahun lalu saja, Symantec menemukan lebih dari 430 juta malware baru yang unik, rekor tertinggi yang pernah tercatat, dan kerentanan zero-day dua kali lipat dari tahun 2014.
Hal tersebut adalah dua temuan dalam Internet Security Threat Report (ISTR) Symantec, yang dirilis pada bulan April. ISTR adalah laporan penelitian tahunan terbesar Symantec yang memberikan gambaran dan analisis aktivitas ancaman global dari tahun lalu, termasuk tren-tren serangan, aktivitas kode berbahaya, phishing, dan spam yang muncul.
Pada tahun 2015, organisasi pemerintahan atau perusahaan keuangan yang pernah jadi target serangan kemungkinan besar akan jadi target kembali setidaknya tiga kali. Sementara di Indonesia sendiri, industri manufaktur merupakan target utama bagi penjahat cyber, peringkat tinggi dalam email dan serangan phishing.
Kerentanan dapat muncul di hampir semua jenis software, tetapi yang paling menarik bagi penyerang yang ditargetkan adalah software yang banyak digunakan. Berulang-ulang mayoritas kerentanan ini ditemukan dalam software seperti Internet Explorer dan Adobe Flash, yang digunakan setiap hari oleh sejumlah besar konsumen dan kaum profesional.
“Empat dari lima kerentanan zero-day yang paling banyak dieksploitasi pada tahun 2015 adalah Adobe Flash,” ujar Halim Santoso, Director Systems Engineering, ASEAN, saat memberikan informasi tentang serangan malware sepanjang 2015 di Intercontinental MidPlaza, Jakarta, siang ini (19/4/2016).
Begitu diketahui, serangan zero-day dengan cepat ditambahkan ke toolkit penjahat cyber dan dieksploitasi. Pada titik ini, jutaan software akan diserang dan ratusan ribu akan terinfeksi apabila patch tidak tersedia atau jika pengguna tidak bergerak cepat dalam memasang patch.