Senin, 4 Agustus 2025
Selular.ID -

Membelah Fokus di Dua Pasar

BACA JUGA

Nick Lee - Country Director of Comsumer Bussiness Group Huawei Indonesia
Nick Lee – Country Director of Comsumer Bussiness Group Huawei Indonesia

Huawei, vendor asal Tiongkok ini, sudah lama mencengkramkan bisnisnya di pasar telekomunikasi Indonesia. Mulai dari jaringan hingga ke consumer product, seperti ponsel. Huawei pun terbilang sukses mengembangkan bisnisnya di sini. Dengan kemampuan dan pengalamannya, Huawei pun tak gentar menghadapi perubahan dan persaingan di industri telekomunikasi di Tanah Air. Termasuk di pasar ponsel yang belakangan semakin ramai dengan kehadiran beberapa pemain baru. Bagaimana strategi Huawei dalam menghadapi persaingan di pasar ponsel yang kian ketat. Selular berhasil mewawancari secara khusus Nick Lee, Country Director of Comsumer Bussiness Group Huawei Indonesia, untuk membahasnya. Dan berikut petikan wawancaranya:

Apa strategi Huawei di pasar ponsel di Indonesia?
Target dalam 2 tahun meraih 10% pangsa pasar Indonesia. Menyediakan produk smartphone untuk berbagai segmen pasar, termasuk 3G dan 4G.

Ada strategi khusus untuk mencapai target itu?
Perlu investasi untuk membangun brand dan menciptakam brand awareness dan memberikan value added ke pengguna. Invest ke market dan retail.

Seperti apa pandangan Anda tentang pasar Indonesia?
Pasar Indonesia terbilang cukup terbuka. Vendor handset tertarik ke pasar Indonesia karena populasi yang besar dan kesempatan pasar yang bagus. Selain itu pasarnya juga berkembang cepat. Masih ada pengguna 2G dan kini sudah mulai masuk ke 4G. Masih ada tren transformasi dari 2G ke 3G dan juga 4G. Jadi masih ada kesempatan yang besar bagi vendor smartphone.

Bagaimana dengan kompetisi pasar smartphone di Indonesia, terlihat sangat ketat?
Ya kompetisi sangat ketat dan begitu banyak pemain di sini. Tapi Huawei tetap yakin bisa bersaing, karena kami memiliki keunggulan dan kemampuan untuk bersaing. Kami adalah vendor global Kami juga memiliki keunggulan di industri infrastruktur. Jadi kami mengetahui dari sisi jaringan. Dan itu menjadi salah satu keunggulan kami.

Bagaimana strategi brand awareness dari Huawei?
Bisa dibilang ini topik yang besar. Butuh waktu untuk bisa mengembangkan brand. Terutama untuk pasar open market di mana Huawei juga belum begitu lama di pasar ini. Dalam tiga tahun terkahir, Huawei selalu berinvestasi untuk brand awareness.  Begitu juga ke depannya kami akan terus berinvestasi, tidak hanya untuk sisi pengguna, tapi juga ke retail.

Dua tahun belakangan ini semakin banyak pemain yang bersaing di pasar smartphone Indonesia. Termasuk juga vendor dari Cina. Bagaimana Anda melihat hal ini ?
Di setiap industri pasti ada kompetitor. Dan Huawei menghargai semua kompetitor. Mereka juga termasuk vendor yang memiliki kemampuan bagus, termasuk brand dari Cina. Saya fikir masing-masing kompetitor memiliki kemampuan mereka masing-masing. Dan Huawei juga memiliki strategi kami sendiri, bagaimana untuk bisa bertahan di pasar Indonesia. Huawei selalu meluncurkan produk dengan kualitas terbaik. Dan kami juga selalu menyisihkan setiap pendapatan untuk investasi di sisi Research and Development (R&D). Dan jangan lupa Huawei juga memiliki sederet paten yang sudah berhasil kami ciptakan.

Seperti diketahui Huawei berjalan di dua tipe pasar, close market dan open market. Huawei akan fokus ke mana?
Kedua pasar itu memang berbeda. Sulit untuk mengatakan Huawei akan fokus di pasar yang mana. Karena kedua pasar itu penting bagi Huawei. Dan kami menerapkan strategi yang berbeda untuk kedua pasar itu. Close market dinilai pasar yang pas bagi produk smartphone entry level. Sedangkan open market lebih ditujukan untuk membangun brand dan juga lebih pas bagi produk middle end dan high end.

Nick-Lee-2Di segmen pasar yang mana yang menjadi fokus Huawei, low end, middle end atau high end?
Saya rasa itu tergantung level pasar yang berbeda. Saya rasa pasar di Indonesia masih terbilang sensitif dengan harga. Berdasarkan hasil riset beberapa lembaga survei, smartphone berharga Rp2 juta masih mendominasi pasar sebesar 60 persen. Itu berarti peluang pasar yang lebih besar ada di level pasar middle end dan low end.

Layanan 4G mulai masuk ke Indonesia. Menurut Anda seberapa besar potensi pasar 4G terutama terkait smartphone 4G?
Dengan masih besarnya pasar pengguna ponsel 2G dan 3G, itu berarti masih besarnya potensi pasar smartphone 4G. Karena akan terjadi migrasi dari pengguna ponsel 2G ke 3G lalu ke 4G. Atau bahkan dari 2G langsung ke 4G. Dan saya lihat strategi operator dalam pengembangan layanan 4G sudah di jalan yang benar. Dan saya kira butuh waktu sekitar dua tahun bagi ponsel 4G akan bisa mendominasi pangsa pasar ponsel di Indonesia. Namun itu juga tergantung ketersediaan dan kesiapan jaringan 4G yang sedang dibangun operator. Huawei sendiri sudah memasarkan perangkat 4G pada tahun lalu, berupa Mobile Wifi.

Bagaimana strategi Huawei terkait dengan smartphone 4G?
Berdasarkan roadmap yang kami buat mulai tahun ini, Huawei akan lebih banyak mengeluarkan smartphone berbasis 4G. Di mulai dari tahun ini. Sekitar 50 persen dari jumlah smartphone yang akan kami luncurkan di tahun ini, adalah smartphone 4G.

Apakah harga terjangkau akan menjadi kunci akan kesuksesan pemasaran smartphone 4G?
Saya rasa tergantung kebutuhan penggunas. Smartphone 4G berharga terjangkau memang penting untuk mengakomodasi pengguna yang baru ingin mencoba-coba layanan 4G. Begitu pula smartphone 4G bersegmen high end, juga ada yang membutuhkan. Jadi saya rasa tergantung level penggunanya juga. Huawei sendiri memiliki seri smartphone 4G untuk berbagai 4G. Mulai dari segmen high end hingga low end.

Bagaimana dengan peraturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang diberlakukan bagi para vendor jaringan dan juga vendor handset 4G?
Huawei pasti akan mematuhi peraturan yang diberlakukan pemerintah. Terutama terkait kandungan lokal. Termasuk juga harus terkait kewajiban memproduksi ponsel di Indonesia. Untuk hal itu kami sudah bekerjasama dengan salah satu pabrikan di Indonesia.

Saat ini sedang booming penjualan smartphone melalui secara online. Apakah Huawei akan menempuh strategi yang sama?
Kita ketahui bersama bahwa bisnis online saat ini sedang tumbuh. Tentu Huawei juga akan mengikuti tren ini.

Apakah toko online dirasa lebih memudahkan untuk memasarkan smartphone ketimbang harus melalui distributor tradisional?
Saya rasa ada perbedaan antara toko online dan toko tradisional. Masing-masing memiliki pangsa pasarnya tersendiri. Ada pengguna yang terasa mudah membeli secara online. Tetapi ada juga yang masih nyaman untuk datang langsung ke toko untuk membeli smartphone. Untuk bisa merasakan produknya secara langsung, sehingga mendapatkan pengalaman sebelum memutuskan untuk membeli.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU