Jakarta,Selular.ID – Demi menjaga kedaulatan NKRI di pulau terluar dan daerah perbatasan, Indonesia tak boleh hanya mengandalkan pertahanan fisik saja, tapi juga secara virtual melalui cyber defence. Hal tesebut diungkapkan Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika.
Dalam berita acara Rudiantara menyebutkan untuk menjaga negara Indonesia bukan hanya tugas TNI, namun juga dari sisi regulator dan operator.Kominfo sendiri ikut menggalang Badan Cyber Nasional. Sementara bersama para operator, kata menteri, mereka juga punya kewajiban untuk mendukung akses telekomunikasi yang dibutuhkan para perwira TNI untuk mempertahankan Indonesia.
Namun sayangnya, belum semua pulau terluar dan daerah perbatasan mendapatkan akses yang mumpuni. Pulau Simeulue, misalnya. Hingga saat ini untuk menunjang telekomunikasi di wilayah itu hanya mengandalkan satelit.
“Nanti dengan program Palapa Ring kita juga akan tarik kabel laut dari Simeulue. Sehingga, kita bisa ikut memberikan dukungan akses untuk pertahanan virtual,” ujar Rudiantara.
Rudiantara menyebutkan, saat ini masih ada sekitar 50-60 ibukota kabupaten dan kotamadya (IKK) yang belum tersentuh broadband. Namun diharapkan, dengan Palapa Ring nanti, kota-kota tersebut khususnya pulau terluar sudah kebagian broadband paling lambat 2018.
Program Palapa Ring sendiri kembali dijalankan digeber baru-baru ini setelah mandek 10 tahun. Tercatat sudah ada delapan perusahaan yang telah lolos tahap prakualifikasi proyek pembangunan jaringan tulang punggung serat optik senilai USD 230,64 juta itu.
Tiga dari delapan perusahaan yang lolos tahap prakualifikasi ini merupakan operator telekomunikasi yakni Telkom, Indosat, dan XL Axiata.
Selain itu, ada beberapa konsorsium gabungan beberapa perusahaan. Kedelapan perusahaan yang lolos tersebut dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan pembagian tiga paket proyek Palapa Ring jilid II yakni Paket Barat, Paket Tengah dan Paket Timur.
Pada paket Barat yang mencakup lima kabupaten/kota di Indonesia Barat dengan bentangan serat optik di laut sepanjang 1.122 km dan diestimasi menelan biaya sebesar USD 40,39 juta, akan diikuti oleh enam perusahaan yakni iForte Solusi Infotek, Indosat, Konsorsium Mora Telematika Indonesia—Ketrosden Triasmitra, Konsorsium Super Sistem Ultima—Huawei, Telkom, dan XL.
Sementara paket Tengah meliputi 17 kabupaten/kota di Indonesia bagian barat dengan bentangan serat optik di darat serta laut sepanjang 1.676 KM, diestimasi akan menelan dana USD 47,08 juta akan diikuti oleh enam perusahaan yakni PT iForte Solusi Infotek, PT Indosat Tbk, Konsorsium Pandawa Lima, Konsorsium Super Sistem Ultima—Huawei, Telkom dan XL.
Terakhir pada paket Timur yang meliputi 35 kabupaten/kota di wilayah timur sepanjang 5.681 KM di laut dan darat dengan perkiraan proyek USD 143,18 juta akan diikuti oleh PT iForte Solusi Infotek, PT Indosat Tbk, Konsorsium PT Matra Mandiri Prima—PT Hitachi High Technologies Indonesia—PT Partibandar Utama, Konsorsium Super Sistem Ultima—Huawei, Telkom dan Huawei. Penyelenggara Palapa Ring nantinya ditargetkan dapat menyediakan kecepatan akses minimal 20 Mbps di perkotaan dan 10 Mbps di pedesaan