Jakarta, Selular.ID – Sektor perdagangan daring (e-commerce) di Indonesia tengah mengalami perkembangan pesat di mana pelaku bisnis dan pengguna meningkat dalam waktu yang cukup singkat dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan perkembangan industri sektor perdagangan daring paling potensial tidak hanya di Asia, tetapi juga di dunia.
Nilai pembelanjaan daring (online spanding) dari konsumen diproyeksikan naik sebesar 53 persen di 2015, dan berimplikasi pada proyeksi nilai transaksi di bisnis daring dalam negeri mencapai hingga USD3.56 miliar.
Di balik harapan cerah, nyatanya pelaku bisnis e-commerce masih dihantui dengan berbagai tantangan termasuk keamanan transaksi pembayaran.
Pada 2014, terdapat 446 laporan kasus penipuan dan 229 kasus penipuan yang diproses oleh Subdit Cyber Crime di mana 60 persen dari total kasus kejahatan dunia maya merupakan kasus penipuan termasuk dari transaksi jual beli daring. Sumber serangan dunia maya tertinggi terdapat di Asia, salah satunya Indonesia.
“Bisnis perdagangan daring dapat dikatakan sebagai bisnis dengan investasi membangun kepercayaan di mana jaminan keamanan transaksi menjadi kunci bagi konsumen untuk berbelanja di sebuah situs,” kata Edy Budiman, Founder & CEO PT Dewaweb, saat media briefing sertifikasi SSL di Conclave, Jakarta, sore ini (24/8/2015).
Berangkat dari ‘kunci’ tersebut, tentunta menjadi satu tantangan terbesar bagi pelaku bisnis daring ini adalah menyakinkan para pengguna bahwa toko daring mereka adalah toko yang terpercaya dan aman.
Data A.T Kearney menunjukkan bahwa konsumen di ASEAN sulit untuk percaya bahwa transaksi yang mereka lakukan secara daring terjamin aman.
“(Situs belanja online) Masih kurang aware dengan namanya security system, padahal itu penting sekali,” ujar Edy.