Jakarta, Selular.ID – Teknologi terus berkembang. Masyarakat Indonesia baru saja merasakan layanan akses data super kilat melalui jaringan LTE 4G akhir 2014 silam. selain mengganti SIM card, demi bisa menikmati kemewahan itu, pengguna selular tanah air diwajibkan mengganti smartphone ke perangkat yang mendukung kecepatan tersebut. Tapi tidak demikian dengan 5G.
David An, CTO ZTE Asia Pacific, mengatakan bahwa untuk teknologi telekomunikasi berikutnya itu, baik operator atau pengguna tidak perlu mengubah perangkat maupun kartu SIM, karena teknologi 5G berfokus pada perangkat lunak yang disuntikkan ke masing-masing sistem operasi mobile atau pun sistem jaringan. “Kalau teknologi 4G berpusat ke layanan data pengguna, maka teknologi 5G berfokus pada internet of things,” ujarnya. Lalu apa saja fitur yang tersedia di jaringan 5G?
Menurut Internet Telecommunication Union (ITU), 5G akan siap rilis secara komersial di tahun 2020. Untuk itu para penyedia jaringan terus mengembangkan penelitian dan menguji coba pengadaan fitur-fitur 5G sejak sekarang. Salah satunya, ZTE, saat ini mulai mempromosikan teknologi dan standar 5G miliknya. Bersama mitra operator dunia, ZTE tengah menyiapkan uji coba Pra 5G.
Pada diskusi media ekslusif (9/6/2015), David An menyampaikan bahwa dengan mengembangkan pra penelitian 5G, ZTE akan berkontribusi untuk teknologi dan standar 5G global melalui kerja sama dengan rekan kerja di program laboratorium inovasi 5G. Perusahaan berkomitmen akan meneruskan investasi strategis untuk penelitian dan mempraktekan teknologi 5G.
Pada bulan Juli 2014, pada acara LTE & 5G World Summit, ZTE mengusulkan ide-ide inovasi Pra 5G sebelum memasukannya ke dalam praktik komersial pada bulan November. Bersama dengan China Mobile dan operator lainnya, ZTE menyelesaikan uji penggunaan pra komersial dari Pre5G Massive multiple-input multiple-output (MIMO). Pada ajang Mobile World Congress (MWC) 2015, ZTE mendemonstrasikan base station yang terintegrasi dan bersifat komersial pertama di dunia dari Pre5G Massive multiple-input multiple-output (MIMO).
Massive MIMO milik ZTE yang telah menyelesaikan tes pra komersial dengan sukses pada tahun 2014 bersama China Mobile, dikenal sebagai salah satu kunci teknologi 5G. Massive MIMO meningkatkan efesiensi spektrum secara tajam dan membantu operator menggunakan situs dan sumber daya spektrum yang telah ada secara penuh, serta meningkatkan kapasitas dan lingkup jaringan wireless secara signifikan.
Pada tahun 2015, ZTE juga akan memperkenalkan solusi pra 5G lainnya, seperti solusi user densification networks (UDN) dan multi-user shared access (MUSA).
ZTE dengan teknologi Multi-User Shared Access (MUSA) milik perusahaan yang baru, mendemonstrasikan kemampuan akses jaringan wireless yang melebihin tiga kali kapasitas.
Berdasarkan hasil dari simulasi tersebut, algoritma MUSA milik ZTE menghasilkan peningkatan lebih dari 200% di overloading radio, membantu jaringan untuk bertransisi menuju ke era Internet of Things (IoT). MUSA adalah salah satu proyek penelitian industri terkemuka milik ZTE di bidang Pra 5G, di mana menggunakan teknologi 5G-ready untuk menyediakan 4G LTE komersial. Para pengguna dapat mengalami akses kecepatan seperti 5G. Teknologi Pra 5G lainnya yang dikembangkan oleh ZTE adalah Massive MIMO dan Ultra Dense Network (UDN). ZTE berharap teknologi Pra 5G miliknya dapat diterapkan secara komersial pada tahun 2015.
ZTE juga sukses melakukan uji coba solusi Pra 5G UDN yang memaksimalkan penggunaan platform perangkat keras berteknologi mutakhir, yaitu Pico, dan pembatalan gangguan Cloud Radio. Kedua teknologi tersebut memungkinkan penyebaran BTS yang lebih rapat agar operator bisa mendapatkan kepadatan kapasitas yang lebih tinggi.
Validasi teknologi MUSA dan UDN lebih meningkatkan solusi Pra 5G. Solusi Pra 5G akan membantu para operator untuk meningkatkan access rate dan seluruh kapasitas jaringan secara eksponensial dengan memperluas sumber daya yang ada dalam 3-5 tahun ke depan. Sebelum membuat standarisasi teknologi 5G, solusi ini dapat mengurangi tantangan lonjakan lalu lintas data secara efektif, dan dapat membantu para operator merebut peluang pasar dan mencapai pengembangan bisnis yang lebih baik.
Dengan memanfaatkan perbedaan kemampuanpemancar (efek jauh-dekat), MUSA milik ZTE menggunakan non-orthogonal complex untuk memperluas urutan pada sisi pemancar untuk modulasi. Teknologi MUSA tersebut juga menggunakan pembatalan gangguan berturut-turut pada sisi penerima untuk menghapus gangguan dan memulihkan data pengguna. Hal tersebut memungkinkan beberapa pengguna untuk melakukan pengiriman pada waktu dan frekuensi yang sama. Dengan demikian, kapasitas sistem tersebut dapat ditingkatkan secara signifikan dalam situasi efek dekat-jauh yang kuat.
Pada bulan Maret 2015, ZTE secara resmi meluncurkan base station Pra 5G yang mengintegrasi BBU, RRU, dan antenna, seta mendemonstrasi alur layanan bersama dengan China Mobile pada ajang Mobile World Congress (MWC) 2015 di Barcelona. Pada NGMN Industry Conference and Exhibition yang diselenggarakan di Frankfurt, Germany pada bulan yang sama, ZTE dilibatkan oleh Deutsche Telekom menjadi salah satu dari daftar awal rekan laboratorium inovasi 5G mereka.