Setelah menjadi brand ponsel terkemuka di negara asalnya yakni Tiongkok, Xiaomi melebarkan sayapnya ke berbagai negara, termasuk di Indonesia. Mengusung teknologi canggih tapi dilego dengan harga murah, menjadi nilai jual utama yang membuat perusahaan ini sukses besar. Selain dari segi teknologi dan harga, hal lain yang membuat produsen yang baru berdiri tahun 2010 ini unik adalah teknik penjualannya fokus memanfaatkan e-commerce.
Strategi serupa juga diterapkan Xiaomi dalam ekspansinya ke Indonesia. Hugo Barra, Vice President Global Xiaomi, memaparkan langkah utama pihaknya saat masuk ke Indonesia yakni memerhatikan bisnis e-commerce secara jeli. “Selain bekerjasama dengan distributor lokal, dalam menjual Xiaomi dengan fokus di e-commerce. Untuk pondasi e-commerce yang kuat di Indonesia, Xiaomi akan menjual produknya secara ekslusif melalui Lazada.co.id,” ungkap pria yang diplot sebagai penanggung jawab terhadap ekspansi Xiaomi ke luar Tiongkok itu.
Hugo Barra adalah aset maha penting bagi Xiaomi. Dia seperti bertangan midas. Karena setiap ekspansi ke berbagai negara, perusahaan yang secara harfiah berarti “beras kecil” ini meraup sukses.
Xiaomi berhasil “membajak” Hugo dari Google. Padahal di perusahaan mesin pencari tersebut, jabatannya cukup moncer yakni berperan dalam pengelolaan produk di Perusahaan Google di London dan California, termasuk menjadi Wakil presiden dan juru bicara produk divisi Android.
Berbicara mengenai ekspansinya ke Indonesia, pria berusia 38 tahun kelahiran Brazil ini mengeluhkan birokrasi perijinan sertifikasi yang berbelit-belit sehingga pemasaran produk-produknya pun terhambat. “Sertifikasi ponsel di sini agak old school. Prosesnya lama sekali, paling lama dibandingkan pasar lain sehingga masuknya produk kami agak tersendat.” Faktor inilah yang membuat pihaknya mengurungkan Mi3 untuk rilis perdana di Indonesia.
Dan meskipun e-commerce tetap menjadi strategi andalan, namun tidak bisa dimungkiri pertumbuhan terbilang masih lambat bahkan dibandingkan negara lain seperti India. Pemasaran online dilakukan agar dapat menekan harga jual agar tidak terlalu tinggi. Angka pertumbuhan e-commerce di Indonesia masih tertinggal dari India.
Karena itulah, Hugo Barra sedikit berimprovisasi dengan membuat jalur baru, memasarkan secara offline di toko ponsel yang bekerjasama dengan Erafone. Terlepas dari itu, pihaknya optimis Xiaomi akan digemari konsumen Indonesia. Karena hanya 2,5 bulan sejak rilis perdana saja, telah berhasil menjual lebih dari 100 ribut unit. (Iqbal/bda)