Wacana yang beredar cepat adalah desain Galaxy S4 terlihat relatif sama dengan pendahulunya. Dirasa terlalu murah untuk menjadi smartphone high-end meski dilengkapi dengan hardware kualitas tinggi. Saat berbicara pada konferensi lanjutan akhir pekan ini, Kepala Desain Samsung Dennis Miloseski membela desain smartphone dan menunjukkan bahwa perusahaan berfokus pada pengalaman yang ditimbulkan bersama Galaxy S4.
“Sebenarnya, proses desain global telah diajukan,” tutur Miloseski, menurut situs Apple Insider. “Kami membuat perangkat yang lebih tipis dan ringan, serta layar lebih indah. Tapi dengan Samsung, elemen tadi berkurang. Mereka lebih mementingkan menciptakan hubungan erat antar pengguna dan teknologi.”
Galaxy S4 menyematkan sejumlah fitur high-end seperti kontrol berdasarkan pengenalan wajah, teknologi floating touch (sentuhan mengambang) dan sejumlah sensor baru yang memberikan pengguna cara baru dan unik saat berinteraksi dengan perangkat mereka. Eksekutif itu menuturkan bahwa fitur seperti ini yang membantu Samsung terus meraih sukses.
“Karena perangkat semakin cerdas, mereka bisa mengendus keberadaan pengguna dan menyesuaikannya. Maka wajar kalau segi desain terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Tapi sekarang, kami sedang berpikir tentang bagaimana menciptakan nyawa pada sebuah perangkat.” Miloseski mengisyaratkan bahwa perangkat masa depan mungkin tidak selalu memanfaatkan casing plastik.
“Proses desain tidak dimulai dengan material. Bukan dimulai dengan mengatakan: ‘Baik, kita akan membuat perangkat dari bahan logam.’ Untuk perangkat yang dijual secara global di seluruh dunia, perihal utama dari desain adalah persoalan harus bisa diterima oleh banyak selera yang berbeda-beda.”
Miloseski menjelaskan bahwa Samsung akan terus mengadaptasi desain untuk pasar ponsel yang selalu berubah. “Mengikuti teknologi yang bergerak maju, kita akan sampai pada situasi di mana akan lebih jarang pengguna mengeluarkan perangkat dari sakunya. Jadi Anda mungkin akan melihat faktor bentuk berbeda yang disebabkan dari kebiasaan tadi.”
Miloseski menyimpulkan dengan mengatakan, “Dari waktu ke waktu, itu semua menjadi tanggung jawab kami untuk tidak menggunakan banyak lapisan hardware dan kaca kepada konsumen. Saya pikir evolusi mobile lebih mendekati hubungan orang-ke-orang, dan teknologi bergerak keluar dengan sendirinya. Masih ada ruang bagi mobile untuk berubah, untuk menghubungkan kita kembali dengan dunia di sekitar kita.” (Khoirunnisa)