Topik pertama disampaikan oleh Ericsson ConsumerLab yang memaparkan hasil studi ekstensif tentang tren konsumen smartphone di Indonesia. “Jumlah smartphone di Indonesia diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat dalam waktu 12 bulan,” ujar Vishnu Singh, Regional Head of ConsumerLabr Ericsson in Southeast Asia and Oceania.
Ia juga menambahkan bahwa penggunaan smartphone saat ini lebih banyak digunakan untuk jejaring sosial dan SMS, jadi tidak heran pasar akan berkembang ke arah penggunaan aplikasi pada smartphone. Mengingat hal ini akan mendorong permintaan terhadap jaringan yang lebih cepat dan andal, maka operator di Tanah Air rasanya patut berbenah diri agar bisa memberikan pelayanan lebih baik bagi pasar mobile broadband yang tumbuh dengan cepat.
Topik yang disajikan berikutnya menyangkut pengalaman refarming spektrum LTE. Dari kawasan Asia Pasifik, Australia telah menjadi perintis dalam refarming frekuensi 1800 MHZ untuk LTE. Kurang dari setahun setelah peluncuran pertama LTE secara komersial, ekosistem 1800 MHz telah mencapai tahap mature dan pita frekuensi ini menjadi standar global. Ini membuktikan bahwa penggunaan spektrum yang fleksibel dan netral sangat penting untuk pengembangan dan kesuksesusan mobile broadband. Dengan evolusi teknologi mobile broadband HSPA dan LTE, kapasitas dan kinerja broadband bisa dipenuhi dengan biaya yang efisien. (Choiru Rizkia)