Jakarta, Selular.ID – Smartphone HTC telah lama hengkang dari Indonesia. Sejak pertengahan 2016, smartphone merek HTC menghilang dari pasaran. Bukan cuma di Indonesia, langkah serupa terpaksa dilakukan perusahaan di sejumlah negara lainnya karena kinerja keuangan yang terus memburuk.
Desember 2017 merupakan salah satu bulan terburuk bagi HTC, karena produsen membukukan penjualan sebesar NTD $4,02 miliar. Berdasarkan nilai tukar saat ini, angka tersebut setara dengan Rp1,83 triliun.
Dibandingkan November 2017, terjadi penurunan pendapatan sebesar 29% secara berurutan. Secara tahunan, penurunan lebih buruk lagi, 36% y-o-y.
Untuk sepanjang tahun 2017, HTC menggalang pemasukan sebesar NTD $62.12 miliar. Dalam mata uang Indonesia, jumlahnya mencapai Rp28,2 triliun. Itu adalah jumlah pendapatan tahunan terendah yang dibukukan perusahaan dalam 13 tahun.
Bukan hanya itu, flagship terbaik perusahaan yang baru diluncurkan tahun lalu, HTC U11, kurang mencuri perhatian konsumen karena tidak menampilkan rasio aspek 18:9 dan desain “bezel-less”, tampilan yang tengah diusung semua pesaing-pesaingnya.
Tapi HTC mengejar ketinggalan di segi desain itu dengan HTC U11+, namun sepertinya peluncuran menjelang pergantian tahun itu juga tidak membuat perbedaan apapun pada keuangan perusahaan. Dan distribusi handset yang terbatas menandakan bahwa HTC U11+ ditawarkan di negara-negara tertentu saja.
Sebelumnya, akhir tahun 2017, tim Pixel HTC resmi dibeli Google bersama dengan akses ke IP HTC dengan imbalan uang tunai sebesar $1,1 miliar (sekitar 14,7 triliun).