Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Saat HTC Melempar Handuk Putih

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selamatkan-Keuangan-HTC-Lepas-Pabrik-di-Shanghai-770x470Jakarta, Selular.ID – Tahun 2017 ditutup dengan aksi korporasi yang dilakukan HTC. Pabrikan smartphone asal Taiwan itu akhirnya mengkonfirmasi rumor yang telah beredar sebelumnya, yakni penjualan sebagian divisi smartphone HTC senilai USD1,1 miliar, atau kurang lebih setara dengan Rp 14,7 triliun kepada raksasa mesin pencari, Google.

Menurut HTC, tim tersebut terdiri dari sekitar 4.000 orang, dan semuanya bakal bergabung dengan Google dalam beberapa bulan mendatang. Sebagai bonus, akuisisi ini juga mencakup lisensi non-eksklusif atas sebagian properti intelektual milik HTC. Namun tidak termasuk bisnis virtual reality (VR) yang tengah dikembangkan HTC.

Sejauh ini Komisi Investasi Taiwan telah menyetujui langkah Google untuk mengakuisisi tim R&D HTC. Diperkirakan semua proses transaksi akan selesai pada Q1 2018. Dengan penjualan tersebut, HTC diprediksi meraup keuntungan lebih dari TWD30 miliar ($ 1 miliar) pada kuartal tersebut.

Sumber di Taipei Times menyebutkan, bahwa nilai penjualan sebesar itu akan sangat membantu meningkatkan performa keuangan HTC, setelah didera kerugian besar selama dua setengah tahun terakhir.

HTC diketahui menelan kerugian Q3-2017 sebesar TWD3.1 miliar dibandingkan dengan kerugian TWD1.8 miliar pada kuartal yang sama tahun 2016. Pendapatan pun anjlok TWD 15,7 miliar dari TWD22,2 miliar.

Setelah amburadul di bisnis smartphone, HTC memang tengah fokus mengembangkan bisnis VR, yang dinilai memiliki masa depan lebih cerah.

Salah satu produk andalan, yakni Vive Focus sudah diperkenalkan di Beijing pada November 2017 dan telah menerima pesanan TWD4.5 miliar dari pasar China. Untuk mengembangkan produk Vive, HTC berkolaborasi dengan AS, pemasok game video terkemuka.

Bagi Google, kesepakatan tersebut akan semakin meningkatkan ambisinya di ranah bisnis smartphone setelah meluncurkan perangkat Pixel pada 2016. Sekaligus tantangan jilid kedua, setelah melepas kepemilikan Motorola kepada Lenovo pada 2015.

Bagi HTC sendiri, penjualan sebagian divisi smartphone kepada Google itu menandai babak baru perusahaan di jagat industri ICT dunia. Meski masih berkutat di ranah smartphone, sumber internal HTC menyebutkan bahwa pihaknya akan membatasi jumlah smartphone yang akan diluncurkan tahun depan.

Jika laporan ini sesuai dengan rencana perusahaan, maka HTC kemungkinan akan hanya meluncurkan 2 hingga 4 model pada 2018. Rencana ini juga tampak seperti strategi yang dilakukan OnePlus.

Hal tersebut sepertinya mengisyaratkan kemunduran HTC di pasar smartphone, keputusan ini juga mencerminkan hilangnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan.

Namun, pihak HTC menyangkal dan menyebutkan, akuisisi ini bukan berarti HTC sudah menyerah di industri smartphone. Kedepannya mereka masih akan tetap bermain di segmen premium dan mengembangkan smartphone-nya sendiri, meski mungkin tidak seagresif sebelum-sebelumnya.

Sebagai informasi, HTC memang tidak terlalu banyak menghadirkan seri baru sepanjang 2017. Jika dihitung HTC hanya merilis sekitar lima seri ponsel, yakni HTC One M8, HTC Desire 816, HTC Desire 610, HTC One 801E dan HTC Desire 310.

Hal ini kontras dengan pencapaian HTC ketika masih berjaya. Tengok saja selama 2010 – 2011, HTC sangat agresif mengeluarkan seri-seri ponsel. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 20 varian.

Langkah HTC mengguyur pasar dengan deretan smartphone tersebut, seiring dengan moncernya kinerja keuangan. Diketahui, keuntungan bersih HTC pada kuartal ketiga 2011 tumbuh sebesar 68%. HTC dalam periode itu saja mampu menjual hingga 13 juta unit smartphone.

Menghasilkan keuntungan bersih hingga US$ 625 juta atau 73% dari total pendapatan US$ 4,45 miliar. Dari semuanya, pertumbuhan di China paling menonjol. Meningkat hingga 8 kali lipat dibandingkan periode yang sama 2010.

Dengan pencapaian yang gemilang itu, menurut lembaga riset Canalys, HTC pada kuartal ketiga 2011 mampu menduduki posisi pertama dalam penjualan smartphone di Eropa dan Amerika Serikat. HTC meraup 24% market share, melewati penjualan Samsung dan Apple.

Namun, periode terbaik HTC itu tak berlangsung lama. Meski masih mampu mengapalkan 18 juta smartphone pada 2015 lalu, HTC hanya mampu mengirimkan 10-12 juta unit pada 2016. Posisi HTC sendiri dilengserkan oleh Asus sebagai pabrikan smartphone terbesar di Taiwan.

Terlihat jelas, vendor yang mengusung slogan “quietly brilliant” itu, semakin kedodoran. Alih-alih terus bersaing dengan Samsung dan Apple, khususnya di segmen premium, HTC malah kesulitan menghadapi serbuan vendor-vendor China yang secara agresif mengambil ceruk pasar, terutama di segmen menengah yang tumbuh semakin pesat belakangan ini.

Alhasil, keputusan menjual sebagian divisi smartphone adalah langkah paling realistis. Meski tak sepenuhnya melempar handuk putih, HTC tentu tak ingin bernasib seperti Nokia, Motorola atau Blackberry yang tetap survive, namun sepenuhnya berganti majikan.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU