Senin, 4 Agustus 2025
Selular.ID -

Mampukah Dana Jumbo Mengangkat Market Share Vivo?

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Edy-Kusuma-VivoJakarta, Selular.ID – Sejak hadir pertama kali di Indonesia pada 2014, Vivo langsung mengusung target tinggi. Tak tanggung-tanggung, brand smartphone asal China ini mematok posisi tiga besar. Keyakinan Vivo untuk menguasai pasar Indonesia salah satunya didasari penguasaan market share yang signifikan di negeri asalnya sendiri.

Riset IDC mengungkapkan, sepanjang tiga tahun terakhir, yakni 2014, 2015, dan 2016, Vivo menjadi produsen smartphone terbesar ketiga di China, setelah Huawei dan Oppo.

Sukes Oppo yang mampu menyodok ke posisi dua di belakang Samsung, hanya dalam tempo kurang dari empat tahun di Indonesia, membuat Vivo semakin bersemangat mengejar saudara tuanya itu. Seperti kita ketahui, baik Oppo maupun Vivo berasal dari induk usaha yang sama, yakni BBK.

Alhasil, demi mengangkangi pasar Indonesia, Vivo pun meniru langkah Oppo yang tak segan mengeluarkan dana marketing super jumbo. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk mengatrol brand awareness di mata konsumen secara instan.

Selain program marketing yang digarap sendiri, berbagai even berskala besar yang menyedot dana yang tak sedikit, bukan menjadi halangan bagi Vivo untuk berpartisipasi. Sebut saja Piala AFF 2016, Jambore Sahabat Anak 2017, dan We The Fest (WTF) 2017.

Event-event tersebut dimanfaatkan Vivo untuk membangun perceive quality, sekaligus memperkenalkan varian smartphone unggulan, seperti Vivo V5 dan Vivo V5s. Smartphone yang sudah dibekali kamera depan 20MP, untuk hasil selfie terbaik. Belum lagi gelontoran iklan di televisi yang menampilkan Agnes Monica, Afgan dan Pevita Pearce sebagai brand ambassador.

Peluncuran produk baru juga menjadi momen bagi Vivo untuk menggenjot animo konsumen. Setelah V5 dan V5s yang telah menyapa publik pada Mei 2017, Vivo kini bersiap untuk memperkenalkan jagoan terbaru mereka, yakni Vivo V7+.

Ini adalah smartphone pertama di dunia yang menyuguhkan kamera depan 24MP. V7+ juga merupakan produk pertama Vivo yang mengadopsi Full View Display dengan rasio 18:9 berdiagonal 5.99 inci.

Berbeda dengan sebelumnya, peluncuran Vivo V7+ dikemas secara spektakuler. Bertempat di Hall D1, JIEXPO Kemayoran-Jakarta, Kamis, 28 September 2017, acara bertajuk “Perfect Moment”, akan digelar dalam bentuk konser dan drama musikal.

Tak tanggung-tanggung, sebanyak 9 stasiun TV akan menyiarkannya secara langsung. Yakni RCTI, SCTV, Indosiar, MNCTV, ANTV, TVOne, TransTV, Trans7, dan GlobalTV.

Dimulai pada pukul 20.00 – 21.30 WIB, acara berdurasi 1,5 jam itu akan dimeriahkan oleh artis ternama seperti Nidji, Afgan, Prilly Latuconsina, Zaskia Gotik dan banyak lagi. Tidak lupa tujuh brand ambassador Vivo juga akan hadir pada perhelatan tersebut.

Sebagai puncak acara, brand ambassador utama Vivo, Agnez Mo, untuk pertama kalinya, akan membawakan beberapa lagu dari album internasional perdananya, yang segera dirilis di Indonesia.

Tentu saja untuk menggelar acara spektakuler tersebut, Vivo harus mengeluarkan dana yang sangat besar. Namun berapa persisnya, Edy Kusuma, Brand Manager Vivo Indonesia mengelak menjawab.

“Memang ada certain budget untuk setiap bisnis tapi value dari acara ini, baik nominal maupun non-nominal, itu sangat besar. Bagi kami, value ini tidak bisa dinilai dari seberapa besar budget yang kami keluarkan,” papar Edi pada acara konferensi pers Vivo V7+, di Jakarta (25/9/2017).

Meski tak mengungkap berapa besarnya biaya peluncuran tersebut, tetap saja pernyataan normatif yang dilemparkan Edi Kesuma, mampu mengundang decak kagum.

Pasalnya, sangat jarang perusahaan mampu menggandeng sembilan stasiun televisi sekaligus untuk menyiarkan acara peluncuran produknya secara langsung dalam waktu bersamaan. Program siaran langsung biasanya berhubungan dengan kepentingan publik, seperti debat Capres yang digagas oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum).

Di sisi lain, langkah Vivo itu terkesan berjudi. Mengingat daya beli masyarakat Indonesia belakangan disebut-sebut melorot. Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) mengungkapkan saat ini telah terjadi penurunan daya beli yang berdampak terhadap penjualan. Pertumbuhan industri ritel di tahun ini diperkirakan anjlok ke kisaran 5 persen-6 persen dibanding periode 2016.

Persoalan lain yang tak kalah penting adalah menyangkut efektifitas. Maraknya medium digital, seperti Youtube, menjadikan TV tak lagi menjadi pilihan utama. Berbagai survey menunjukkan tren mengkonsumsi konten video terus melonjak, terutama di kalangan milenial.

Alhasil, televisi tradisional perlahan tapi pasti, semakin kalah pamor dibanding konsumsi video lewat internet, yang membuat industri video on demand (VOD) tumbuh subur.

Terlepas dari itu semua, langkah Vivo layak diapresiasi. Membangun brand memang memerlukan investasi besar. Apalagi Vivo hadir ditengah kompetisi yang terbilang ketat. Kucuran dana yang tak sedikit, menunjukan keseriusan Vivo untuk berbisnis dan memenangkan pasar Indonesia.

Meski demikian, ambisi untuk menggusur pemain lain, rasanya masih perlu waktu. Faktanya, sejak menargetkan mampu meraih posisi tiga pada akhir 2015, peringkat Vivo hingga saat ini belum menyentuh lima besar sekali pun.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh lembaga riset International Data Corporation (IDC), pada kwartal pertama 2017 pangsa pasar smartphone Indonesia dikuasai oleh Samsung, Oppo, Advan, Asus, dan Xiaomi.

Pada awal 2017, market share Vivo masih berkisar 4% dan di berada di posisi ke 10. Hal itu diungkapkan langsung oleh Edi Kesuma kepada Selular (baca : Ini Upaya Vivo Untuk Menjadi Nomor Tiga di Indonesia).

Meski belum mencapai target, Vivo tetap berambisi untuk bisa menjadi posisi ke tiga di Indonesia. Namun bukan untuk tahun ini, melainkan tiga tahun ke depan yakni di 2020.

“Untuk menjadi tiga besar di Indonesia kami terus melihat pasar smartphone, ponsel apa yang banyak dicari, dan kami akan coba bermain disegmen itu,” pungkas Edi.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

Video Unboxing Vivo V7

Vivo V7+ Positif Bakal Edar di Indonesia

Vivo Cari CEO, Berminat?

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU