Senin, 13 Oktober 2025
Selular.ID -

Waspada! Penipu Minta Nonaktifkan Google Play Protect di Android

BACA JUGA

Selular.id – Modus penipuan digital terus berevolusi dengan memanfaatkan kelengahan pengguna.

Kini, pelaku kejahatan siber tak segan menyamar sebagai perwakilan instansi resmi dan meminta korban menonaktifkan Google Play Protect—fitur keamanan bawaan Android yang justru menjadi benteng pertahanan pertama perangkat.

Tindakan ini membuka celah lebar bagi masuknya malware dan pencurian data sensitif.

Google Play Protect berfungsi sebagai sistem pertahanan komprehensif yang bekerja otomatis.

Fitur ini secara proaktif memindai setiap aplikasi di Google Play Store sebelum diunduh, memeriksa program dari sumber tidak dikenal, serta memberikan peringatan dini jika terdeteksi aktivitas mencurigakan yang mencoba mengakses data pribadi pengguna.

Dalam operasinya, Play Protection tidak hanya bergantung pada koneksi internet.

Sistem ini tetap bekerja secara offline dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi potensi malware.

Kemampuan ini membuat perlindungan berjalan terus-menerus, bahkan saat perangkat tidak terhubung ke jaringan.

Fungsi Utama Google Play Protect

Sebagai lapisan keamanan fundamental, Play Protection menjalankan beberapa fungsi kritis.

Pertama, fitur ini secara otomatis memblokir instalasi aplikasi berbahaya yang meminta izin akses sensitif secara berlebihan.

Kedua, sistem melakukan pemindaian harian terhadap semua aplikasi yang sudah terpasang di perangkat.

Ketiga, ketika mendeteksi ancaman, Play Protection dapat menonaktifkan atau menghapus aplikasi berbahaya secara otomatis tanpa memerlukan intervensi pengguna.

Efektivitas sistem ini telah teruji dalam menangkal berbagai varian malware Android.

Seperti yang pernah diungkap dalam laporan malware Android terbaru yang menyerang banyak negara, perlindungan berlapis menjadi kunci utama mencegah infeksi yang lebih luas.

Risiko Mematikan Jika Play Protect Dinonaktifkan

Ketika pengguna mengikuti permintaan penipu untuk mematikan Play Protection, beberapa risiko serius langsung mengancam.

Malware mendapatkan jalan masuk yang lebih lebar, aplikasi berbahaya dari luar Play Store dapat dipasang dengan mudah, data pribadi dan finansial berpotensi dicuri, serta perangkat kehilangan pembaruan keamanan penting secara otomatis.

Ancaman konkret yang mengintai termasuk infeksi malware yang menyebar lebih cepat, kemunculan aplikasi palsu dari sumber tidak resmi yang lebih mudah menipu pengguna, kebocoran data pribadi mulai dari kontak, foto, hingga informasi keuangan, serta meningkatnya kerentanan perangkat karena tidak lagi mendapat update perlindungan otomatis.

Pengalaman serupa pernah terjadi dengan kemunculan malware Hook yang mampu mencuri data perbankan.

Malware tersebut memanfaatkan celah keamanan ketika sistem proteksi tidak berfungsi optimal.

Strategi Penipuan yang Semakin Canggih

Pelaku kejahatan siber kini menggunakan pendekatan yang lebih terstruktur dan meyakinkan.

Mereka sering menyamar sebagai perwakilan dari instansi pemerintah atau lembaga resmi, kemudian mengarahkan calon korban untuk mengunduh aplikasi tertentu.

Agar aksinya berjalan mulus, penipu biasanya meminta korban menonaktifkan Play Protection dengan alasan teknis palsu.

Modus semacam ini jauh lebih berbahaya dibandingkan teknik lama seperti “Mama Minta Pulsa” yang kini sudah mulai ditinggalkan.

Penipuan modern memanfaatkan psikologi korban dengan menciptakan situasi mendesak yang memicu kepanikan dan mengurangi kewaspadaan.

Teknik serupa pernah terlihat pada malware yang memanfaatkan kunci sidik jari untuk mencuri data.

Malware tersebut menggunakan sosial engineering untuk melewati sistem keamanan.

Langkah Proteksi yang Harus Dipertahankan

Pengguna Android disarankan untuk selalu memastikan Google Play Protect dalam kondisi aktif.

Status fitur ini dapat dicek melalui Google Play Store → Profil → Play Protect.

Selain itu, aktifkan opsi “Improve harmful app detection” untuk memperkuat perlindungan, termasuk terhadap aplikasi dari sumber di luar Play Store.

Kewaspadaan pengguna tetap menjadi faktor penentu.

Meskipun teknologi keamanan seperti Play Protection dirancang dengan canggih, sistem tersebut tetap memiliki celah jika pengguna lengah.

Karena itu, penting untuk tidak panik atau reaktif ketika menerima pesan mencurigakan yang meminta menonaktifkan fitur keamanan.

Hindari klik tautan sembarangan, terutama dari pengirim tidak dikenal.

Verifikasi selalu identitas pengirim sebelum mengikuti instruksi apa pun, dan jangan pernah memberikan akses atau informasi sensitif kepada pihak yang tidak dapat diverifikasi kredibilitasnya.

Dengan tetap mengaktifkan Google Play Protection, pengguna tidak hanya melindungi perangkat dari ancaman malware, tetapi juga menjaga data pribadi dan finansial dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab.

Perlindungan proaktif ini menjadi investasi penting untuk menjaga ketenangan dalam beraktivitas di dunia digital yang semakin kompleks.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU