Selular.id – Di tengah maraknya smartphone dengan desain yang seragam, beberapa vendor berani menghadirkan ponsel dengan tampilan yang benar-benar berbeda.
Mulai dari bodi super tipis, kolaborasi dengan franchise ternama, hingga fitur unik di bagian belakang, perangkat-perangkat ini tidak hanya berfungsi sebagai gadget tetapi juga pernyataan gaya.
Baca Juga:
Kolaborasi Eksklusif dan Inovasi Desain
Realme menunjukkan bahwa desain smartphone bisa menjadi media storytelling melalui Realme 15 Pro Game of Thrones Edition.
Limited edition ini mengadopsi elemen visual dari franchise award-winning tersebut dengan sangat detail.
Bagian belakang ponsel menampilkan ukiran cakar naga dan sigil House Targaryen, dilengkapi dengan aksen emas dan back cover yang bereaksi terhadap panas.
Fitur uniknya adalah bagian belakang yang berubah warna menjadi merah ketika suhu mencapai di atas 44°C.
Realme juga menyediakan tema UI khusus yang memperkuat pengalaman bertema Game of Thrones.
Bahkan kemasannya dibuat kolektibel dengan aksesori bertema Iron Throne, menunjukkan komitmen brand dalam menciptakan produk yang immersive bagi penggemar.
Inovasi desain smartphone tidak hanya tentang estetika, tetapi juga tentang portabilitas.
Samsung Galaxy S25 Edge menghadirkan konsep flagship tipis dan ringan dengan bodi setebal 5.8mm dan berat sekitar 163 gram. Meski sekilas terlihat biasa, pengalaman memegang perangkat ini yang membuatnya terasa cutting edge.
Dengan layar yang tinggi namun tetap nyaman digenggam, Galaxy S25 Edge membuktikan bahwa Samsung tidak takut mengambil risiko meski sebagai brand besar.
Meski harus berkompromi dengan kapasitas baterai yang lebih kecil dibanding smartphone rata-rata, siluet yang ditawarkannya sulit ditemukan di perangkat lain.
Apple ikut meramaikan tren smartphone tipis dengan iPhone Air yang menjadi iPhone tertipis sejauh ini.
Dibangun dengan frame titanium yang kokoh, perangkat ini hanya setebal 5.64mm dengan berat sekitar 165 gram.
Ini merupakan perubahan desain signifikan dari Apple yang biasanya melakukan perubahan bertahap pada desain iPhone.
Sebagai perbandingan, iPhone 17 Pro Max memiliki berat sekitar 233 gram, membuat iPhone Air terasa jauh lebih ringan dan portabel.
Sama seperti Galaxy S25 Edge, kompromi pada ukuran bateria menjadi konsekuensi dari desain yang ultra tipis ini. Namun, keunikan desainnya mampu menjadi pembicaraan di mana saja.
Xiaomi menutup daftar dengan kejutan melalui Xiaomi 17 Pro Max yang menghidupkan kembali konsep dual display.
Dengan menempatkan secondary display kecil di bagian belakang, Xiaomi menawarkan sesuatu yang berbeda di kelas flagship non-foldable.
Layar belakang ini tidak hanya berfungsi sebagai viewfinder kamera dan notifikasi, tetapi juga menawarkan fitur yang lebih interaktif.
Pengguna dapat menampilkan hewan peliharaan virtual, video animasi berbasis AI, bahkan bermain game dengan memasang case konsol retro.
Meski konsep layar ganda bukan hal baru, implementasinya pada Xiaomi 17 Pro Max memberikan tingkat versatility yang lebih tinggi, menjadikannya salah satu smartphone dengan desain paling unik di pasaran.
Perkembangan desain smartphone ini menunjukkan bahwa inovasi tidak hanya terjadi pada spesifikasi teknis.
Seperti yang ditunjukkan oleh realme 15 5G dengan desain tipisnya, vendor terus berusaha menciptakan identitas visual yang kuat di tengah persaingan yang ketat.
Tren desain smartphone yang berani ini juga terlihat pada segmen entry-level, seperti Itel A100C yang mengadopsi elemen desain premium.
Sementara di kategori perangkat lain, inovasi desain kompak juga terjadi pada perangkat seperti DJI Osmo Nano dengan desain modularnya.
Keberagaman desain smartphone ini memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen yang menginginkan perangkat yang tidak hanya powerful secara performa, tetapi juga memiliki karakter visual yang kuat.
Dengan berbagai pendekatan yang berbeda-beda, vendor-vendor tersebut membuktikan bahwa inovasi desain masih memiliki tempat penting dalam industri smartphone.
Nothing Phone (3) menjadi salah satu yang paling mencolok dengan perubahan desain radikal. Brand yang dikenal dengan eksperimen desainnya ini menghilangkan fitur Glyph LED yang menjadi ciri khas generasi sebelumnya.
Sebagai gantinya, Nothing menghadirkan Glyph Matrix berupa dot matrix display di bagian belakang yang berfungsi sebagai secondary screen.
Layar tambahan ini mampu menampilkan berbagai informasi penting sekaligus fitur-fitur hiburan.
Kombinasi antara bodi transparan dan tata letak kamera dengan tiga kolom vertikal menciptakan tampilan yang benar-benar berbeda dari smartphone pada umumnya.
Meski bukan perubahan revolusioner, desainnya cukup untuk membuat orang menengok saat perangkat ini digunakan di tempat umum.