Selular.id – Di tengah turbulensi ekonomi global dan percepatan transformasi digital, sebuah tongkat estafet kepemimpinan strategis baru saja berpindah tangan.
Sektor telekomunikasi Indonesia, nadi utama peradaban digital negeri ini, kini memiliki nahkoda baru yang ditunggu-tunggu untuk mengarungi gelombang disrupsi teknologi yang kian deras. Bagaimana langkah pertama sang pemimpin baru ini?
Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), wadah yang menghimpun para pelaku utama industri, baru saja merampungkan proses suksesi kepemimpinannya untuk periode lima tahun ke depan.
Momen penting ini terjadi dalam Rapat Umum Anggota 2025 di Jakarta, Senin (29/9/2025), yang menandai babak baru dalam tata kelola industri telekomunikasi nasional.
Estafet kepemimpinan ini bukan sekadar pergantian rutin, melainkan sebuah respons terhadap lanskap industri yang berubah dengan kecepatan luar biasa.
Transisi kekuasaan ini mengantarkan seorang pemimpin dengan rekam jejak gemilang ke pucuk pimpinan tertinggi asosiasi.
Siapakah sosok yang dipercaya memikul amanah berat ini, dan strategi apa yang akan diusung untuk menjawab tantangan zaman?
Dian Siswarini: Dirut Telkom yang Kini Memegang Kendali ATSI
Dian Siswarini, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, resmi terpilih sebagai Ketua Umum ATSI yang baru untuk periode 2025-2029.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif ATSI, Marwan O. Baasir, usai Rapat Umum Anggota.
“Kami sampaikan, telah diumumkan pengurus ATSI yang baru. Ketua Umumnya adalah Ibu Dian Siswarini, Dirut Telkom,” tegas Marwan dalam pernyataannya.
Dian Siswarini menggantikan Ririek Ardiansyah, yang sebelumnya memimpin asosiasi ini.
Transisi kepemimpinan ini terjadi di tengah momen krusial dimana ketangguhan sektor telekomunikasi perlu terus dijaga dan diperkuat.
Menurut Marwan, penguatan tersebut harus dilakukan melalui kolaborasi yang lebih erat, inovasi teknologi, serta kebijakan yang selaras dengan prioritas nasional dan visi Indonesia Emas 2045.
Pergantian kepemimpinan di ATSI selalu menjadi momen penentu.
Sebelumnya, Ririek Adriansyah juga pernah menekankan pentingnya antisipasi perubahan pesat industri telekomunikasi saat terpilih sebagai ketua.
Kini, tantangan yang dihadapi Dian bahkan lebih kompleks dengan hadirnya teknologi disruptif seperti AI dan 5G.
Tantangan Berat dan Solusi Kolaboratif di Era Digital
Langkah pertama Dian Siswarini sebagai Ketua Umum ATSI diwarnai dengan pengakuan jujur tentang beratnya tantangan yang dihadapi sektor telekomunikasi saat ini.
Dalam pernyataan pertamanya, Dian tidak menutup-nutupi kompleksitas persoalan yang membentang di depan mata.
“Tantangan di sektor telekomunikasi saat ini makin berat,” ujarnya dengan nada serius namun penuh keyakinan.
Namun, dibalik pengakuan tersebut, terselip sebuah strategi brilian yang mungkin menjadi kunci keberhasilan kepemimpinannya.
Daripada menghadapi tantangan sendirian, Dian menawarkan pendekatan yang lebih inklusif dan menyeluruh.
“Jadi, kata kunci buat kami adalah kolaborasi. Kolaborasi lintas asosiasi, bukan cuma di antara kami, tetapi juga semua pemangku kepentingan yang lain,” tegasnya.
Pendekatan kolaboratif ini sebenarnya bukan hal baru dalam budaya ATSI.
Merza Fachys, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ATSI, pernah mengajak operator untuk mengutamakan dialog saat terpilih sebagai ketua sebelumnya.
Namun, dalam konteks saat ini, kolaborasi menjadi lebih krusial dari sebelumnya mengingat kompleksitas regulasi dan teknologi yang harus dihadapi.
Baca Juga:
Dukungan Penuh untuk Kedaulatan Digital Indonesia
Di bawah kepemimpinan Dian Siswarini, ATSI secara tegas mendukung misi Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat digital.
Komitmen ini sejalan dengan Asta Cita, yang memanfaatkan teknologi bagi kemajuan masyarakat untuk Indonesia Emas 2045.
Sebuah visi besar yang membutuhkan eksekusi tepat dan konsistensi.
Dian menjelaskan bahwa penerapan teknologi terkini seperti 5G, artificial intelligence, dan IoT (internet of things) akan menjadi fokus utama.
“Penerapan teknologi terkini misalnya 5G, artificial intelligence dan juga IoT (internet of things). Men-support visi pemerintah untuk Indonesia yang unggul dan sejahtera, di mana setiap warga memiliki akses kepada teknologi digital,” ujarnya dengan penuh semangat.
Pernyataan ini menunjukkan keselarasan yang kuat antara agenda industri dengan visi pemerintah.
Dalam era dimana pergantian kepemimpinan di perusahaan teknologi global seringkali menimbulkan ketidakpastian, stabilitas dan keselarasan di tingkat nasional justru menjadi keunggulan kompetitif yang tak ternilai.
Struktur Kepengurusan Baru: Kombinasi Experience dan Fresh Energy
ATSI tidak hanya memiliki ketua umum baru, tetapi juga struktur kepengurusan lengkap yang menggabungkan pengalaman dan energi segar.
Susunan pengurus periode 2025-2029 menunjukkan komposisi yang seimbang dari berbagai operator telekomunikasi utama.
Adapun struktur Kepengurusan ATSI 2025–2029, sebagai berikut:
• Ketua Umum: Dian Siswarini, Direktur Utama, PT Telkom Indonesia
• Wakil Ketua Umum: Reski Damayanti, Chief Legal & Regulatory Officer, Indosat Ooredoo Hutchison
• Bendahara: Daru Mulyawan, Direktur, Telkomsel
• Sekretaris Jenderal: Merza Fachys, Direktur, XLSMART
• Direktur Eksekutif: Marwan O. Baasir
Struktur ini mencerminkan prinsip kolaborasi yang diusung Dian, dimana representasi dari berbagai operator besar hadir dalam kepengurusan.
Pendekatan inklusif ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan dan strategi yang lebih komprehensif, mengakomodir kepentingan seluruh pemain industri sekaligus menjaga kesehatan kompetisi yang fair.
Dengan kepemimpinan baru di bawah Dian Siswarini, industri telekomunikasi Indonesia memasuki fase yang penuh tantangan namun juga peluang tak terbatas.
Kolaborasi menjadi senjata ampuh, teknologi menjadi kendaraan, dan kedaulatan digital menjadi tujuan.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana eksekusi strategi ini akan diterjemahkan dalam kebijakan konkret yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat?
Jawabannya akan terungkap dalam lima tahun ke depan, dimana setiap langkah ATSI akan menentukan apakah Indonesia benar-benar siap menjadi pemain utama dalam peta digital global.