Kamis, 9 Oktober 2025
Selular.ID -

Akademi Edukreator 2025 Lahirkan 568 Talenta Konten Edukasi Baru

BACA JUGA

Selular.id – YouTube bersama Kok Bisa dan Senyawa+ merayakan kelulusan 568 peserta Akademi Edukreator 2025, program kolaboratif yang memperkuat ekosistem konten edukasi berkualitas di Indonesia.

Perhelatan yang berlangsung di Jakarta pada 26 September 2025 ini sekaligus menandai lima tahun perjalanan program yang telah menjangkau lebih dari 4.000 peserta dari 34 provinsi sejak diluncurkan pertama kali pada 2020.

Suwandi Widjaja, Country Head YouTube Indonesia, menyampaikan kebanggaannya terhadap komitmen luar biasa para peserta dalam menciptakan konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan berdampak positif. “Selama lima tahun ini, kami berhasil menjangkau lebih dari 4.000 peserta dari 34 provinsi yang telah mengikuti pelatihan ini,” ujarnya dalam pernyataan resmi.

Program ini muncul di saat pembelajaran di era digital tidak lagi terbatas pada ruang kelas konvensional. Teknologi telah membuka akses yang lebih luas terhadap pengetahuan dan memungkinkan proses belajar berlangsung secara lebih fleksibel, interaktif, dan inklusif. Studi Oxford Economics mengungkap bahwa 83% guru yang menggunakan YouTube sepakat platform ini membantu siswa untuk terus belajar di luar lingkungan kelas.

Nadia Habibie turut memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini dengan menekankan pentingnya inovasi di kalangan generasi muda. Ia mengutip pesan almarhum kakeknya, B.J. Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia, bahwa ilmu pengetahuan harus berjalan beriringan dengan adab. “Di era digital ini, pesan itu semakin relevan. Anak muda Indonesia punya kesempatan luar biasa untuk belajar, berkarya, dan memberi dampak positif lewat platform seperti YouTube,” tegas Nadia.

Prof. Dr. Seto Mulyadi M. Si., Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, menyoroti pentingnya pendampingan anak dalam pemanfaatan teknologi. “Tantangan kita di era digital saat ini adalah membimbing anak-anak agar mampu memanfaatkan teknologi dengan tetap berpegang pada akar budaya, nilai moral, dan jati diri mereka,” ujarnya. Ia mengapresiasi langkah Google dan YouTube yang terus berupaya menghadirkan wadah edukatif seperti Akademi Edukreator.

Kurikulum Berbasis Inovasi dan Keamanan Digital

Akademi Edukreator 2025 dirancang untuk memberdayakan para pendidik melalui pengembangan keterampilan, pengakuan, dan adopsi alat-alat inovatif, termasuk kecerdasan buatan. Program ini melanjutkan tradisi kolaborasi yang telah dimulai sejak Akademi Edukreator 2021, dengan kurikulum yang terus disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Para peserta dilatih untuk menguasai tiga pilar utama. Pertama, Advanced Masterclass yang mengasah keterampilan untuk memaksimalkan dampak konten. Kedua, penerapan Keamanan Digital untuk Remaja guna menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat bagi audiens muda. Ketiga, eksplorasi Gemini AI untuk meningkatkan proses pembuatan konten, dari tahap ideasi hingga produksi akhir.

Fokus pada pemanfaatan teknologi AI ini sejalan dengan tren pendidikan digital di Indonesia, seperti yang terlihat dalam kolaborasi Kemendikdasmen dengan Google dan YouTube untuk mendorong pendidikan bermutu dengan bantuan kecerdasan buatan.

Komitmen pada Keamanan Digital dan Dampak Positif

Selain menciptakan konten edukasi berkualitas, komitmen pada inovasi dan keamanan menjadi pilar utama dalam program Akademi Edukreator. Google dan YouTube bekerja sama dengan ID Child Online Protection untuk mengedukasi orang tua, guru, dan anak-anak tentang keselamatan daring. Pada tahun 2024, inisiatif ini berhasil melatih lebih dari 1.800 orang.

Produk-produk Google seperti Family Link, YouTube Kids, dan fitur pengawasan YouTube yang dilengkapi dengan fitur Digital Wellbeing dirancang khusus untuk memastikan ruang digital yang aman bagi semua usia. Upaya ini mendapat sambutan positif dari para orang tua, dimana data Oxford Economics menunjukkan bahwa 75% orang tua yang menggunakan YouTube merasa lebih percaya diri dalam membimbing anak-anak mereka menggunakan YouTube atau YouTube Kids secara bertanggung jawab.

Perkembangan platform konten edukasi ini menjadi semakin relevan mengingat pengalaman pembelajaran online selama masa PPKM darurat yang mempercepat adopsi teknologi dalam pendidikan.

“Ini bukan hanya tentang menciptakan konten, tetapi juga tentang membangun ekosistem digital yang bertanggung jawab dan aman,” tambah Suwandi Widjaja. “Kami akan terus mendukung para kreator untuk membuat konten yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga melindungi audiens mereka. Kami harap para alumni Akademi Edukreator dapat terus menginspirasi dan memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan di Indonesia.”

Dengan kelulusan 568 talenta baru ini, Akademi Edukreator 2025 memperkuat posisinya sebagai wadah strategis dalam mengembangkan konten edukasi digital yang berkualitas. Program ini tidak hanya menghasilkan kreator konten, tetapi juga membangun agen perubahan yang dapat memanfaatkan teknologi untuk kemajuan pendidikan Indonesia di era digital.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU