Selular.id – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru saja membagikan citra radar pertama yang dihasilkan oleh satelit NISAR.
Gambar-gambar awal ini dirilis sebelum satelit gabungan NASA-ISRO tersebut memulai operasi ilmiah penuhnya yang dijadwalkan berlangsung pada akhir tahun ini.
Citra pertama dari wahana NISAR, kependekan dari NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar, langsung menunjukkan kemampuan pemindaian Bumi yang mengesankan dari orbit.
Gambar tersebut berhasil menangkap detail yang sangat berharga bagi kalangan ilmuwan, menunjukkan tingkat resolusi yang tinggi.
Sistem radar apertur sintetis (SAR) pita-L pada satelit ini berhasil mengabadikan Pulau Mount Desert di pesisir Maine, Amerika Serikat, pada tanggal 21 Agustus lalu.
Radar pita-L pada NISAR menunjukkan kemampuannya dengan mendeteksi objek berukuran sangat kecil, sekitar lima meter, dari ketinggian orbit.
Dalam citra yang dibagikan, terlihat dengan jelas perbedaan antara perairan, kawasan hutan, serta permukaan keras seperti tanah kosong dan bangunan.
Beberapa hari setelah pemotretan pertama, instrumen yang sama juga berhasil mengumpulkan data dari sebagian wilayah Dakota Utara di bagian timur laut Amerika.
Citra dari Dakota Utara tersebut menampilkan lanskap yang terdiri atas hutan, lahan basah, dan area pertanian di utara dan selatan.
Pada petak-petak pertanian, radar bahkan dapat membedakan antara lahan kosong dan lahan yang ditumbuhi padang rumput atau tanaman pangan.
Yang lebih mengagumkan, sistem ini mampu mengidentifikasi pola irigasi poros tengah yang digunakan di area tersebut.
Kemampuan Deteksi Tutupan Lahan
Citra-citra perdana ini menjadi bukti nyata bagaimana SAR pita-L di satelit NISAR dapat mengidentifikasi berbagai jenis tutupan lahan, mulai dari pepohonan hingga bangunan buatan manusia.
Kemampuan identifikasi seperti ini dinilai sangat penting untuk memantau dinamika ekosistem, termasuk pertambahan dan hilangnya hutan serta lahan basah secara global.
Sistem radar pita-L yang digunakan NISAR memanfaatkan panjang gelombang 25 sentimeter.
Karakteristik gelombang ini memungkinkan sinyal radar menembus tajuk hutan, sehingga tidak hanya merekam permukaan atas tetapi juga dapat mengukur parameter di bawahnya.
Teknologi ini memungkinkan satelit untuk mengukur kelembapan tanah dan mendeteksi pergerakan halus permukaan es dan daratan hingga skala sepersekian inci.
Prasarana Kolaborasi Internasional
Nicky Fox, Administrator Asosiasi Direktorat Misi Sains NASA, menyoroti potensi besar dari kolaborasi internasional yang diwujudkan melalui satelit NISAR ini.
Dalam pernyataannya, Fox mengatakan bahwa gambar-gambar awal ini hanyalah sebuah pratinjau dari ilmu pengetahuan dahsyat yang akan dihasilkan oleh NISAR di masa depan.
Ia menekankan bahwa data dan wawasan mendalam yang akan dihasilkan NISAR nantinya dapat membantu para ilmuwan di seluruh dunia untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada permukaan daratan dan es Bumi.
Data yang akan dibagikan menjanjikan tingkat detail yang belum pernah tersedia sebelumnya, membuka peluang baru dalam penelitian lingkungan dan iklim.
Satelit NISAR merupakan buah kolaborasi antara NASA dan Indian Space Research Organisation (ISRO).
Misi bersama ini dirancang untuk mengobservasi permukaan Bumi secara menyeluruh dengan menggunakan radar gelombang mikro.
Satelit dilengkapi dengan dua frekuensi radar, yaitu pita-L dan pita-S, yang memungkinkan pengamatan dalam berbagai kondisi cuaca, baik siang maupun malam.
Keberhasilan perolehan citra pertama ini menandai tahap penting dalam persiapan menuju operasi penuh.
Setelah aktif sepenuhnya, NISAR akan memetakan seluruh permukaan Bumi setiap 12 hari, menghasilkan data yang kontinu tentang perubahan yang terjadi di planet ini.
Data tersebut akan tersedia secara gratis untuk peneliti di seluruh dunia, mendukung berbagai studi tentang perubahan iklim, manajemen bencana, dan ilmu kebumian lainnya.
Misi NISAR direncanakan akan berlangsung selama minimal tiga tahun. Dalam kurun waktu tersebut, satelit diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pemahaman manusia tentang dinamika permukaan Bumi, termasuk pemantauan glacier, tutupan vegetasi, dan pergerakan lempeng tektonik.
Dengan teknologi mutakhir yang dibawanya, NISAR diproyeksikan menjadi salah satu sumber data observasi Bumi paling komprehensif yang pernah ada.