Selular.id – Instagram sedang menguji fitur keamanan baru yang dirancang untuk melindungi pengguna remaja dari pesan langsung (DM) yang tidak diinginkan.
Fitur ini akan secara otomatis memblokir permintaan pesan pribadi dari akun yang tidak dikenal, terutama yang dicurigai berpotensi berbahaya.
Pengujian ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan platform media sosial milik Meta tersebut dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi pengguna muda.
Adam Mosseri, Kepala Instagram, mengonfirmasi pengujian fitur ini melalui saluran komunikasinya.
Ia menjelaskan bahwa sistem akan menggunakan sinyal tertentu untuk mengidentifikasi akun-akun yang berpotensi mengirimkan konten berbahaya atau tidak pantas.
“Kami ingin memastikan remaja dapat berinteraksi dengan teman mereka tanpa khawatir menerima pesan dari orang yang tidak mereka kenal,” ujar Mosseri.
Langkah ini merupakan respons terhadap kekhawatiran yang terus meningkat dari orang tua dan pengawas mengenai keamanan anak-anak di platform digital.
Fitur ini bekerja dengan menganalisis pola perilaku akun pengirim pesan.
Jika sebuah akun dicurigai berdasarkan berbagai indikator keamanan, permintaan DM-nya akan dihalangi secara otomatis sebelum sampai ke inbox pengguna remaja.
Pengguna remaja sendiri tidak akan melihat notifikasi atau permintaan tersebut, sehingga mengurangi paparan terhadap interaksi yang berisiko.
Kebijakan ini akan diterapkan secara default untuk akun-akun remaja yang telah diverifikasi usianya.
Inisiatif keamanan terbaru Instagram ini bukanlah yang pertama kalinya. Platform ini secara konsisten menambah lapisan perlindungan untuk pengguna muda.
Sebelumnya, Instagram telah meluncurkan serangkaian fitur keamanan baru untuk akun remaja yang membatasi interaksi dengan akun dewasa yang tidak mereka ikuti dan memberikan kontrol lebih besar kepada orang tua melalui fitur pengawasan serupa yang juga diadopsi oleh platform lain.
Pengujian fitur blokir DM otomatis saat ini masih dalam skala terbatas dan belum tersedia untuk semua pengguna secara global. Tim keamanan Instagram akan memantau efektivitasnya sebelum memutuskan untuk meluncurkannya secara luas.
Uji coba ini penting untuk menyeimbangkan antara keamanan dan pengalaman pengguna, memastikan bahwa fitur tersebut benar-benar memblokir ancaman tanpa mengganggu komunikasi yang sah.
Baca Juga:
Langkah Proaktif Menghadapi Ancaman Digital
Lingkungan digital telah menjadi ruang sosial utama bagi remaja, namun hal ini juga membawa tantangan keamanan tersendiri.
Banyaknya kasus penipuan, perundungan siber, dan percobaan eksploitasi terhadap pengguna muda mendorong platform seperti Instagram untuk mengambil tindakan yang lebih proaktif.
Fitur blokir otomatis ini diharapkan dapat menjadi tameng pertama yang mencegah kontak berbahaya terjadi sejak dini.
Pendekatan teknologi menjadi kunci dalam fitur ini. Instagram kemungkinan besar menggunakan algoritma machine learning untuk menganalisis metadata akun, seperti usia akun, jumlah teman, riwayat pelaporan, dan pola pesan, untuk menentukan tingkat risiko sebuah akun.
Metode ini mirip dengan sistem yang digunakan oleh aplikasi keamanan siber IC4 yang membantu pengguna memeriksa pesan mencurigakan.
Masa Depan Keamanan Digital bagi Remaja
Keberlanjutan dari inisiatif ini akan sangat bergantung pada hasil uji coba dan umpan balik dari pengguna. Jika berhasil, fitur serupa dapat diimplementasikan lebih luas, tidak hanya terbatas pada pesan pribadi tetapi juga pada komentar dan interaksi publik lainnya.
Komitmen untuk melindungi pengguna muda ini sejalan dengan tren industri teknologi yang semakin menitikberatkan pada keselamatan pengguna, terutama kelompok rentan.
Kolaborasi antara platform media sosial, orang tua, dan regulator dinilai penting untuk menciptakan ekosistem digital yang sehat.
Edukasi mengenai cara melindungi diri dari kejahatan siber tetap menjadi fondasi yang tidak boleh diabaikan.
Fitur teknis seperti blokir DM otomatis adalah alat pendukung yang powerful, namun kesadaran pengguna merupakan pertahanan utama.
Perkembangan fitur keamanan di Instagram dan platform lainnya akan terus dipantau oleh berbagai pihak.
Langkah-langkah seperti ini menunjukkan kesadaran industri atas tanggung jawab mereka dalam melindungi pengguna, sekaligus membentuk standar baru untuk keamanan digital di masa depan.