Minggu, 21 September 2025
Selular.ID -

Kesepakatan TikTok Masih Misterius Meski AS-China Dekat Deal

BACA JUGA

Selular.id – Meskipun Amerika Serikat dan China dilaporkan semakin mendekati kesepakatan terkait masa depan TikTok, jalan menuju resolusi final masih diselimuti ketidakpastian.

Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping disebut telah melakukan pembicaraan yang menghasilkan kemajuan, namun pernyataan resmi dari kedua pihak justru menunjukkan perbedaan narasi yang signifikan.

Pada Jumat lalu, Trump mengunggah pernyataan di Truth Social yang menyebutkan bahwa dirinya dan Xi telah “membuat kemajuan” mengenai “persetujuan Kesepakatan TikTok”. Bahkan, Trump menyatakan bahwa dia “menghargai persetujuan TikTok”.

Namun, ketika berbicara dengan reporter di Oval Office, Trump menyampaikan pernyataan yang berbeda dengan mengatakan bahwa dia “telah menyetujui kesepakatan TikTok”.

Di sisi lain, media pemerintah China melaporkan percakapan tersebut dengan sudut pandang yang berbeda.

Menurut laporan, Xi menyampaikan bahwa pemerintah China “menghormati keinginan perusahaan yang bersangkutan dan senang melihat negosiasi bisnis yang sesuai dengan aturan pasar serta solusi yang sesuai dengan hukum dan regulasi China”.

Donald Trump dan Xi Jinping dalam pembicaraan mengenai masa depan TikTok

ByteDance sebagai pemilik TikTok juga mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan: “Kami berterima kasih kepada Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald J. Trump atas upaya mereka untuk mempertahankan TikTok di Amerika Serikat. ByteDance akan bekerja sesuai dengan hukum yang berlaku untuk memastikan TikTok tetap tersedia bagi pengguna Amerika melalui TikTok AS.”

Laporan minggu ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak telah mencapai tahap akhir negosiasi.

Syarat-syarat yang diusulkan reportedly mencakup aplikasi baru untuk pengguna TikTok AS yang akan terus menggunakan teknologi ByteDance untuk algoritmanya, kontrol investor AS, dan pembayaran miliaran dolar untuk pemerintahan Trump.

Namun, kapan semua ini akan diresmikan masih menjadi teka-teki yang belum terjawab.

Trump telah memberikan perpanjangan waktu keempat untuk larangan penuh terhadap TikTok, sehingga kedua belah pihak kini memiliki waktu hingga Desember untuk menyelesaikan masalah ini.

Perkembangan terbaru ini mengingatkan pada perpanjangan waktu sebelumnya yang diberikan Trump kepada TikTok, yang menunjukkan pola yang konsisten dari administrasi AS dalam menangani kasus sensitif ini.

Pola ini menimbulkan pertanyaan apakah ini merupakan strategi negosiasi atau sekadar penundaan karena ketidaksiapan teknis.

Nasib lebih dari 100 juta pengguna TikTok di AS masih menggantung di tengah ketidakpastian ini. Platform yang telah menjadi rumah bagi kreativitas dan hiburan ini terus berinovasi dengan fitur-fitur baru, seperti fitur untuk penulis lagu dan fitur meditasi untuk remaja, menunjukkan komitmennya untuk tetap relevan di tengah ketidakpastian regulasi.

Kesepakatan TikTok ini bukan yang pertama kali melibatkan platform tersebut dalam negosiasi kompleks. Sebelumnya, TikTok juga telah melakukan kemitraan strategis dengan perusahaan Indonesia yang menghasilkan beberapa kesepakatan penting. Kemitraan TikTok dengan Tokopedia menunjukkan kemampuan platform ini dalam menjalin kerja sama bisnis yang kompleks di tingkat global.

Selain itu, kerja sama antara Telkomsel dengan TikTok dan GoPay yang diumumkan pada APOS 2025 juga menunjukkan betapa TikTok terus memperluas jejaring kemitraannya di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dengan deadline Desember yang semakin mendekat, semua pihak terus memantau perkembangan negosiasi yang disebut-sebut sebagai salah satu yang paling rumit dalam sejarah teknologi modern.

Kesepakatan ini tidak hanya akan menentukan nasib TikTok di AS, tetapi juga dapat menjadi preseden penting untuk hubungan bisnis teknologi antara AS dan China di masa depan.

Pertanyaan besar yang masih menggantung adalah apakah kedua negara superpower ini benar-benar akan menemukan common ground, atau apakah ini hanya permainan diplomasi yang akan berakhir dengan kekecewaan bagi salah satu pihak.

Yang jelas, dunia teknologi internasional terus menanti keputusan final yang akan mempengaruhi lanskap media sosial global.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU