Sabtu, 20 September 2025
Selular.ID -

Internet 100 Mbps Jadi Ajang Komdigi Naikkan PNBP 2026, Rp25 Triliun

BACA JUGA

Selular.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada 2026 akan mengalami kenaikan dibandingkan tahun ini.

Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Komdigi, Ismail, dalam acara Ngopi Bareng di Kantor Komdigi, Jumat (19/9/2025).

Ismail menjelaskan bahwa kenaikan target PNBP terutama didorong oleh hasil lelang spektrum frekuensi radio yang menjadi andalan utama penerimaan negara.

“Kalau target PNBP ini memang terjadi kenaikan dari tahun 2025 ke tahun 2026,” ujarnya.

Tiga sumber utama PNBP Komdigi berasal dari spektrum frekuensi radio, jasa telekomunikasi yang melekat pada pendapatan usaha para pelaku bisnis, serta Badan Layanan Umum (BLU) Universal Service Obligation (USO).

Secara total, PNBP Komdigi pada 2026 diproyeksikan mencapai sekitar Rp25 triliun, dengan mayoritas kontribusi berasal dari spektrum frekuensi.

“Totalnya kita Rp 25 triliun kalau dari tiga sumber tadi. Tapi yang untuk spektrum itu di kisaran Rp 22 triliun jadinya untuk tahun 2026,” jelas Ismail.

Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dari performa tahun-tahun sebelumnya.

Kenaikan target ini melanjutkan tren positif kinerja PNBP Komdigi pada 2025. Pada kuartal I tahun ini, Komdigi tercatat sebagai penyumbang terbesar PNBP di antara seluruh kementerian dan lembaga (K/L).

Dari total PNBP K/L sebesar Rp29,7 triliun, Komdigi memberikan kontribusi Rp3,25 triliun atau 10,9 persen.

Capaian tersebut bahkan melampaui kementerian besar lainnya seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub) maupun Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas).

Plh Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Suahasil Nazara, mengonfirmasi pentingnya peran kementerian dan lembaga dalam kontribusi PNBP.

“PNBP K/L adalah Rp29,7 Triliun, 71,7 persennya ada di 10 kementerian ini. Jadi cukup besar kontribusinya. Ini memperlihatkan betapa pentingnya peran K/L dalam konteks PNBP kita,” katanya dalam keterangan pers Komdigi.

Lelang Frekuensi Jadi Andalan Utama

Tambahan penerimaan PNBP terutama diperoleh dari hasil lelang spektrum baru yang dilaksanakan pemerintah.

Sebagai informasi, Komdigi baru membuka lelang frekuensi 1,4 GHz yang memiliki rentang 1432 MHz hingga 1512 MHz dengan lebar 80 MHz.

Adapun pemanfaatannya untuk penyelenggaraan internet cepat 100Mbps dan juga menyediakan harga layanan yang lebih murah.

Pendaftaran lelang frekuensi 1,4 GHz ini diikuti oleh beberapa penyedia layanan telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera, dan PT Indosat Tbk. Selain frekuensi 1,4 GHz, Komdigi juga pada tahun ini berencana melelang 2 frekuensi lain, masing-masing 700 MHz dan 26 GHz.

Langkah ini diharapkan dapat semakin mendongkrak realisasi PNBP di tahun-tahun mendatang.

Seperti dilaporkan sebelumnya, Komdigi telah menargetkan 80% PNBP 2025 dari BHP Frekuensi dan ISR, menunjukkan konsistensi strategi pemanfaatan spektrum sebagai tulang punggung penerimaan negara.

Sementara itu, realisasi PNBP per 31 Maret 2025 telah mencapai Rp115,9 triliun atau 22,6 persen dari target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp513,6 triliun.

Dampak Positif bagi Sektor Digital

Kenaikan PNBP dari sektor telekomunikasi tidak hanya memberikan manfaat fiskal bagi negara, tetapi juga mendorong percepatan pembangunan infrastruktur digital.

Hasil lelang frekuensi akan digunakan untuk memperluas jangkauan internet cepat dan menurunkan harga layanan, yang pada akhirnya berdampak positif pada inklusi digital masyarakat.

Sebagai informasi, beberapa pihak telah mengusulkan penurunan beban PNBP untuk mendukung percepatan digitalisasi, namun Komdigi tetap optimis dengan strategi yang telah berjalan.

Selain itu, anggaran tambahan yang diusulkan Komdigi untuk pengembangan Papua, kecerdasan artifisial, dan Pusat Data Nasional juga diharapkan dapat didukung oleh penerimaan PNBP yang meningkat.

Dengan proyeksi PNBP yang terus meningkat, Komdigi berharap dapat terus berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara sekaligus mendorong transformasi digital Indonesia ke arah yang lebih maju dan inklusif.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU