Selular.id – Hampir semua pengguna Android menginginkan peningkatan fitur keamanan pada sistem PIN layar kunci mereka. Survei terbaru yang dilakukan Android Authority menunjukkan bahwa 98% responden menginginkan setidaknya satu dari dua opsi peningkatan: PIN darurat (duress PIN) atau PIN palsu (decoy PIN). Hasil ini mengindikasikan kebutuhan akan lapisan keamanan tambahan di luar PIN standar yang selama ini tersedia.
Survei ini dilakukan setelah munculnya diskusi mengenai perlunya Android menawarkan opsi keamanan yang lebih inovatif. Ide awalnya berasal dari GrapheneOS, sistem operasi yang sudah mendukung fitur PIN darurat yang dapat menghapus seluruh data perangkat secara instan. Meskipun powerful, opsi ini dianggap terlalu drastis untuk kebanyakan pengguna. Alternatif yang lebih ramah adalah PIN palsu, yang membuka profil terpisah atau versi sandbox dari ponsel tanpa data sensitif di dalamnya.
Dari hasil survei, separuh responden menginginkan kedua opsi tersebut, dengan kemampuan memilih sesuai situasi. Sementara itu, mayoritas dari mereka yang hanya menginginkan satu peningkatan memilih PIN palsu, dengan kurang dari 9% yang hanya menginginkan opsi penghapus data. Hanya 2% responden yang tidak menginginkan keduanya, menunjukkan hampir universalnya dukungan untuk peningkatan keamanan ini.
Dukungan untuk Fitur Keamanan Tambahan
Android sebenarnya sudah memiliki fondasi untuk fitur semacam ini melalui sistem multi-pengguna, namun memerlukan penyempurnaan agar pengalaman pengguna menjadi lebih mulus. Respons dari pembaca menunjukkan berbagai sudut pandang, dengan beberapa mengkhawatirkan risiko penyalahgunaan atau ketidakefektifan terhadap alat penegak hukum.
Seorang pembaca bernama Rolynda mencontohkan bahwa ponsel Xiaomi sudah memiliki fitur serupa yang disebut “second space”, dimana PIN atau sidik jari berbeda dapat mengakses lingkungan terpisah. Meskipun belum sepenuhnya invisible dalam pengaturan, ini merupakan langkah mendekati konsep profil palsu yang diinginkan.
Pembaca lain, Jhanely, menyarankan penggunaan jari berbeda untuk membuka profil berbeda – jari telunjuk untuk game, jari tengah untuk panggilan dan pesan, dan seterusnya. Meskipun mungkin rumit bagi sebagian orang, opsi semacam ini bisa menjadi nilai tambah jika dinonaktifkan secara default.
Baca Juga:
Kekhawatiran juga muncul dari beberapa pihak. Seorang pengguna bernama Glen Pagliaccio menyatakan kekhawatirannya bahwa profil palsu dapat disalahgunakan untuk kegiatan tidak etis, dan lebih memilih PIN darurat. Debat ini menunjukkan kompleksitas implementasi fitur keamanan yang harus menyeimbangkan antara perlindungan dan potensi penyalahgunaan.
Dengan berbagai peningkatan fitur Android yang terus dilakukan, ruang untuk pengembangan logika layar kunci masih sangat terbuka. Google diharapkan dapat mempertimbangkan hasil survei ini, mengingat hampir universalnya dukungan untuk setidaknya satu opsi peningkatan keamanan.
Perkembangan sistem operasi Android terus menunjukkan evolusi dalam hal keamanan dan kenyamanan pengguna. Seperti halnya perbedaan implementasi Android pada berbagai perangkat, fitur keamanan juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang beragam.
Dalam dunia yang semakin digital, keamanan data pribadi menjadi perhatian utama. Fitur-fitur seperti yang diusulkan dalam survei ini dapat menjadi bagian penting dari strategi keamanan komprehensif untuk melindungi informasi sensitif pengguna Android di seluruh dunia.