Kamis, 14 Agustus 2025
Selular.ID -

Penyebab Ekspansi Mobil Listrik di Indonesia Belum Merata

BACA JUGA

Selular.id – Perkembangan mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) di Indonesia terus menunjukkan tren positif seiring meningkatnya minat masyarakat. Namun, infrastruktur yang belum merata menjadi tantangan utama dalam percepatan adopsi kendaraan ramah lingkungan ini.

Garda Maharsi, Head of Research Praxis, mengungkapkan bahwa ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) masih belum merata di berbagai wilayah.

Hal ini menjadi salah satu faktor penghambat utama dalam transisi dari mobil konvensional berbahan bakar minyak (Internal Combustion Engine/ICE) ke mobil listrik.

“Faktor infrastruktur masih menjadi hambatan. Tidak hanya SPKLU, tetapi juga kualitas dan jumlahnya perlu ditingkatkan,” ujar Garda dalam wawancara dengan Bloomberg Technoz di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Harga dan Ketersediaan Suku Cadang Jadi Tantangan Tambahan

Selain infrastruktur, harga yang kompetitif dan ketersediaan suku cadang juga menjadi tantangan bagi pengembangan mobil listrik di Indonesia.

Survei yang dilakukan Praxis menunjukkan bahwa calon pembeli cenderung membandingkan harga dengan fitur yang ditawarkan.

“Pengguna perlu diberikan opsi mobil listrik dengan harga yang terjangkau, fitur yang baik, sekaligus perubahan kebiasaan sehari-hari. Misalnya, perencanaan perjalanan jarak jauh dengan mempertimbangkan lokasi SPKLU,” jelas Garda.

Dukungan Pemerintah Lewat Insentif PPN DTP

Meski demikian, Garda menekankan bahwa perubahan pola hidup masyarakat dari mobil konvensional ke listrik memerlukan waktu dan adaptasi. “Proses integrasi perubahan ini tidak bisa instan, tetapi harus dipersiapkan dengan matang,” tambahnya.

Pemerintah terus mendorong adopsi mobil listrik melalui berbagai insentif, salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 10% untuk kendaraan roda empat tertentu dan bus listrik. Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2025.

Seiring dengan perkembangan teknologi, beberapa produsen seperti Xiaomi bahkan mulai memperluas bisnisnya ke sektor mobil listrik, menandakan potensi besar pasar ini di masa depan.

Dengan semakin banyaknya pilihan mobil listrik yang masuk ke Indonesia, seperti produk dari Jepang, China, dan Korea, diharapkan persaingan akan mendorong harga lebih terjangkau dan infrastruktur semakin berkembang.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU