Minggu, 3 Agustus 2025

Operator Mulai Gunakan Teknologi Kuantum Untuk Tingkatkan Kapasitas 5G

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Selain AI, teknologi kuantum (quantum technology) kini semakin berkembang pesat. Teknologi ini memanfaatkan prinsip-prinsip mekanika kuantum – fisika yang sangat kecil – untuk mengembangkan teknologi-teknologi baru.

Bidang ini terus berkembang dan berpotensi merevolusi berbagai sektor, termasuk komputasi, komunikasi, dan penginderaan.

Kini pemanfaatan teknologi kuantum mulai digunakan di industri telekomunikasi, khususnya jaringan 5G. Operator terkemuka Jepang, SoftBank Corp, menjadi pionir.

SoftBank menggunakan teknologi komputasi kuantum untuk mengoptimalkan pengaturan stasiun pangkalan jaringan 5G dengan agregasi operator (CA/carrier aggregation), yang menghasilkan peningkatan efisiensi spektrum dan kinerja jaringan.

Teknologi CA memungkinkan komunikasi berkecepatan tinggi dan stabil dengan menggunakan beberapa pita frekuensi secara bersamaan, yang membutuhkan asosiasi yang telah ditentukan sebelumnya antar stasiun pangkalan.

Namun, seiring bertambahnya jumlah stasiun pangkalan, penentuan konfigurasi tautan CA yang optimal menjadi jauh lebih rumit, jelas operator tersebut.

Dalam uji coba pembuktian konsep, SoftBank menggunakan desain mesin Ising untuk melakukan optimasi kombinatorial guna menghasilkan konfigurasi tautan CA. Konfigurasi ini kemudian digunakan untuk mensimulasikan area cakupan yang mendukung CA.

Simulasi tersebut mengonfirmasi bahwa CA dapat tersedia di area yang lebih luas dibandingkan dengan konfigurasi konvensional.

Baca Juga: Lima Manfaat Teknologi 5G & Gen AI dalam Transformasi Industri Manufaktur

Ketika metode ini diterapkan pada stasiun pangkalan 5G yang beroperasi di area tertentu di Tokyo, area cakupan CA meluas, dengan kapasitas transmisi data meningkat hingga 50 persen dan kecepatan data downlink rata-rata meningkat sekitar 10 persen dibandingkan dengan pengaturan konvensional.

Ke depannya, SoftBank mencatat pihaknya juga akan mempertimbangkan penerapan teknologi komputasi kuantum untuk peningkatan operasional.

Untuk diketahui, layanan seluler 5G komersial pertama di Jepang diluncurkan pada Maret 2020 oleh operator seluler besar seperti NTT Docomo, KDDI, dan SoftBank.

Rakuten Mobile, operator besar keempat, menyusul pada September di tahun yang sama.

Peluncuran awal difokuskan pada wilayah perkotaan dan lokasi dengan lalu lintas tinggi, dengan rencana untuk memperluas jangkauan ke sebagian besar penduduk di tahun-tahun berikutnya.

Di pasar 5G saat ini, NTT Docomo merupakan operator seluler terkemuka, sementara Rakuten Mobile diakui atas kinerjanya yang kuat dalam hal kecepatan dan pengalaman 5G.

Rakuten telah dinobatkan sebagai pemimpin dalam kategori Pengalaman Game, Kecepatan Unggah dan Unduh 5G, dan kategori lainnya oleh Opensignal, penyedia wawasan pengalaman jaringan global.

KDDI  juga unggul karena kinerja 5G Standalone (SA)-nya, yang menawarkan kecepatan lebih tinggi dan latensi lebih rendah dibandingkan operator lain.

Di sisi lain, meskipun data pangsa pasar spesifik dan terkini untuk layanan 5G SoftBank di Jepang tidak tersedia untuk umum, SoftBank merupakan pemain utama di pasar 5G Jepang bersama NTT Docomo dan KDDI. Mereka termasuk yang pertama meluncurkan layanan 5G di negeri Matahari Terbit itu.

Peluncuran 5G SoftBank difokuskan pada perluasan jangkauan untuk menjangkau sekitar 64% populasi Jepang pada tahun 2025, dengan investasi yang signifikan dalam pemasangan stasiun pangkalan.

Baca Juga: Didukung ITU, NTT Docomo Resmi Mulai Garap 6G

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU