Selular.id – PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) meresmikan Cable Landing Station (CLS) terbaru di Kalasey, Minahasa, pada 21 Juli 2025. Fasilitas ini menjadi bagian dari proyek kabel bawah laut internasional Bifrost Cable System, yang menghubungkan Indonesia dengan Amerika Utara melalui jalur strategis Laut Jawa dan Laut Sulawesi. Kehadiran CLS ini memperkuat infrastruktur digital Indonesia, khususnya di wilayah timur, sekaligus menegaskan posisi negara sebagai pusat konektivitas regional.
Peresmian CLS Minahasa dihadiri oleh jajaran pimpinan TelkomGroup, termasuk Direktur Wholesale & International Service Telkom Honesti Basyir, CEO Telin Budi Satria Dharma Purba, serta komisaris dan direksi lainnya. Fasilitas ini dirancang untuk mendukung multiple sistem kabel bawah laut, dilengkapi dengan Beach Man Hole (BMH) dan jaringan front-haul yang andal. CLS Minahasa juga terintegrasi dengan jaringan Telkom, siap mendukung kapasitas konektivitas tinggi dan proyek kabel internasional masa depan.
“CLS Manado-Minahasa menjadi langkah strategis Indonesia dalam mengokohkan posisinya sebagai pusat digital utama di kawasan Asia-Pasifik,” ujar Honesti Basyir. Sementara Budi Satria menambahkan, fasilitas ini adalah pintu gerbang bagi Indonesia untuk mengambil peran sentral di era digital, terutama dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi regional.
Integrasi dengan Bifrost Cable System
CLS Minahasa merupakan bagian dari Bifrost Cable System, hasil kolaborasi Telin dengan Keppel dan Meta. Proyek ini dimulai sejak 2021, dengan tahapan pemilihan lokasi, peletakan batu pertama (Oktober 2024), hingga penyelesaian konstruksi awal 2025. Setelah kabel berhasil terhubung ke CLS Jakarta dan Minahasa, infrastruktur ini kini aktif dan siap memperluas akses data global.
Keberadaan Bifrost tidak hanya mempercepat konektivitas lintas Pasifik tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai regional gateway di Asia Tenggara. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia bersaing dengan pusat data regional seperti Johor, yang kini berkembang pesat.
Baca Juga:
Dampak bagi Ekonomi Digital
Kehadiran CLS Minahasa diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital, termasuk sektor pariwisata dan transaksi online di kawasan Asia Pasifik. Seperti diungkapkan dalam laporan Traveloka, permintaan konektivitas stabil menjadi kunci perkembangan pariwisata regional. Sementara itu, inisiatif seperti Mastercard Bebas OTP juga membutuhkan infrastruktur digital yang handal.
Dengan skalabilitas tinggi, CLS Minahasa diproyeksikan menjadi tulang punggung konektivitas Indonesia di kancah global, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan negara-negara Asia Pasifik dalam transformasi digital.