SELULAR.ID – Industri telekomunikasi nasional tengah bersaing ketat memperebutkan hati konsumen.
Persaingan ketat industri telekomunikasi nasional ini terdampak daya beli masyarakat yang lesu.
Industri telekomunikasi saat ini didominasi oleh tiga pemain besar yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) lewat Telkomsel (TSEL), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Analis CGSI Sekuritas, Bob Setiyadi menyebut, saat ini pendapatan rata-rata per pengguna (average revenue per user atau ARPU) antar perusahaan semakin menyempit di tengah penurunan ARPU industri menjadi Rp40,9 ribu di kuartal III-2024.
“Setelah laporan keuangan kuartal III, kami percaya bahwa persaingan harga seluler akan tetap ketat meskipun ada upaya kenaikan harga dari EXCL dan ISAT,” katanya lewat riset yang Selular kutip, Senin (25/11/2024).
EXCL melaporkan penurunan ARPU menjadi Rp41 ribu karena penurunan data payload sebesar 4 persen secara kuartalan.
Sementara ARPU TSEL turun menjadi Rp43 ribu meskipun data payload tumbuh 4,4 persen secara kuartalan.
Baca juga: Saham TLKM Jadi Buruan Investor, Harga Bakal Naik Lagi
“Data payload ISAT hanya sedikit menurun sebesar 0,5 persen, namun ARPU menurun dengan jumlah yang lebih besar menjadi Rp37,2 ribu,” kata Bob.
Dari sisi pelanggan, ISAT mengalami penurunan sebanyak 2,2 juta dan TSEL 1,5 juta pelanggan.
Adapun EXCL mampu menambah pelanggan sebanyak 100 ribu hingga 30 September 2024.
Bob menambahkan, biaya operasional dan pemasaran TLKM naik cukup tinggi di tengah upaya melindungi pangsa pasar di Jawa.
Sementara ISAT dan EXCL relatif lebih stabil terkait biaya.
Dia pun mempertahankan rating NEUTRAL untuk sektor telekomunikasi mengingat ketatnya persaingan dan daya beli masyarakat yang lesu.
Untuk saham TLKM dan EXCL, CGSI memasang rating HOLD dengan target harga masing-masing Rp3.050 dan Rp2.350.
Sementara rating ADD disematkan pada saham ISAT dengan target Rp2.670.
Untuk TLKM, Bob melihat ARPU perseroan relatif stagnan dalam dua atau tiga tahun ke depan.
Namun, laba bersih perusahaan milik negara ini tak terlalu sensitif terhadap ARPU dibandingkan kompetitornya.
Sementara, EXCL menjadi emiten yang paling sensitif terhadap perubahan dan jumlah pelanggan karena posisi leveragenya yang tinggi.
Adapun rencana kenaikan tarif akan mendongkrak ARPU ISAT mendekati Rp40 ribu sehingga akan meningkatkan bottom line perseroan.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News