Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Anggota Parlemen Mulai Bahas Nasib AI, Tapi Belum Jelas

BACA JUGA

Selular.ID – Hari ini kabarnya Subkomite Senat untuk Privasi, Teknologi, dan Hukum mengadakan audiensi dengan pakar AI, termasuk CEO OpenAI Sam Altman, untuk membahas bahaya AI dan bagaimana nasib AI haruskah diatur untuk kedepannya.

Mendapati kabar dari PC Gamer, Ketua Subkomite Senator Richard Blumenthal memulai sidang dengan memutar rekaman dirinya memberikan sambutan pembukaan, lucunya sambutan tersebut alat kloning dari AI.

Tapi beralih dari itu, Senator Marsha Blackburn dari Tennessee serta bertanya kepada ChatGPT apakah dari kongres tersebut mengharuskan untuk mengatur AI.

Chatbot AI memberikan tanggapan yakni empat pro, empat kontra, dan pada akhirnya keputusan berada di tangan Kongres dan patut dipertimbangkan dengan cermat.

Dia kemudian menekan kepada Altman pada upaya OpenAI untuk melindungi karya seniman dari pelanggaran hak cipta.

Dari tanggapan Altman menyarankan agar pemilik konten menerima manfaat keuntungan yang signifikan jika materi mengenai hak cipta mereka digunakan untuk melatih model AI.

Dia juga mengatakan bahwa seniman harus pandai memanfaatkan dan harus memiliki opsi untuk menolak suara, lagu, gambar, dan rupa mereka digunakan untuk melatih AI.

OpenAI menciptakan sistem hak cipta baru untuk membayar artis setiap kali karya yang dihasilkan AI menggabungkan materi mereka.

Orang lainnya juga ikut bertanya pada Altman, yakni Senator Lindsey Graham dari South Carolina bertanya tentang potensi penggunaan AI oleh militer, khususnya apakah “AI dapat menciptakan situasi di mana drone dapat memilih targetnya sendiri.”

Altman menjawab bahwa menurutnya “kita tidak boleh membiarkan itu.” Ketika didesak lebih lanjut apakah itu bisa dilakukan, Altman berkata, “Tentu”.

Sangat menarik untuk melihat pemerintah AS setidaknya melihat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh perusahaan AI jika dibiarkan tidak diatur.

Parlemen Eropa melangkah lebih jauh minggu lalu, memberikan suara pada sebuah proposal untuk memastikan bahwa sistem AI diawasi oleh orang-orang, aman, transparan, dapat dilacak, tidak diskriminatif, dan ramah lingkungan.

Jadi jika melihat hasil percakapan tersebut, parlemen masih belum menemukan titik terang dari bagaimananya nasib AI kedepan, dan masih dirasa akan terus di tinjau lebih dalam.

Baca juga : Profil Shunsaku Sagami, Miliarder Muda Jepang yang Sukses Berkat Artificial Intelligence

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU