Selular.ID – Para pelaku industri telekomunikasi di India kompak mendesak Departemen Telekomunikasi (DoT) untuk mengatur para pemain layanan komunikasi over-the-top (OTT) dan menciptakan level playing field.
Dalam pengajuan mereka ke DoT untuk kerangka peraturan telekomunikasi baru yang diusulkan, para pemain menegaskan kembali bahwa undang-undang tersebut harus berwawasan ke depan dan harus memenuhi kebutuhan konvergensi berbagai layanan digital, termasuk konektivitas telekomunikasi, pembawa konten penyiaran dan layanan komunikasi OTT.
Diketahui, sebagian besar asosiasi industri besar di India, termasuk Asosiasi Operator Selular India (COAI), Kamar Dagang dan Industri India (ASSOCHAM), dan Asosiasi Internet dan Selular India (IAMAI), telah meminta penghapusan kewajiban layanan universal (USO), yang saat ini mencapai 5 persen dari pendapatan kotor yang disesuaikan atau adjusted growth revenue (AGR).
Kalangan industri menyoroti bahwa analisis pencairan dana USO menunjukkan bahwa hanya sekitar setengah dari jumlah yang masih harus dibayar telah dicairkan untuk memungkinkan konektivitas di pedesaan India.
IAMAI merekomendasikan bahwa pungutan USO harus dihapuskan terutama karena sektor swasta terus berperan dalam mencapai tujuan konektivitas pedesaan selama bertahun-tahun dengan terus meluncurkan jaringan telekomunikasi di daerah pedesaan dan tidak terhubung.
Selanjutnya, COAI merekomendasikan bahwa biaya lisensi harus diubah hanya untuk biaya administrasi dan diturunkan dari 3 persen menjadi 0,5-1 persen dari AGR.
Saat ini, perusahaan telekomunikasi membayar 5 persen retribusi USO dan 3 persen biaya lisensi. COAI menekankan bahwa pengurangan biaya lisensi diperlukan untuk memfasilitasi investasi yang diperlukan untuk menyelesaikan visi Digital India dan peluncuran 5G.
Selain itu, industri telah mencari undang-undang konvergensi untuk berbagai teknologi dan platform karena garis antara penyiaran dan jaringan telekomunikasi dengan cepat menghilang dengan teknologi digital yang berkembang pesat.
Menurut COAI, penyebaran teknologi digital telah menyebabkan konvergensi pasar dan persaingan antar moda.
Dilansir dari laman The Indian Express, setelah pembahasan yang alot, dalam beberapa waktu ke depan, rancangan RUU Telekomunikasi yang baru diharapkan segera keluar untuk dilakukan konsultasi publik.
Pihak asosiasi industri kembali menuntut agar kerangka peraturan telekomunikasi yang baru harus menjawab kebutuhan konvergensi berbagai layanan digital, termasuk konektivitas telekomunikasi, pembawa konten penyiaran dan layanan komunikasi OTT.
Intinya, industri telekomunikasi telah mencari undang-undang konvergensi untuk berbagai teknologi dan platform karena garis antara penyiaran dan jaringan telekomunikasi menghilang dengan cepat dengan teknologi digital yang berkembang dengan kecepatan sangat tinggi.
Dalam referensi ini, mereka juga telah membuat alasan kuat untuk mengatur layanan komunikasi oleh pemain OTT untuk memastikan keseimbangan.
Melalui UU telekomunikasi yang baru itu, platform perpesanan OTT dan panggilan video termasuk WhatsApp, Zoom dan Google Duo diwajibkan mendapatkan lisensi untuk bisa beroperasi di India.