Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Gurihnya Pasar Data Center Indonesia, Bernilai USD 3.354 Juta Pada 2026

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Pasar data center Indonesia bernilai USD 1785,2 juta pada tahun 2020 dan diperkirakan akan mencapai USD 3.354,41 juta pada 2026 dengan CAGR (compounded annual growth rate/ tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu), sebesar 11,4% selama periode perkiraan 2021 – 2026.

Peringkat Indonesia dalam indeks kompetitif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Namun, potensi keuntungan komersial untuk pemain pusat data adalah signifikan.

Dilansir dari laman Business Wire (19/5/2021), Indonesia sedang menyaksikan pertumbuhan ekonomi digital, ditambah dengan pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan dan populasi yang terus bertambah, yang mengarah pada peningkatan pusat data berskala besar.

Baca juga: Potensi Pasar yang Besar, Telkom Garap Bisnis Data Center dan Cloud

Riset terbaru dari Google dan Temasek dalam laporannya economy SEA 2019 menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia diperkirakan akan mencapai 133 juta USD pada tahun 2025.

Menurut layanan manajemen konten HootSuite dan agen pemasaran media sosial We Are Social dalam laporan “Digital 2020”, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 175,4 juta, dengan penetrasi 64%.

Artinya sebanyak 64% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 272,1 juta, telah terkoneksi dengan internet. Jumlah ini meningkat dari tahun 2019 sebesar 17% atau sekitar 25 juta orang.

Peningkatan penggunaan internet dan layanan data secara tiba-tiba, terutama pada saat hari raya, menunjukkan tren peningkatan utilisasi data center telekomunikasi di tanah air.

Misalnya, trafik data internet tiga telekomunikasi naik 57% pada hari pertama Idul Fitri 2020, disusul Telkomsel dengan kenaikan 49,8%, dan Indosat Ooredoo sebesar 27%.

Bisnis juga mulai mengadopsi aplikasi intensif data, seperti IoT, analitik data, dan kecerdasan buatan. Ini berarti lonjakan data yang dipertukarkan dan ditransfer dan peningkatan lalu lintas.

Indonesia memberikan persaingan yang kuat ke Singapura sebagai hotspot untuk pusat data di Asia. Peningkatan investasi oleh perusahaan, seperti Google, Alibaba, dan Amazon, mencerminkan minat yang meningkat di Indonesia sebagai alternatif dari Singapura, yang secara tradisional menjadi fokus investasi layanan cloud karena konektivitas seratnya yang baik.

Pada bulan 2019, Amazon Web Services (AWS) mengumumkan peluncuran wilayah cloud baru di Indonesia, yang berbasis di Jabodetabek, dengan area baru yang akan terdiri dari tiga zona ketersediaan.

Baca juga: APJII dan Biznet Data Center Luncurkan Layanan IIX di Luar Jakarta

Tak ingin ketinggalan kereta, tahun lalu raksasa e-comerce China Alibaba meluncurkan pusat data kedua di Indonesia hanya sepuluh bulan setelah yang pertama, untuk menggandakan kapasitas lokalnya. Saat ini, Alibaba Cloud adalah satu-satunya platform cloud publik global dengan pusat data regional di Indonesia.

Faktor utama yang mendorong pertumbuhan dampak COVID-19 di Pasar Data Center Indonesia adalah meningkatnya permintaan untuk transformasi digital, peningkatan investasi di Data Center, meningkatnya permintaan untuk layanan jarak jauh dan data lokasi, dan meningkatnya kebutuhan akan pelacakan dan pemantauan informasi real-time penyebaran COVID-19.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU