Jakarta, Selular.ID – Perusahaan telekomunikasi di Indonesia (Operator) harus segera bertransformasi jika ingin terus dapat bersaing dalam menghadapi era disrupsi teknologi.
Menurut Heru Sutadi, Direktur Eksekutif ICT Institute, disrupsi tidak bisa dihindari dan harus dihadapi operator telekomunikasi. Supaya tetap bertahan dan bertumbuh, operator telekomunikasi perlu melakukan transformasi yang bertumpu pada tiga aspek, yakni merumuskan kembali visi dan kepemimpinan, inovasi dan adopsi teknologi baru, serta transformasi organisasi dan budaya digital.
“Disrupsi dapat menjadi ancaman yang cukup berat, namun juga membuka peluang bagi operator telekomunikasi untuk mempercepat transformasinya yang berfokus pada penyediaan layanan digital bagi konsumen dan pelaku bisnis.
Kendati demikian, transformasi tersebut sangat bergantung pada kemampuan operator telekomunikasi dalam merespon perubahan. Menurut Heru, transformasi digital memerlukan lebih dari sekedar menignkatkan bisnis dengan teknologi digital, tetapi juga memerlukan pemikiran ulang dan restrukturisasi seluruh logika bisnis.
Lebih lanjut dikatakan Heru, langkah transformasi itu sudah dilakukan oleh operator di Indonesia. Telkom misalnya, memiliki visi menjadi digital telecommunication company melalui transform dan digitize. Telkom juga dinilai mengedepankan apa yang disebut dengan Digital NOW.
Sementara itu, XL Axiata mengedepankan strategi 3R (Revamp, Rise dan Reinvent), mengadopsi teknologi baru dan inovasi.
Sedangkan Indosat Ooredoo, adopsi teknologi dan inovasi baru telah diimplementasikan, terlihat juga bagaimana perusahaan telah melakukan transformasi dimana visi, misi dan strategi serta kepemimpinan yang focus dalam melakukan transformasi digital.
Hanya saja, menurut Heru, diperlukan transformasi organisasi di Indosat Ooredoo sebab terlihat bahwa rasio efisiensi perusahaan yang masih tinggi, sehingga membutuhkan transformasi dalam waktu cepat agar perusahaan efisien dan lincah.
