Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

ZTE Tunda Rilis Laporan Q1-2018, Pasca Larangan Penggunaaan Komponen AS

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Jakarta, Selular.ID – ZTE terpaksa menunda rilis hasil pendapatan terbaru karena perlu waktu untuk menentukan dampak dari pesanan yang melarang perusahaan AS untuk menjual komponen ke vendor China.

Perusahaan yang berkantor pusat di Shenzhen itu, sebelumnya berencana merilis hasil keuangan Q1 pada 19 April 2018. Namun sanksi yang dijatuhkan oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat, membuat perusahaan harus menunggu klarifikasi, sekaligus berupaya melakukan negosiasi dengan otoritas terkait.

Dalam keputusannya Departemen Perdagangan AS, menilai bahwa ZTE tidak mematuhi perjanjian perdagangan  pemerintah AS dengan mengirim barang serta teknologi asal AS ke Iran secara ilegal.

Hukuman yang diberikan vendor Tiongkok ini berupa larangan bagi perusahaan-perusahaan AS untuk menjual komponen peralatan telekomunikasi kepada ZTE, selama tujuh tahun ke depan.

Baca juga: ZTE Dilarang Pakai Chipset Qualcomm

Larangan itu akan mencegah ZTE mendapatkan komponen perangkat keras utama dari perusahaan-perusahaan AS seperti Qualcomm dan Intel untuk smartphone dan peralatan jaringannya.

Bahkan ZTE terancam dilarang memakai sistem operasi Android. Sebuah keputusan drastis yang akan menimbulkan kerugian besar bagi ZTE, karena ketergantungan perusahaan tersebut terhadap sistem operasi Android yang dimiliki Google.

Menurut laporan Reuters, sanksi yang dijatuhkan kepada ZTE membuat para pembuat komponen, operator seluler, pengecer dan Google telah meminta kejelasan kepada pihak-pihak berwenang, karena sanksi yang dijatuhkan kepada ZTE punya pengaruh signifikan.

Secara khusus, Google dan ZTE dikabarkan telah membahas masalah ini untuk menilai dampaknya.

Meski bukan pemain besar, ZTE merupakan mitra bisnis yang cukup diandalkan. Reuters mengungkapkan, berbagai perusahaan AS memasok sekitar 25 persen hingga 30 persen produk komponen ke dalam smartphone ZTE.

Saat ini ZTE memegang sekitar 12 persen saham di pasar ponsel pintar AS pada Q3 2017.

Sedangkan di pasar global, ZTE sukses mengapalkan sekitar 46,4 juta smartphone tahun lalu, menjadikan mereka produsen ponsel Android terbesar nomor 7 di dunia.

Dengan jumlah konsumen cukup besar ini, tentu sedikit banyak Google juga bakal merugi jika ZTE dilarang menggunakan OS Android miliknya.

Keputusan yang dijatuhkan pemerintah AS kepada ZTE, dipastikan bakal mengubah proyeksi pendapatan dan laba ZTE di tahun ini.

Padahal, kinerja perusahaan tengah mencorong berkat performa yang terus membaik dari tiga divisi yang dimiliki, network, device dan perangkat telekomunikasi pendukung.

Sepanjang 2017, ZTE melaporkan hasil keuangan yang solid, karena pertumbuhan pendapatan yang kuat di tiga divisi tersebut dan pertumbuhan internasional mencapai dua digit.

Baca juga: Sepanjang 2017, ZTE Cetak Laba Bersih USD 721 Juta

Laba bersih perusahaan dilaporkan naik hingga 294 persen dari tahun ke tahun menjadi CNY4.57 miliar (USD 721 juta), sementara pendapatan usaha tumbuh 7,5 persen menjadi CNY108,8 miliar. Angka tersebut hampir sama dengan yang dikeluarkan dalam perkiraan pendapatan pada awal Februari 2018.

Sanksi tegas yang dijatuhkan otoritas AS terhadap ZTE, merupakan babak baru, menyusul perang dagang yang dikobarkan oleh Presiden AS Donald Trump kepada China.

Sebelumnya, pada akhir tahun lalu, pesaing terdekat ZTE, Huawei harus menerima kenyataan pahit karena gagal memasuki pasar AS.

Meski sudah menjalin kerjasama dengan dua operator AS, AT&T dan Verizon, seri Mate 10 milik Huawei, batal dinikmati oleh pelanggan di negeri Paman Sam karena alasan keamanan nasional.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU