Kamis, 11 Desember 2025
Selular.ID -

Waspada 7 Modus Penipuan Jual Beli Mobil dan Cara Menghindarinya

BACA JUGA

Selular.id – Transaksi jual beli mobil, baik baru maupun bekas, kerap menjadi sasaran empuk para penipu dengan modus yang semakin beragam dan canggih.

Kasus penipuan ini marak terjadi di berbagai kota besar, termasuk yang dilakukan melalui platform daring.

Mengutip informasi dari Auto2000, mengenali pola-pola penipuan dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat menjadi kunci untuk melindungi aset dan menghindari kerugian finansial yang signifikan.

Pelaku kejahatan ini memanfaatkan kelengahan dan ketergesaan baik dari pihak penjual maupun pembeli.

Mereka menyasar korban dengan iming-iming harga menarik, proses cepat, atau penawaran yang sulit ditolak.

Dalam lingkungan digital yang semakin kompleks, kewaspadaan ekstra mutlak diperlukan, mengingat modus operandi terus berevolusi mengikuti perkembangan teknologi dan pola transaksi masyarakat.

Berikut ini adalah tujuh modus penipuan jual beli mobil yang paling umum terjadi, dilengkapi dengan panduan praktis dari Auto2000 untuk mengantisipasinya.

Pemahaman mendalam terhadap modus-modus ini diharapkan dapat menjadi tameng pertama bagi calon pembeli dan penjual sebelum terjun ke dalam transaksi.

Mengenal Tujuh Modus Penipuan yang Paling Umum

Modus pertama yang perlu diwaspadai adalah DP Bodong.

Dalam skema ini, penipu berpura-pura sebagai pembeli serius dan bersedia memberikan uang muka (DP).

Mereka akan mengirimkan bukti transfer palsu atau melakukan transfer dari rekening pihak ketiga yang kemudian dibatalkan.

Penjual yang tergiur dan kurang teliti sering kali langsung menyerahkan mobil, padahal dana tersebut tidak pernah benar-benar masuk ke rekeningnya.

Kedua, marak terjadi Penipuan Melalui Platform Iklan Online. Penjual fiktif memasang iklan mobil dengan harga jauh di bawah pasaran di situs jual beli atau media sosial.

Saat calon pembeli tertarik, mereka akan meminta uang tanda jadi atau DP tanpa menunjukkan dokumen kendaraan yang lengkap atau mengizinkan pengecekan fisik.

Begitu uang dikirim, iklan serta kontak penjual lenyap tanpa jejak.

Fenomena penipuan di platform digital seperti ini juga kerap terjadi di tempat lain, seperti yang diungkap dalam laporan mengenai modus penipuan di Facebook Marketplace Indonesia.

Modus ketiga melibatkan pemalsuan dokumen resmi, yaitu Surat-Surat Kendaraan Palsu.

Penjual nakal dapat menyertakan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) atau BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) yang terlihat meyakinkan, namun ternyata palsu.

Mobil mungkin tampak baik-baik saja, tetapi suratnya tidak terdaftar di sistem Samsat.

Kondisi ini berisiko tinggi karena mobil dapat disita oleh pihak berwajib sewaktu-waktu.

Keempat, ada Jebakan Mobil Curian atau Kendaraan Leasing.

Mobil yang ditawarkan dengan harga sangat miring bisa jadi merupakan hasil kejahatan atau masih dalam status kredit leasing yang belum lunas. Penjual biasanya berdalih bahwa dokumen seperti BPKB bisa “menyusul”.

Setelah transaksi berjalan, pembeli baru menyadari bahwa mobil tersebut sedang dalam status pencarian oleh kepolisian atau perusahaan leasing.

Modus kelima yang cukup rumit adalah Penipuan Segitiga. Pelaku bertindak sebagai perantara fiktif antara pemilik mobil asli dan calon pembeli.

Mereka mengambil informasi dari iklan mobil yang dijual oleh pemilik sah, lalu mengiklankan ulang mobil tersebut dengan harga lebih murah.

Saat ada pembeli yang berminat, pelaku mengatur pertemuan seolah-olah dia adalah perwakilan si pemilik.

Setelah menerima DP dari pembeli, pelaku menghilang. Pemilik mobil asli pun tidak pernah bertemu dengan pembeli tersebut, sementara pembeli merasa telah ditipu oleh pemilik yang sah.

Keenam, waspadai Pembayaran dengan Cek Kosong (Check Blank) saat pelunasan. Pembeli mengajukan untuk melunasi mobil menggunakan cek atau giro.

Setelah kendaraan diserahkan dan cek tersebut dicairkan, ternyata cek itu kosong atau tidak memiliki dana. Akibatnya, penjual kehilangan mobilnya tanpa mendapatkan uang pelunasan.

Terakhir, modus Kwitansi dan Materai Palsu. Untuk mengesahkan transaksi fiktif, beberapa penipu memalsukan kwitansi pembayaran lengkap dengan materai dan tanda tangan palsu.

Dokumen bukti transaksi yang tidak sah secara hukum ini akan sangat menyulitkan korban jika ingin membawa kasusnya ke ranah hukum.

Langkah-Langkah Penting untuk Menghindari Jerat Penipuan

Setelah mengetahui modusnya, langkah preventif menjadi kunci utama.

  • Pertama, selalu lakukan transaksi di tempat atau platform yang resmi dan terpercaya. Hindari transaksi di tempat sepi, gelap, atau yang terkesan terburu-buru tanpa adanya saksi. Bertransaksi melalui dealer resmi seperti Auto2000 dapat memberikan jaminan keamanan dan transparansi proses.
  • Kedua, lakukan verifikasi menyeluruh terhadap dokumen kendaraan. Pastikan STNK dan BPKB yang diperlihatkan adalah asli, bukan salinan atau fotokopi. Cocokkan secara seksama nomor rangka (VIN) dan nomor mesin yang tertera di dokumen dengan yang ada pada fisik mobil. Untuk kepastian lebih, Anda dapat membawa kendaraan ke SAMSAT terdekat atau memanfaatkan layanan cek fisik online jika tersedia.
  • Ketiga, telusuri riwayat kendaraan. Jangan sungkan untuk menanyakan dan memeriksa apakah mobil pernah mengalami kecelakaan berat, terendam banjir, atau merupakan mobil lelang. Meminta bukti historis servis berkala dari bengkel resmi juga dapat memberikan gambaran tentang perawatan kendaraan.
  • Keempat, hindari memberikan uang muka (DP) sebelum verifikasi lengkap. Jangan tergoda untuk mentransfer DP atau tanda jadi hanya berdasarkan komunikasi online atau telepon. Pastikan pertemuan langsung dengan penjual/pembeli terjadi, dokumen telah diverifikasi, dan kendaraan telah diperiksa kondisi fisiknya sebelum mengeluarkan uang. Prinsip kehati-hatian dalam transaksi digital ini juga berlaku dalam konteks lain, seperti memahami mekanisme refund untuk melindungi pembelian.
  • Kelima, ajak ahli atau teman yang paham. Jika Anda merasa kurang yakin dalam menilai kondisi teknis mobil, tidak ada salahnya mengajak mekanik terpercaya atau teman yang berpengalaman. Pemeriksaan dari sudut pandang ahli dapat mengungkap masalah tersembunyi yang tidak terlihat oleh mata awam.
  • Keenam, manfaatkan rekening bersama (escrow) untuk transaksi online. Layanan escrow bertindak sebagai pihak ketiga yang aman. Uang pembeli akan ditahan terlebih dahulu di rekening escrow dan baru akan diteruskan ke penjual setelah pembeli mengonfirmasi bahwa mobil telah diterima dalam kondisi sesuai kesepakatan.
  • Terakhir, bersikap kritis terhadap harga yang terlalu murah. Jika sebuah mobil ditawarkan dengan harga yang jauh di bawah harga pasaran tanpa alasan yang jelas, tingkatkan kewaspadaan. Harga yang tidak wajar sering kali menjadi indikator adanya masalah serius pada kendaraan atau bahwa mobil tersebut berasal dari sumber yang tidak legal. Kehati-hatian dalam menilai penawaran menguntungkan juga penting dalam transaksi lainnya, seperti yang terlihat dalam program loyalitas pelanggan operator seluler atau program undian berhadiah mobil.

Dengan meningkatnya literasi digital dan keuangan masyarakat, diharapkan angka penipuan jual beli mobil dapat ditekan.

Kesadaran untuk selalu bertransaksi secara hati-hati, verifikatif, dan melalui jalur yang aman merupakan fondasi utama.

Industri otomotif dan platform jual beli online juga terus didorong untuk meningkatkan sistem keamanan dan verifikasi identitas pengguna guna menciptakan ekosistem transaksi yang lebih sehat dan terpercaya bagi semua pihak.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU