Selasa, 2 Desember 2025
Selular.ID -

Sinyal Seluler di Wilayah Bencana Sumatra Pulih 90 Persen, Aceh Jadi Prioritas

BACA JUGA

[adrotate banner="10"]

Selular.id – Layanan komunikasi seluler di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra Barat (Sumbar) dan Sumatra Utara (Sumut) telah menunjukkan pemulihan signifikan. Operator seluler melaporkan lebih dari 90 persen menara pemancar di kedua provinsi tersebut telah kembali beroperasi. Pemerintah memastikan percepatan pemulihan terus dilakukan agar masyarakat dapat kembali berkomunikasi dan mengakses informasi penting.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Meutya Hafid menegaskan bahwa pemulihan layanan komunikasi menjadi prioritas utama pemerintah. Hal ini penting untuk memastikan kebutuhan dasar warga serta koordinasi penanganan bencana tetap berjalan lancar. “Para operator seluler melaporkan, di Sumbar sudah 95 persen pulih dan Sumut 90 persen. Untuk Aceh, kendala listrik masih menyebabkan sekitar 60 persen menara tidak beroperasi. Pemerintah bersama operator dan PLN terus bekerja agar layanan segera normal kembali,” ujar Meutya usai memimpin rapat koordinasi di Medan, Senin (1/12/2025).

Data per Senin (1/12/2025) pukul 00.00 WIB menunjukkan total menara seluler yang mengalami gangguan di tiga provinsi terdampak, yaitu Aceh, Sumut, dan Sumbar, berjumlah 2.804 unit. Rinciannya adalah 1.969 menara di Aceh, 681 di Sumatra Utara, dan 154 di Sumatra Barat. Angka ini menggambarkan betapa beratnya dampak bencana terhadap infrastruktur digital, terutama di Aceh.

Fokus Pemulihan di Aceh dan Kolaborasi Multi-Pihak

Pemulihan di Provinsi Aceh menjadi perhatian khusus karena tingkat gangguan yang masih tinggi. Meutya menyatakan bahwa pemulihan di Aceh ditargetkan meningkat signifikan dalam empat hari ke depan. Percepatan ini seiring dengan perbaikan pasokan listrik oleh PLN yang menjadi kunci utama pengoperasian menara telekomunikasi. Pemerintah juga menggandeng TNI untuk mempercepat pengiriman material perbaikan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau akibat rusaknya infrastruktur jalan.

Rapat koordinasi yang digelar di Balai Monitoring Frekuensi Kota Medan dihadiri oleh jajaran pimpinan perusahaan telekomunikasi dan mitra strategis. Hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Direktur Utama PT Telkomsel, Direktur & Chief Regulatory Officer XL Axiata, CRO Indosat Ooredoo, perwakilan Starlink Indonesia, PT Pos Indonesia, RRI, TVRI, ANTARA, serta pemerintah daerah terdampak. Turut mendampingi Menkominfo, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto dan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Fadhilah Mathar.

[adrotate banner="10"]

Kolaborasi erat antara pemerintah, operator seluler, dan PLN ini menjadi tulang punggung upaya restorasi. Pengalaman dari peristiwa serupa, seperti saat jaringan 4G lambat pulih ketika bencana di Sulawesi beberapa tahun lalu, memberikan pembelajaran berharga tentang pentingnya koordinasi cepat dan distribusi sumber daya yang tepat.

Dukungan Non-Teknis untuk Pengguna Terdampak

Selain upaya perbaikan infrastruktur teknis, pemerintah juga mengapresiasi langkah proaktif yang diambil operator seluler. Para operator memberikan bentuk dukungan langsung kepada pelanggan di wilayah bencana, berupa diskon tarif komunikasi dan perpanjangan masa aktif kartu prabayar. Langkah ini dinilai crucial untuk meringankan beban ekonomi warga sekaligus memastikan mereka tetap terhubung dengan keluarga dan akses bantuan.

Meutya Hafid mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan selalu mengikuti arahan dari petugas di lapangan. Ia juga mengingatkan pentingnya mengandalkan informasi dari kanal resmi untuk menghindari berita hoaks. Masyarakat dapat mengakses informasi terpercaya seputar penanganan bencana melalui tautan https://s.id/TanggapBencanaSumatra.

Pemulihan jaringan komunikasi pasca-bencana selalu menjadi ujian ketangguhan infrastruktur digital nasional. Kejadian ini mengingatkan pada pentingnya investasi berkelanjutan dalam infrastruktur yang tangguh (resilient) dan rencana kontinjensi yang matang. Inisiatif seperti kerjasama untuk mengembangkan internet company dan adopsi teknologi baru dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang. Bahkan, peran teknologi seperti AI yang mulai diintegrasikan dalam perangkat mobile, seperti pada Oppo Reno12 Series, kelak dapat dimanfaatkan untuk sistem peringatan dini atau analisis dampak bencana yang lebih cepat.

Dengan progres pemulihan yang mencapai 90 persen di Sumut dan Sumbar, fokus kini tertuju pada Aceh. Keberhasilan menormalkan pasokan listrik dalam beberapa hari ke depan akan menjadi penentu utama pulihnya layanan komunikasi secara menyeluruh di wilayah tersebut. Upaya semua pihak ini diharapkan dapat segera mengembalikan konektivitas, yang bukan hanya sekadar sinyal, tetapi juga menjadi tali penghubung dan penolong bagi masyarakat yang terdampak.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU