Selular.id – Kepolisian Lalu Lintas di Changsha, China, secara resmi mulai melengkapi petugasnya dengan kacamata pintar bertenaga kecerdasan buatan (AI) untuk memeriksa kendaraan.
Inovasi ini mengubah drastis metode konvensional yang selama ini mengandalkan radio, pemindai genggam, dan pemeriksaan manual, menjadi proses yang hampir instan hanya dengan pandangan sekilas.
Pengumuman resmi dari Kepolisian Lalu Lintas Changsha pada 13 Desember 2025 mengonfirmasi bahwa Satuan Lalu Lintas Biro Keamanan Publik kota tersebut telah menerapkan teknologi ini di lapangan.
Kacamata yang tampak biasa dari jauh ini menyembunyikan sistem canggih yang mampu memindai dan mengidentifikasi kendaraan dalam hitungan detik, menandai lompatan signifikan dalam penegakan hukum di jalan raya.
Dengan alat baru ini, waktu pemeriksaan per lajur kendaraan dilaporkan menyusut drastis dari sekitar 30 detik menjadi hanya satu hingga dua detik.
Polisi tidak perlu lagi mendatangi setiap mobil untuk meminta dokumen dan mengetik data secara manual.
Cukup dengan melirik ke arah kendaraan, informasi penting seperti data registrasi, status uji kir, dan riwayat pelanggaran sudah terpampang di layar kecil yang terintegrasi pada lensa kacamata.
Revolusi Kecepatan dan Akurasi di Pinggir Jalan
Inti dari inovasi kacamata AI ini adalah peningkatan efisiensi yang dramatis. Kemampuan utamanya terletak pada fitur pengenalan pelat nomor otomatis yang dapat bekerja secara offline. Sistem ini diklaim memiliki akurasi lebih dari 99% dan memberikan hasil dalam waktu kurang dari satu detik, dirancang untuk andal dalam berbagai kondisi pencahayaan, baik siang maupun malam hari.
Begitu pelat nomor teridentifikasi, kacamata langsung terhubung ke basis data lalu lintas keamanan publik secara real-time. Polisi mendapatkan gambaran instan tentang “rekam jejak” kendaraan yang melintas. Pemeriksaan yang sangat cepat ini berpotensi besar mengurangi antrean panjang yang biasanya terjadi saat razia, sehingga arus lalu lintas bisa lebih lancar.
Penggunaan teknologi wearable untuk kepentingan publik seperti ini menunjukkan evolusi dari perangkat sejenis yang awalnya lebih dikenal di kalangan konsumen. Perdebatan tentang penggunaan perangkat seperti ini di ruang publik bukan hal baru, sebagaimana pernah dibahas dalam regulasi terkait larangan Google Glass saat mengemudi di Inggris.
Baca Juga:
Multifungsi di Ujung Hidung: Lebih dari Sekadar Pemindai
Fungsionalitas kacamata AI polisi Changsha tidak terbatas pada pemindaian kendaraan. Perangkat ini merupakan adaptasi teknologi wearable untuk kebutuhan operasional yang menuntut ketangkasan tinggi. Dilengkapi kamera wide-angle 12MP dengan algoritma stabilisasi gambar prediktif, visual yang ditangkap tetap jernih meski petugas bergerak di tengah kerumunan lalu lintas yang padat.
Daya tahan baterainya didesain untuk kerja lapangan panjang, mampu beroperasi terus-menerus hingga delapan jam dengan sekali pengisian penuh. Fitur pendukung lain yang tak kalah penting adalah pengenalan wajah (facial recognition), yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang yang dicari atau memverifikasi identitas pengemudi.
Kacamata ini juga dilengkapi fitur penerjemah suara real-time dalam lebih dari 10 bahasa, mempermudah komunikasi dengan wisatawan asing yang terlibat dalam insiden lalu lintas. Fitur perekaman video di tempat juga tersedia untuk mendokumentasikan proses penegakan hukum, menambah transparansi dan akurasi data. Evolusi fitur komunikasi dan dokumentasi semacam ini sejalan dengan perkembangan berbagai aplikasi chat dengan fitur lengkap yang semakin canggih.
Mengurangi Beban Petugas dan Meningkatkan Keamanan
Pihak kepolisian Changsha menyoroti beberapa manfaat kunci dari penerapan kacamata AI ini. Pertama, terjadi pengurangan beban kerja manual yang signifikan, memungkinkan polisi lebih fokus pada pengambilan keputusan dan interaksi daripada tugas administratif yang repetitif. Kedua, tingkat stres petugas di lapangan diperkirakan menurun berkat proses yang lebih sederhana dan terotomatisasi.
Ketiga, konsep “penegakan hukum tanpa kontak” (non-contact enforcement) menjadi mungkin. Polisi dapat melakukan pemeriksaan dari jarak yang aman, mengurangi risiko konfrontasi fisik. Terakhir, yang paling penting adalah peningkatan akurasi dan keamanan secara keseluruhan. Data yang diperoleh langsung dari sumber terpusat meminimalkan kesalahan manusia, dan pemeriksaan cepat berarti kendaraan tidak perlu berhenti terlalu lama di bahu jalan yang berpotensi bahaya.
Implementasi teknologi semacam ini membutuhkan adaptasi dan pelatihan sumber daya manusia, sebuah prinsip yang juga penting dalam dunia usaha teknologi, seperti yang tercermin dalam komitmen perusahaan lokal untuk tetap berkembang dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Revolusi kecil di pinggir jalan Changsha ini menjadi penanda arah baru pemanfaatan teknologi. Kacamata pintar bertenaga AI, yang sering dikaitkan dengan keperluan hiburan atau produktivitas personal, menunjukkan potensi besar di sektor publik dan keamanan. Inovasi ini mengilustrasikan bagaimana AI dan perangkat wearable dapat bersinergi untuk menciptakan solusi nyata: membuat jalan raya lebih lancar, pemeriksaan lebih akurat, dan tugas polisi lebih aman serta efisien.




