Selular.id – Sebuah modus penipuan perangkat keras komputer yang canggih dan terencana terungkap di Amazon Spanyol.
Pembeli yang memesan kit memori DDR5 terbaru justru menerima modul DDR2 lawas yang sudah usang, ditempelkan pada balok logam agar terasa berat.
Kasus ini menyoroti kerentanan sistem e-commerce modern dan menjadi peringatan keras bagi konsumen di tengah melonjaknya harga komponen memori global.
Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh VideoCardz, melibatkan produk ADATA XPG Caster DDR5-6000 berkapasitas 32GB.
Seorang konsumen bernama BravoNorris memesan empat kit, dan tiga di antaranya tampak normal.
Namun, kit keempat menyimpan kejutan pahit. Di dalam kemasan yang tampak asli dan tersegel rapi, tersembunyi modul memori DDR atau DDR2 tua yang dilem ke balok logam dan dilapisi stiker palsu berkualitas rendah. Bobotnya sengaja dibuat mirip untuk mengelabui pemeriksaan sekilas.
ADATA, sebagai produsen, telah merespons dengan tegas. Perusahaan menyarankan pelanggan untuk hanya membeli produk dari mitra retail resmi yang berwenang dan menghindari penjual pihak ketiga yang tidak dikenal di marketplace.
ADATA juga mengarahkan konsumen ke portal verifikasi online mereka dan berjanji meningkatkan edukasi tentang kemasan asli serta fitur keamanan untuk memerangi produk palsu.

Modus operandi ini adalah contoh klasik dari penipuan pengembalian barang atau return fraud yang dieksekusi dengan presisi tinggi.
Skemanya berjalan sistematis: penipu membeli kit RAM DDR5 asli, dengan hati-hati mengeluarkan modul berharga tersebut, lalu menggantinya dengan perangkat keras lama yang tak bernilai.
Kemasan kemudian disegel ulang secara profesional sehingga terlihat seperti baru keluar dari pabrik. Barang ini kemudian dikembalikan ke Amazon.
Karena kemasannya tampak tidak rusak, sistem logistik otomatis platform seringkali langsung memasukkan kembali barang tersebut ke dalam inventori “baru” tanpa inspeksi teknis mendalam terhadap komponen di dalamnya. Celah inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku penipuan.
Mengapa RAM Menjadi Sasaran Empuk?
Jawabannya terletak pada kondisi ekonomi industri teknologi saat ini. Permintaan yang meledak-ledak terkait pengembangan Artificial Intelligence (AI) telah menyedot pasokan global DRAM dan memori flash NAND.
Akibatnya, harga untuk DDR5 dan SSD meroket signifikan. Kelangkaan dan nilai jual yang tinggi ini menjadikan memori high-end sebagai target yang menggiurkan bagi para penipu yang terorganisir.
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Industri telah mencatat kasus serupa dengan komponen lain seperti GPU.
Tren ini mengkhawatirkan karena berpotensi menciptakan efek berantai yang memengaruhi harga dan keamanan rantai pasokan tidak hanya RAM, tetapi juga motherboard, GPU, dan konsol game.
Ironisnya, di era di mana keamanan digital seperti pasar gelap akun palsu sedang menjadi sorotan, dunia e-commerce justru menghadapi penyalahgunaan sistem yang lebih nyata dan merugikan secara finansial.

Baca Juga:
Langkah Perlindungan untuk Konsumen
Lalu, bagaimana konsumen bisa melindungi diri dari penipuan yang semakin canggih ini? Beberapa langkah praktis bisa menjadi tameng utama.
Pertama, biasakan untuk merekam video proses pembukaan paket (unboxing) secara terus-menerus dan tanpa potongan. Rekaman ini akan menjadi bukti vital jika harus berurusan dengan klaim pengembalian dana.
Kedua, lakukan pemeriksaan fisik. Perhatikan takik (notch) pada modul memori. DDR5 memiliki posisi takik yang spesifik dan berbeda dengan generasi DDR4, DDR3, atau DDR2. Perbedaan kecil ini bisa menjadi penanda yang jelas.
Ketiga, gunakan situs web resmi produsen untuk memverifikasi bahwa nomor seri yang tercetak pada modul RAM cocok dengan yang tertera pada kotak retail.
Insiden ini juga menyoroti tanggung jawab platform e-commerce seperti Amazon dalam mengamankan rantai pasokannya.
Kepercayaan buta pada kemasan yang “tersegel” dan proses restock yang cepat tanpa verifikasi manusia yang memadai menciptakan celah keamanan.
Platform perlu mengevaluasi kembali kebijakan penanganan barang kembalian untuk produk elektronik bernilai tinggi, mungkin dengan menerapkan inspeksi teknis wajib sebelum barang dianggap layak dijual kembali sebagai “baru”.

Tantangannya besar, mengingat volume transaksi yang masif di platform cloud-based seperti AWS yang digunakan Grab atau solusi yang dimanfaatkan Krom Bank untuk inovasi perbankan digital.
Namun, kepercayaan konsumen adalah aset yang lebih mahal harganya. Regulasi pasar digital yang lebih ketat, seperti yang sedang diperdebatkan di berbagai wilayah, mungkin akan menjadi kebutuhan untuk melindungi konsumen.
Pada akhirnya, insiden penipuan RAM DDR5 di Amazon ini adalah pengingat keras bagi semua pihak.
Bagi konsumen, ini adalah panggilan untuk lebih kritis dan proaktif—tidak lagi terbuai hanya oleh segel plastik dan harga diskon.
Periksa, verifikasi, dan dokumentasi. Bagi pelaku industri dan platform e-commerce, ini adalah alarm untuk memperkuat sistem verifikasi, rantai pasokan, dan edukasi.
Di pasar yang panas dan kompetitif, kejujuran dan keamanan transaksi justru bisa menjadi pembeda utama yang dihargai oleh konsumen.




