Rabu, 10 Desember 2025
Selular.ID -

Indonesia Kembali Jadi Sumber Serangan DDoS Terbesar di Dunia

BACA JUGA

Selular.id – Laporan keamanan siber terbaru dari Cloudflare mengungkapkan bahwa Indonesia masih bertahan sebagai negara sumber serangan Distributed Denial of Service (DDoS) terbesar di dunia untuk triwulan ketiga tahun 2025.

Posisi puncak ini telah dipertahankan sejak kuartal III-2024, menandai tren yang mengkhawatirkan dalam lanskap ancaman digital global.

Data yang dirilis perusahaan keamanan tersebut menunjukkan, dalam lima tahun terakhir—tepatnya sejak kuartal III-2021—persentase permintaan serangan DDoS berbasis HTTP yang berasal dari Indonesia melonjak secara ekstrem, mencapai peningkatan hingga 31.900 persen.

Lonjakan ini merepresentasikan jumlah permintaan HTTP berbahaya yang dikirim untuk membanjiri dan melumpuhkan server target.

Cloudflare mendeteksi sekitar 8,3 juta serangan DDoS pada periode Juli-September 2025.

Angka ini meningkat 15 persen dibanding kuartal sebelumnya dan naik 40 persen secara year-on-year (YoY) dibanding kuartal III-2024.

Sistem keamanan Cloudflare diklaim telah memblokir total serangan tersebut, atau setara dengan rata-rata 3.780 serangan yang dihadang setiap jam.

Dominasi Botnet Aisuru dan Negara-Negara Asia

Gelombang serangan DDoS global pada kuartal ini didominasi oleh aktivitas botnet bernama Aisuru.

Botnet ini dilaporkan telah menginfeksi 1 hingga 4 juta host di seluruh dunia.

Host yang dimaksud mencakup berbagai perangkat yang terhubung ke internet, seperti komputer, server, dan router rumahan yang telah dikompromi.

Kekuatan serangan yang dilancarkan Aisuru tergolong ekstrem, dengan kemampuan melebihi satu terabit per detik (Tbps) dan lebih dari satu miliar paket per detik (Bpps).

Kekuatan semacam ini mampu meruntuhkan berbagai layanan online dan mengganggu stabilitas infrastruktur internet secara signifikan, seperti yang pernah terjadi dalam serangan DDoS 1,5 miliar paket/detik yang menghantam penyedia keamanan Eropa.

Selain Indonesia, daftar sepuluh besar negara sumber serangan DDoS didominasi oleh negara-negara di Asia.

Thailand, Vietnam, Singapura, Bangladesh, dan India termasuk dalam enam besar sumber serangan terbesar triwulan III-2025.

Dominasi kawasan Asia dalam statistik ini menggarisbawahi kompleksitas dan skala ancaman siber di wilayah tersebut.

China Jadi Target Utama, AS dan Filipina Masuk Daftar

Di sisi lain, China kembali menjadi negara yang paling banyak menjadi target serangan DDoS, mempertahankan statusnya sebagai sasaran utama ancaman siber ini.

Selain China, Turki dan Jerman juga tercatat sebagai wilayah yang sering diserang.

Yang menarik adalah perubahan dalam daftar negara yang diserang.

Amerika Serikat, yang sebelumnya tidak termasuk dalam sepuluh besar, kini menempati peringkat kelima sebagai negara yang paling banyak menerima serangan DDoS.

Begitu pula dengan Filipina, yang masuk ke peringkat kesepuluh.

Peningkatan serangan di AS dan masuknya Filipina ke dalam daftar ini menunjukkan perluasan geografis target ancaman DDoS.

Peningkatan serangan DDoS yang konsisten ini bukanlah fenomena baru.

Pasalnya beberapa kejadian juga pernah terjadi di Indonesia serta sejumlah negara di Asia Tenggara.

Tren peningkatan serangan yang lebih canggih dan masif telah dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir, seperti terlihat dalam laporan yang menyebutkan serangan DDoS di 2021 meningkat tajam dan lebih canggih.

Pola serangan juga sering kali menunjukkan korelasi dengan dinamika tertentu, misalnya gejolak di pasar aset digital, sebagaimana pernah diungkap dalam analisis mengenai kaitan antara peningkatan serangan DDoS dengan anjloknya nilai kripto.

Laporan triwulanan Cloudflare ini memberikan gambaran nyata tentang intensifikasi perang siber di dunia digital.

Bertahannya Indonesia di posisi teratas sebagai sumber serangan, diiringi dengan peningkatan jumlah serangan global dan perluasan negara target, menandakan bahwa ancaman DDoS terus berevolusi dan membutuhkan kewaspadaan serta mitigasi yang lebih kuat dari semua pemangku kepentingan, mulai dari tingkat individu, korporasi, hingga pemerintah.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU