Selular.id – ChatGPT dari OpenAI masih menjadi layanan kecerdasan buatan generatif paling populer di dunia pada 2025.
Posisi ini diikuti oleh Claude dari Anthropic dan Perplexity, berdasarkan laporan tahunan “Cloudflare Radar 2025 Year in Review” yang dirilis perusahaan infrastruktur internet global tersebut.
Laporan Cloudflare merangkum berbagai tren internet yang melintasi jaringan globalnya sepanjang tahun, termasuk trafik internet, adopsi sistem operasi mobile, dan popularitas layanan online.
Dalam sorotan khusus AI generatif, Cloudflare mencatat pertumbuhan yang pesat di sektor ini, yang diramaikan oleh kehadiran berbagai chatbot baru.
Meski tidak merinci angka pertumbuhan masing-masing layanan, Cloudflare membeberkan sepuluh nama chatbot AI yang paling banyak digunakan pengguna di seluruh dunia melalui infrastrukturnya.
“Ketiga chatbot ini melengkapi ChatGPT yang sudah lebih dulu hadir dan mempimpin daftar pada laporan Cloudflare 2024,” tulis laporan tersebut, merujuk pada Perplexity, Claude, dan Gemini.
ChatGPT berhasil mempertahankan tahtanya di puncak, mengukuhkan dominasi OpenAI di pasar AI generatif global.
Peringkat kedua ditempati oleh Claude, chatbot besutan Anthropic yang dikenal dengan kemampuan reasoning-nya.
Sementara itu, Perplexity, yang mengusung konsep AI sebagai mesin pencari, berhasil merebut posisi ketiga.
Google Gemini, asisten AI dari raksasa teknologi Mountain View, menempati urutan keempat.
Kehadiran Gemini menunjukkan persaingan ketat di antara pemain besar teknologi.
Urutan kelima hingga kesepuluh diisi oleh Grok, DeepSeek, Microsoft Copilot, Meta AI, You.com, dan Jasper.
Kemunculan DeepSeek, model AI open-source yang dikembangkan perusahaan asal China, dalam daftar sepuluh besar menandakan diversifikasi pemain di kancah global.
Adopsi AI generatif yang meluas turut mendorong peningkatan belanja perusahaan pada layanan infrastruktur cloud, sebagaimana pernah diungkap dalam analisis sebelumnya.
Baca Juga:
Laporan Cloudflare juga menggarisbawahi bahwa meskipun chatbot AI kian populer, layanan internet konvensional masih mendominasi kunjungan pengguna global.
Google tetap menjadi layanan internet yang paling sering dikunjungi, diikuti oleh Facebook, Apple, TikTok, dan Instagram.
Peringkat Instagram naik dari posisi ketujuh pada 2024 menjadi kelima di tahun 2025, menunjukkan peningkatan popularitas platform media sosial tersebut.
YouTube juga mencatat pertumbuhan positif, naik dari peringkat kedelapan ke peringkat ketujuh.
Popularitas layanan AI generatif ini tidak lepas dari upaya massif pengembangan dan integrasi oleh perusahaan teknologi.
Google, misalnya, terus mengembangkan Gemini dan mengintegrasikannya ke dalam berbagai produk, termasuk fitur terjemahan langsung di headphone.
Sementara itu, perusahaan seperti Apple dikabarkan melakukan restrukturisasi tim AI-nya untuk fokus pada pengembangan baru seperti robotika.
Di sisi lain, geliat adopsi AI juga mendorong kebutuhan akan talenta yang mumpuni.
Inisiatif untuk mencetak talenta di bidang cloud dan AI, seperti program pelatihan yang dijalankan Telkomsel dan AWS, menjadi semakin relevan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Laporan Cloudflare ini memberikan gambaran nyata tentang lanskap digital global di tengah euforia AI.
Dominasi ChatGPT mengindikasikan bahwa keunggulan pertama-mover (pemain pertama) dan ekosistem yang kuat masih menjadi faktor penentu.
Namun, kemunculan pemain seperti Claude dan Perplexity menunjukkan bahwa ruang untuk inovasi dan kompetisi masih sangat terbuka.
Perkembangan ini akan terus memacu inovasi dari para pemain, baik yang sudah mapan maupun pendatang baru.
Persaingan di pasar AI generatif diprediksi akan semakin panas, tidak hanya pada model chatbot, tetapi juga pada integrasi ke dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan sehari-hari yang digunakan miliaran orang di seluruh dunia.




