Jumat, 28 November 2025
Selular.ID -

Samsung dan SK Telecom Kembangkan Jaringan 6G dengan AI

BACA JUGA

Selular.id – Dunia masih berjuang mendapatkan cakupan 5G yang memadai, namun dua raksasa teknologi Korea Selatan,

Samsung dan SK Telecom (SKT), telah melangkah lebih jauh dengan menandatangani kesepakatan baru untuk bersama-sama mengembangkan teknologi 6G.

Fokus utama kolaborasi ini adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mengelola jaringan masa depan.

Kemitraan strategis ini bertujuan mengubah jaringan akses radio masa depan—bagian yang menghubungkan ponsel ke menara seluler—menjadi sistem cerdas yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi di sekitarnya.

Samsung Research dan Network Technology Office milik SKT akan memimpin pengembangan, dengan Samsung menyumbangkan keahlian di bidang perangkat keras dan SKT menyediakan kondisi jaringan dunia nyata untuk pengujian.

Lalu, apa peran konkret AI dalam jaringan 6G? Perusahaan menyoroti tiga komponen utama. Pertama, estimasi saluran berbasis AI, yaitu perangkat lunak yang memprediksi distorsi sinyal dan memperbaikinya sebelum pengguna menyadari masalah—terutama berguna di kota padat di mana sinyal nirkabel memantul ke segala arah. Kedua,

Distributed MIMO yang memungkinkan antena dari berbagai lokasi bekerja sama, bukan beroperasi secara terisolasi, sehingga memberikan cakupan yang lebih kuat dan luas. Ketiga, penjadwalan dan perutean berbasis AI yang membuat keputusan lebih cerdas tentang ke mana data harus didorong saat jaringan padat, mengurangi kemacetan.

Samsung telah memulai persiapan untuk 6G sejak 2019 dan saat ini memiliki klien jaringan besar seperti Verizon, Airtel, dan O2.

Sementara itu, SK Telecom menawarkan lingkungan pengujian langsung yang sangat besar di dalam Korea Selatan.

Kombinasi ini diharapkan dapat mempercepat perpindahan ide dari laboratorium ke dunia nyata.

Kedua perusahaan ini merupakan bagian dari AI-RAN Alliance, kelompok global yang berupaya menstandarisasi pendekatan baru ini. Salah satu proposal mereka—penggunaan AI untuk estimasi saluran—telah diterima sebagai item kerja resmi, dan hasil penelitian awal dipamerkan bulan ini. Seperti yang pernah diungkap dalam diskusi mengenai wawasan 5G sebagai pilar penting bagi pengembangan 6G, fondasi teknologi sebelumnya memang sangat krusial untuk lompatan generasi berikutnya.

Meskipun 6G komersial tidak diharapkan hadir hingga sekitar 2028, kolaborasi ini bertujuan memastikan bahwa ketika transisi akhirnya terjadi, jaringan menjadi jauh lebih cerdas daripada apa yang beroperasi saat ini. Alih-alih hanya mengejar kecepatan teoritis yang lebih tinggi, Samsung dan SKT ingin 6G memberikan pengalaman lebih baik dalam situasi sehari-hari—seperti stadion penuh, gedung perkantoran tinggi, atau lokasi lain di mana 5G masih mengalami kendala.

Perkembangan ini juga selaras dengan tren global di mana berbagai negara mulai mempertimbangkan aspek keamanan dan kemandirian dalam infrastruktur jaringan masa depan, seperti yang terlihat dalam pembahasan kemandirian digital Jerman yang mengkaji larangan jaringan 6G dari vendor tertentu.

Persaingan dalam pengembangan 6G semakin mengglobal dengan melibatkan berbagai pemain kunci.

Jika segala sesuatunya berjalan sesuai harapan, pengguna mungkin tidak akan lagi peduli versi “G” mana yang tertulis di ponsel—karena koneksi akan berfungsi dengan mulus di berbagai kondisi.

Inilah visi yang coba diwujudkan melalui integrasi AI mendalam ke dalam arsitektur jaringan fundamental.

Dengan persiapan matang yang dilakukan kedua perusahaan, termasuk lingkungan pengujian riil dari SKT dan portofolio klien global Samsung, pengembangan 6G berbasis AI ini memiliki peluang besar untuk mencapai implementasi praktis yang sukses.

Kolaborasi antara raksasa hardware dan operator telekomunikasi ini menciptakan sinergi ideal untuk menghadirkan terobosan dalam dunia konektivitas nirkabel.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU