Sabtu, 6 Desember 2025
Selular.ID -

Saat NextDev dari Telkomsel Atasi Minimnya Startup AI di Indonesia

BACA JUGA

Selular.id – Telkomsel melalui program inkubasi startup digital NextDev menjadi jawaban terkait minimnya startup yang adoposi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memberikan tanggapan resmi terkait temuan dalam laporan e-Conomy SEA 2025 dari Google, Temasek, dan Bain & Company.

Laporan tersebut menempatkan Indonesia di posisi pertama untuk adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) di Asia Tenggara, namun di sisi lain, jumlah startup AI dalam negeri justru tergolong rendah.

Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, mengungkapkan bahwa kesenjangan konektivitas menjadi salah satu faktor penyebab utama minimnya startup AI di Tanah Air.

“Connectivity hanya bagus di perkotaan, cuma secara rata-rata kecepatan ada yang bagus, ada yang belum bagus,” jelas Edwin kepada Selular, (14/11/2025).

Selain masalah konektivitas, Edwin juga menyoroti ketersediaan infrastruktur komputasi sebagai tantangan berikutnya.

“Nomor dua apa? Computing. Artinya sudah tersedia tempat-tempat seperti GPU atau data center, di mana bisa melakukan computing,” tambahnya.

Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa meski adopsi AI tinggi, fondasi infrastruktur digital masih perlu diperkuat untuk mendukung pertumbuhan startup AI.

Telkomsel Berikan Solusi

Program inkubasi startup digital NextDev milik Telkomsel telah melibatkan lebih dari 6.500 startup dalam perjalanan 11 tahunnya.

Tahun ini, program tersebut akan berfokus pada integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dan solusi inovatif untuk menjawab tantangan sosial dan lingkungan di Indonesia.

VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi, mengungkapkan bahwa NextDev yang didirikan sejak 2015 telah menjadi salah satu inisiatif paling berpengaruh dalam ekosistem social impact startup di tanah air.

Program ini secara konsisten memberdayakan wirausaha muda untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi yang relevan dengan masalah masyarakat.

“NextDev menjadi ruang bagi generasi muda untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan inovatif, sembari menciptakan solusi yang relevan dengan tantangan masyarakat Indonesia,” kata Fahmi dalam keterangan resminya, yang Selular kutip (17/11/2025).

Hingga tahun ke-11 penyelenggaraannya, program ini tidak hanya mencatat partisipasi ribuan startup, tetapi juga menambahkan penilaian pada potensi skalabilitas bisnis dan penerapan nilai-nilai ESG (Environmental, Social, and Governance).

Pendekatan ini semakin memperkuat kontribusi NextDev dalam membangun ekosistem startup yang berkelanjutan.

Kurikulum Berbasis AI Sejak Tahap Seleksi

Dalam penyelenggaraan terbaru, NextDev menerapkan AI-Powered Innovation Curriculum sejak tahap seleksi awal.

Fokusnya adalah pada startup yang mengintegrasikan AI dalam solusi inovatif mereka untuk menjawab tantangan sosial dan lingkungan yang semakin kompleks.

Fahmi menegaskan bahwa pendekatan ini bukan sekadar mengadopsi teknologi terkini, tetapi lebih pada bagaimana inovasi tersebut memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Kami percaya, AI bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana inovasi tersebut memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Transformasi kurikulum ini sejalan dengan perkembangan ekosistem digital Indonesia yang semakin dinamis.

Program ini menjadi wujud komitmen Telkomsel dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi era disrupsi teknologi yang terus berakselerasi.

Seperti yang tercatat dalam proses rekrutmen early stage startup sebelumnya, Telkomsel konsisten mengembangkan metodologi yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Perubahan kurikulum ini menjadi langkah strategis dalam menyiapkan talenta digital masa depan.

Merespons Kesenjangan Talenta Digital

Fahmi mengungkapkan data yang cukup mengkhawatirkan mengenai kesenjangan talenta digital di Indonesia.

Menurutnya, Indonesia masih membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital terampil hingga 2030.

Sementara itu, pendidikan formal seperti perguruan tinggi hanya mampu memasok 6 juta talenta.

Data World Economic Forum 2025 memperkuat urgensi ini dengan mencatat bahwa 92 juta pekerjaan di dunia berpotensi tergantikan oleh otomatisasi pada 2030.

Kabar baiknya, 69 juta peran baru akan muncul pada waktu yang sama, menciptakan peluang sekaligus tantangan dalam transformasi ketenagakerjaan.

“Kondisi tersebut menandakan perlunya peningkatan keterampilan dan kepemampimpinan yang siap menghadapi era AI,” tegas Fahmi.

Tantangan inilah yang kemudian mendorong semua pihak untuk bergerak, termasuk Telkomsel melalui program-program unggulannya.

Program serupa juga dikembangkan oleh berbagai pihak, seperti yang dilakukan InDrive melalui program UpDrive dan Sinar Mas Land Digital Hub yang mengintegrasikan pengembangan talenta dengan venture capital dan inkubasi startup.

Komitmen Membangun Generasi Muda Adaptif

Telkomsel melalui dua program unggulannya, IndonesiaNEXT dan NextDev, berkomitmen membangun generasi muda Indonesia yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Fokus utamanya adalah pada penguasaan Artificial Intelligence (AI), startup digital, dan inovasi berbasis solusi sosial.

Hingga penyelenggaraan IndonesiaNEXT ke-9, program ini telah menghasilkan lebih dari 8.000 sertifikasi digital bagi talenta muda dari 38 provinsi.

Total jangkauannya mencapai lebih dari 96.000 peserta secara kumulatif, menunjukkan skalabilitas dan dampak yang signifikan.

“Kurikulum terbaru bahkan telah mengusung AI dan generative AI, serta sertifikasi internasional yang mencakup AI prompting, UI/UX, dan digital marketing,” jelas Fahmi.

Langkah ini memperkuat posisi program Telkomsel dalam menyiapkan talenta yang kompetitif di tingkat global.

Integrasi AI dalam kurikulum NextDev tidak hanya sekadar tren, tetapi menjadi respons terhadap kebutuhan riil industri.

Startup yang lahir dari program ini diharapkan mampu menciptakan solusi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga memiliki dampak sosial yang terukur dan berkelanjutan.

Perkembangan program NextDev dari tahun ke tahun menunjukkan evolusi yang signifikan dalam pendekatan inkubasi startup di Indonesia.

Dari fokus awal pada digital entrepreneurship, kini bergerak menuju penguatan capability building dengan basis teknologi mutakhir seperti AI.

Ke depan, kolaborasi antara korporasi, startup, dan pemerintah akan semakin krusial dalam menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.

NextDev Telkomsel telah membuktikan kontribusinya melalui ribuan startup yang telah dilibatkan selama lebih dari satu dekade.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU