Minggu, 7 Desember 2025
Selular.ID -

Pasar Sudah Berubah, Operator Kini Tak Lagi Mengejar Sebanyak-banyaknya Jumlah Pelanggan

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Menjelang akhir 2025, jumlah pelanggan dua operator selular terbesar di Indonesia, Telkomsel dan Indosat menunjukkan penurunan.

Kondisi itu terbilang unik, karena pada tahun-tahun sebelumnya, operator selalu berupaya meningkatkan jumlah pelanggan, sebagai upaya meningkatkan pendapatan sekaligus mendorong reputasi perusahaan.

Meski demikian, penurunan ini tidak selalu berarti melemahnya industri, karena menunjukkan fokus perusahaan pada pelanggan yang lebih produktif, terutama mereka yang bersedia mengkonsumsi data tinggi.

Tercatat, total jumlah pelanggan Telkomsel pada semester I-2025 mengalami penurunan, menjadi 158,4 juta. Angka itu turun tipis dari 159,88 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Telkomsel yang merupakan operator selular terbesar di Indonesia, menyebutkan bahwa penurunan terjadi karena pergeseran perilaku konsumen dari penggunaan multi-SIM ke single-SIM.

Di sisi lain, anak perusahaan PT Telkom dan Singtel itu,  juga berupaya mengejar dan mempertahankan pelanggan berkualitas (high value costumer), dengan  mengurangi pelanggan dengan nilai lebih rendah.

Telkomsel juga menyederhanakan produk agar lebih mudah diakses pelanggan, yang diharapkan dapat meningkatkan retensi agar tidak pindah ke operator lain.

Meskipun mengalami penurunan jumlah pelanggan, Telkomsel mengklaim bahwa lalu lintas data dan jumlah pelanggan IndiHome – yang merupakan layanan fixed broadband – tetap tumbuh.

Tercatat, lalu lintas data Telkomsel meningkat, terutama selama periode seperti libur Natal dan Tahun Baru (NARU) dan bulan Ramadan – Idul Fitri (RAFI) 2025.

Baca Juga: Bisnis Menara Telekomunikasi Hadapi Stagnasi Imbas Merger Operator

Selama RAFI 2025, lonjakan trafik broadband mencapai 12% lebih tinggi dibandingkan hari biasa dan 15,7% lebih tinggi dibandingkan RAFI 2024, didorong oleh penggunaan layanan media sosial, instant messagingvideo streaming, dan mobile gaming.

Begitu pun dengan jumlah pelanggan IndiHome terus meningkat, mencapai 11,3 juta pelanggan (B2C dan B2B) pada kuartal II 2025, naik 7,1% dari tahun sebelumnya. Khusus pelanggan residensial (B2C) mencapai 10,1 juta, meningkat 10% secara tahunan (YoY).

Dengan animo masyarakat yang semakin tinggi terhadap layanan fixed broadband, karena memiliki kelebihan dalam hal koneksi dan stabilitas jaringan internet, Telkomsel menargetkan penambahan 1 juta pelanggan IndiHome pada akhir 2025.

Seperti halnya Telkomsel, Indosat juga mengalami penurunan jumlah pelanggan sebanyak 4 juta pada kuartal III/2025 secara tahunan, dari 99 juta menjadi 95 juta pelanggan.

Penurunan ini terjadi sebagai dampak dari strategi perusahaan yang berfokus menjaring pelanggan berkualitas.

Director and Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Bilal Khazmi, menjelaskan bahwa perusahaan sedang berfokus pada peningkatan kualitas layanan pelanggan.

Strategi ini diwujudkan melalui penambahan BTS, khususnya 4G, dan perluasan titik distribusi penjualan di seluruh Indonesia.

“Dengan layanan optimal dan pengalaman yang semakin personal, Indosat optimis dapat meningkatkan customer stickiness,” kata Bilal di Jakarta (10/11/2025).

Customer stickiness merujuk pada kecenderungan pelanggan untuk terus menggunakan layanan suatu bisnis secara berulang meskipun ada alternatif kompetitif.

Konsep loyalitas transaksional ini menjadi kunci dalam industri telekomunikasi yang semakin kompetitif, di mana pelanggan bertahan karena nilai praktis seperti kemudahan dan manfaat unik.

Penurunan pelanggan Indosat terutama terjadi di segmen prabayar dengan pengurangan hingga 4 juta pelanggan secara tahunan.

Berbeda dengan Indosat dan Telkomsel, jumlah pelanggan XLSmart justru meningkat  pada 2025, meskipun ada sedikit penurunan pada kuartal kedua (Q2) karena adanya aksi merger.

Sepanjang Q3-2025, XLSmart melaporkan total pelanggan mencapai 79,6 juta. Jumlah itu meningkat 36% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan basis pelanggan itu, juga diiringi dengan peningkatan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) campuran (blended) yang mencapai sekitar Rp39 ribu.

Meski mencatat kenaikan, sejatinya ARPU sebesar itu masih di bawah pencapaian sebelumnya. Untuk diketahui, sebelum melakukan merger dengan Smarfren, ARPU XL Axiata pada kuartal pertama 2024 sempat menyentuh Rp 44.000.

Seperti halnya XLSmart, ARPU Indosat juga mengalami kenaikan. ARPU anak perusahaan Qatar Telecom dan Hutchison Hong Kong itu, pada Q3-2025 adalah sekitar Rp40.000. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 3,6% secara kuartalan dibandingkan kuartal sebelumnya..

Berbeda dengan XLSmart dan Indosat yang mencatat kenaikan ARPU, Telkomsel justru mengalami penurunan. Tercatat, ARPU Telkomsel pada semester I-2025 adalah sebesar Rp41.800 per pengguna. Angka itu menciut 7,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski nilai ARPU masing-masing operator terbilang fluktuatif, sejatinya operator masih memilki ruang untuk menaikan tarif sehingga dapat mendorong peningkatan ARPU.

Berdasarkan riset Bahana Sekuritas yang diterbitkan pada 2018, idealnya ARPU operator selular harus di atas Rp 40 ribu.

Dengan ARPU sebesar itu, kinerja keuangan operator akan jauh lebih stabil. Sehingga operator memiliki kemampuan untuk menggembangkan layanan, mempertahankan kualitas jaringan, sekaligus melakukan penggembangan teknologi.

Baca Juga: Operator Seluler Tunggu Lelang 700 MHz dan 26 GHz, Minta Harga Terjangkau

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU