Rabu, 10 Desember 2025
Selular.ID -

Krafton Investasi Rp 1,4 Triliun untuk AI, Buka Program Resign Sukarela

BACA JUGA

Selular.id – Krafton, penerbit game asal Korea Selatan yang terkenal dengan PUBG dan Subnautica 2, mengumumkan transformasi besar-besaran menuju perusahaan “AI-First”.

Perusahaan akan menggelontorkan investasi sebesar 130 miliar Won Korea atau setara Rp 1,4 triliun untuk membangun infrastruktur agentic AI yang ditargetkan selesai pada 2026.

Langkah strategis ini diiringi dengan pembukaan program pengunduran diri sukarela bagi karyawan domestiknya.

Bersamaan dengan rencana adopsi AI secara masif, Krafton membuka opsi resign sukarela untuk karyawan di dalam negeri.

Program ini menawarkan paket pesangon yang menarik, disesuaikan dengan masa kerja setiap karyawan.

Karyawan dengan masa kerja satu tahun atau kurang berhak mendapatkan paket senilai 6 kali gaji, sementara yang telah bekerja lebih dari 11 tahun bisa menerima paket hingga 36 kali gaji.

Seorang perwakilan Krafton menegaskan bahwa program ini bukan upaya pengurangan tenaga kerja.

“Tujuan utamanya adalah untuk mendukung anggota (karyawan) agar secara proaktif merancang arah perubahan mereka dan menghadapi tantangan baru, baik dari dalam dan luar perusahaan di tengah era transformasi AI,” jelas perwakilan tersebut kepada Business Korea, seperti dikutip Selular.id.

Chief Financial Officer (CFO) Krafton, Bae Dong-geun, juga telah menginformasikan kepada investor bahwa perusahaan akan membekukan perekrutan karyawan baru.

Perekrutan hanya akan dibuka untuk divisi yang mengembangkan kekayaan intelektual orisinal dan tim yang secara khusus menangani pengembangan AI.

Kebijakan ini semakin mempertegas komitmen Krafton untuk benar-benar fokus pada integrasi teknologi kecerdasan buatan.

Apa Itu Agentic AI dan Implikasinya?

Agentic AI yang menjadi fokus investasi Krafton merujuk pada sistem kecerdasan buatan yang mampu bertindak secara otonom dengan intervensi manusia yang minimal.

Infrastruktur AI semacam ini diharapkan dapat mengoptimalkan berbagai proses di dalam perusahaan, meski dalam praktiknya, adopsi teknologi baru seringkali membawa dinamika tersendiri.

Pergeseran fokus ke teknologi otomatisasi seperti ini kerap memicu evaluasi ulang terhadap struktur sumber daya manusia, sebuah fenomena yang juga pernah menyentuh perusahaan telekomunikasi seperti yang diulas dalam kasus yang melibatkan serikat pekerja.

Langkah Krafton ini bukan yang pertama di industri. Sebelumnya, Electronic Arts (EA) juga telah mendorong karyawannya untuk aktif memanfaatkan AI, termasuk melalui kursus pelatihan dan penggunaan chatbot internal bernama ReefGPT.

Namun, laporan dari Business Insider mengungkap bahwa implementasi AI tidak selalu mulus.

ReefGPT disebut rentan berhalusinasi dan menghasilkan kode pemrograman yang buruk, sehingga justru menambah pekerjaan karyawan yang harus mengecek dan memperbaikinya.

Transformasi Digital dan Tantangan di Industri Kreatif

Laporan dari platform freelancing Upwork menguatkan kompleksitas adopsi AI di tempat kerja.

Sebanyak 77 persen pekerja melaporkan bahwa alat AI justru menambah beban kerja mereka.

Temuan ini menunjukkan bahwa transisi ke sistem yang lebih otomatis memerlukan penyesuaian dan strategi implementasi yang matang, tidak hanya sekadar investasi teknologi.

Isu efisiensi versus beban kerja baru ini menjadi pertimbangan penting bagi banyak perusahaan di era digital, termasuk yang bergerak di sektor hiburan dan teknologi.

Meski menghadapi tantangan, perkembangan teknologi AI dianggap sebagai sebuah keniscayaan.

Survei menunjukkan bahwa sekitar 87 persen pengembang game telah mengadopsi AI dalam proses produksinya.

Investor pun terus menaruh keyakinan besar pada potensi teknologi ini untuk mendorong efisiensi dan inovasi.

Keputusan Krafton untuk berinvestasi besar-besaran di AI mencerminkan keyakinan yang sama, meski harus diikuti dengan penyesuaian struktur organisasi, termasuk melalui program resign sukarela yang kontroversial namun diklaim sebagai bentuk dukungan bagi karyawan dalam menghadapi perubahan.

Dengan rencana infrastruktur AI yang akan direalisasikan pada 2026, dunia akan menanti bagaimana transformasi “AI-First” Krafton ini akan mempengaruhi lanskap industri game dan masa depan tenaga kerja di dalamnya.

Langkah ini menjadi penanda betapa transformasi digital telah menyentuh inti dari model operasional perusahaan, menuntut adaptasi dari semua pihak yang terlibat.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU