Minggu, 23 November 2025
Selular.ID -

Google Luncurkan Fitur Deteksi Konten AI di Gemini, Bisa Cek Foto Asli atau Palsu

BACA JUGA

Selular.id – Google resmi meluncurkan fitur baru yang memungkinkan pengguna aplikasi Gemini mendeteksi apakah suatu gambar merupakan konten asli atau buatan kecerdasan buatan (AI).

Fitur ini hadir sebagai respons terhadap maraknya penyebaran deepfake dan disinformasi yang memanfaatkan teknologi AI.

Pengguna cukup menanyakan “Is this AI-generated?” kepada Gemini, dan asisten AI tersebut akan memberikan jawaban mengenai keaslian gambar tersebut.

Pada tahap awal peluncuran, kemampuan verifikasi ini hanya terbatas pada pendeteksian gambar.

Google mengonfirmasi bahwa sistem verifikasi untuk konten video dan audio akan menyusul dalam waktu dekat.

Pengumuman ini disampaikan mengutip laporan The Verge pada Jumat (21/11/2025).

Ekspansi fitur deteksi konten AI ini tidak hanya akan terbatas di aplikasi Gemini.

Rencananya, Google akan mengintegrasikan kemampuan serupa ke dalam mesin pencari Search.

Langkah ini sejalan dengan permintaan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang mendorong platform global menyediakan fitur deteksi konten AI untuk memerangi informasi palsu.

Evolusi Sistem Verifikasi Konten

Saat ini, sistem verifikasi konten di Gemini mengandalkan teknologi SynthID, yaitu sistem watermark AI yang dikembangkan Google.

Watermark digital ini tertanam dalam gambar yang dihasilkan oleh model AI Google, memungkinkan identifikasi konten buatan AI.

Namun, perkembangan lebih signifikan akan terjadi ketika Google memperluas verifikasi untuk mendukung kredensial konten C2PA (Coalition for Content Provenance and Authenticity).

Standar industri ini memungkinkan pelacakan sumber dan riwayat konten yang dihasilkan oleh berbagai tool AI dan software kreatif, termasuk model generatif seperti Sora dari OpenAI.

Google juga mengumumkan bahwa gambar yang dihasilkan oleh model Nano Banana Pro akan memiliki metadata C2PA yang tertanam.

Kabar ini menjadi angin segar kedua bagi C2PA dalam seminggu, setelah TikTok mengonfirmasi akan menggunakan metadata C2PA sebagai bagian dari sistem watermarking tersembunyi mereka untuk konten AI.

Tantangan dan Masa Depan Verifikasi Konten

Meskipun verifikasi konten manual di Gemini memberikan solusi praktis bagi pengguna, efektivitas sistem ini masih bergantung pada adopsi yang lebih luas oleh platform media sosial.

Kredensial C2PA dan watermark seperti SynthID tidak akan mencapai potensi maksimalnya hingga platform media sosial secara otomatis menandai konten yang dihasilkan AI, alih-alih membebankan tanggung jawab verifikasi kepada pengguna individu.

Langkah Google ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak negatif teknologi AI.

Kemudahan dalam membuat konten visual palsu melalui AI telah memicu perpecahan dan spekulasi liar di masyarakat.

Bahkan pemerintah melalui Kementerian Kominfo telah menindak jutaan konten ilegal yang beredar di dunia digital.

Integrasi fitur deteksi konten AI di mesin pencari Google Search di masa depan akan memberikan dampak yang lebih signifikan.

Dengan miliaran pencarian harian, kemampuan untuk mengidentifikasi konten buatan AI secara real-time dapat menjadi benteng pertahanan penting melawan disinformasi.

Perkembangan teknologi verifikasi konten ini juga sejalan dengan upaya berbagai perusahaan teknologi dalam membangun ekosistem digital yang lebih aman.

Seperti yang dilakukan berbagai aplikasi yang terus meningkatkan fitur keamanannya, inovasi Google di bidang deteksi konten AI diharapkan dapat menjadi standar baru dalam industri teknologi.

Keberhasilan implementasi sistem verifikasi konten yang komprehensif akan sangat bergantung pada kolaborasi antara pengembang teknologi, platform media sosial, dan regulator.

Dengan pendekatan multi-sektor, diharapkan teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk kebaikan tanpa mengorbankan keamanan dan kepercayaan pengguna.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU